Langsung ke konten utama

Pakan Salasa

[caption id="attachment_377" align="alignright" width="300"]Pasa Serikat "PAKAN SALASA"Foto: Koleksi Pribadi Pasa Serikat "PAKAN SALASA"
Sumber Gambar: Milik Sendiri
[/caption]

Sudahkah tuan dan engku lihat pakan kita? Sudah lama diganti orang dengan bangunan yang baru. Ada yang berpendapat kalau labiah rancak dari yang dahulu, memang benar tuan. Sekarang ada tempat parkir, lebih luas dan diharapkan tidak macet lagi apabila hari pakan. Namun menurut pendapat sebagian orang masih tetap macet tuan. Entah apa lagi penyebabnya sekarang ini tuan.?

Dahulu, pakan dikampung kita terlihat berbeda, lain dari yang lain. Sebab kebanyakan pakan-pakan di nagari lain hampir sama saja tipe atau jenisnya. Bangunan los memanjang apakah itu vertikal ataupun horizontal apabila dipandangi dari arah jalan. Tidak demikian dengan bangunan pakan di kampung kita dahulunya. Pada bagian muka terdapat jajaran ruko bertingkat dua yang disewakan, sedangkan bangunan los terdapat dibagian belakangnya. Ruko ini menghalangi pandangan orang dari jalan ke arah dalam pakan.

[caption id="attachment_363" align="alignleft" width="300"]Disinilah tempat ruko lama itu berdiri dahulunya. Sekarang telah menjadi lapangan parkir.Sumber Foto: Koleksi Pribadi Disinilah tempat ruko lama itu berdiri dahulunya. Sekarang telah menjadi lapangan parkir.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

Pada masa sekarang, ruko tersebut telah diruntuhkan, lahan tempat ruko itu berdiri dijadikan orang sebagai tempat parkir pada masa sekarang. Adakah tuan dan engku memiliki atau mendapat foto lama pakan kita ini? kalau ada, mintalah kami tuan..

Satuhal yang membuatk kami kesal, dan kami yakin tuan dan engkupun kesal pula. Yakni perkara nama pakan kita ini, pakan kita ini bernama “PAKAN SALASA”. Kenapa diberi nama demikian? Karena diadakan setiap hari Selasa dan Jum’at, pakan dimulai pada waktu tengah hari sampai petang hari. Itulah kenapa diberi nama PAKAN SALASA.

Namun jiran kita di sebelah sangatlah keras betul hati mereka, entah sombong atau congkak, atau karena memang tidak berakal. Sudah tahu kalau pekan ini diselenggarakan oleh dua nagari, diadakan di persimpadanan kedua nagari. Tapi masih tetap dengan keras hati menamakan pakan ini dengan nama nagari mereka.

[caption id="attachment_366" align="alignright" width="300"]Arah ke Simpang Ampek Magek.Menurut Tuan bergunakah plang himbauan tersebut?<br/>Sumber Gambar: Milik Sendiri Arah ke Simpang Ampek Magek.
Menurut Tuan bergunakah plang himbauan tersebut?
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

Selama ini, kita orang Kamang sudah sangat baik sekali cara menanggapi sikap keras hati dan tak berakal mereka ini. Selama ini, orang Kamang hanya diam, paling parah maupek dalam hati atau di belakang mereka. Memang begitu petuah orang tua dahulu “urang nan indak baraka tu jan dilawan juo. Kalau dilawan, samo ndak baraka no jo awak..

Namun sayangnya, beberapa orang luar yang tak faham duduk permasalahannya menyangka bahwa memang itulah nama pakan kita ini. Beberapa orang di rantau kami ini bertanya dari mana asal kami, lalu kami jawab “Dari Kamang engku..

Si penanya berfikri sejenak lalu kemudian bertanya balik “O.. yang dekat Pasa M4g3k itu ya,,?

Dengan menahan kesal dan sedih lalu kami menjawab sambil berusaha memberikan senyuman kami yang termanis “Betul engku..

Hah.. bagaimana perasaan tuan sekalian, orang luar lebih kenal nama Pakan kita ini dengan nama PASA M4G3K.

Maafkan kami tuan, apabila tuan dan engku sekalian menganggap kami telah mengangkat perkara yang tak patut..

 

Kami yakin ada beberapa diantara tuan, engku, dan rangkayo yang berkeinginan melihat rupa pakan baru kita ini. Silahkan di tengok:

[caption id="attachment_362" align="aligncenter" width="224"]DSCF1921 Terdapat dua los, masing-masing los dibagi menjadi dua jalur, tempat lalu pembeli ialah di tengah-tengah. ini merupakan los sebelah kanan atau sebelah kiri apabila kita pandangi dari arah jalan.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_365" align="aligncenter" width="224"]DSCF1906 Ini merupakan los sebelah kiri atau sebelah kanan apabila kita tengok dari arah jalan.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_364" align="aligncenter" width="300"]DSCF1905 Ini merupakan gambar dari ke dua los tersebut. Namun maafkan kami tuan, tak sempurna pengambilan gambarnya.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_368" align="aligncenter" width="300"]DSCF1909 Ini merupakan gambar keadaan di dalam los. "cukup bersihkan tuan..?"[/caption]

[caption id="attachment_371" align="aligncenter" width="300"]DSCF1912 gambar lain yang memperlihatkan keadaan bagian dalam los pakan kita.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_378" align="aligncenter" width="224"]DSCF1919 Inilah kasau, lae, dan kudo-kudo. semuanya serba "up to date". sudah jauh kita dari alam tuan..:-(
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_370" align="aligncenter" width="300"]DSCF1911 Sisa-sisa bangunan lama. Inilah los yang masih dibiarkan berdiri menanti ajal. Kalau kami tak salah, los ini dahulunya dipakai oleh orang berjualan daging dan "santo".
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_376" align="aligncenter" width="300"]DSCF1917 Sisa bangunan lama, kalau tak salah ini dahulunya digunakan sebagai gudang. entahlah kini tuan..
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_375" align="aligncenter" width="300"]DSCF1916 Sisa bangunan lama, sama kegunaannya dengan gambar di atas tuan.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_374" align="aligncenter" width="300"]DSCF1915 Sisa bangunan lama, sudah rusak tak terawat.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_367" align="aligncenter" width="224"]DSCF1908 Bangunan kedai di sampi los. Disewakan kepada para pedagang, kedai ini tetap buka walau hari tidak pekan.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_369" align="aligncenter" width="300"]DSCF1910 Sisa potongan santo. Dahulu semasa kanak-kanak, kami dan beberapa orang kawan mendatangi pakan. Disini kami berlari-lari, bermain-main, menikmati kelengangan pakan. Serasa jadi raja pula sebab tak ada orang yang mengganggu. Selain itu kami juga mencari sisa-sisa potongan santo yang dibiarkan tergeletak begitu saja oleh penjual santo di losnya. Kami mengambil dan menggunakannya sebagai rokok. Ya.. pantas banyak anak bujang-bujang Kamang yang perokok, sebab sedari kanak-kanak sudah belajar..:-(
Hingga kini rupanya masih demikian adanya..:-)
syukurlah masih ada yang belum berubah..
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]

[caption id="attachment_373" align="aligncenter" width="300"]DSCF1914 Bagian Belakang pakan yang cukup rapi dan bersih..:-)p[/caption]

[caption id="attachment_372" align="aligncenter" width="224"]DSCF1913 Perjuangan seekor kucing untuk bertahan hidup tuan..:-(
"Sesungguhnya itu menjadi pertanda bagi orang-orang yang berfikir.." demikian kata Rabb kita dalam KitabNya duhai tuan.
Sumber Gambar: Milik Sendiri[/caption]


tahukah tuan asal mula kata los?

Berasal kata loods dari Bahasa Belanda. Artinya kalau kami tak salah ialah tempat berjualan.

 

 

Komentar

  1. Krang barasiah lingkungan nyo! Msik bnyak sarok baserak

    BalasHapus
  2. batua tuan, baitulah kaadaan di kampuang. kini tagantuang di nan mudo lai, lai bisa barubah jo maubah atau indak. kalau nan gaek-gaek ko agak sulik maubahno. lah tabiaso dari kaciak mambuang sarok ka dalam parak atau dima nan takana sen.

    BalasHapus
  3. […] yang dahulu tempat kita menghabiskan masa remaja di kampung. Ada sekolah SMP (SMP N 1 Kamek) di Pakan Salasa-Pintu Koto, SMA di Pintu Koto (SMU N 1 Kamek), dan Sanawiyah di Ampang (MTsN […]

    BalasHapus
  4. […] kita berbelok ke kanan maka kita akan sampai ke SMP N 1 Kamang Magek dan Pakan Salasa. SMP terletak tepat diperbatasan antara Nagari Kamang dan Magek. Tepatnya tanah ini dahulunya ialah […]

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum