Berdasarkan keterangan Tambo Alam Minangkabau, adat Minangkabu sudah dimulai sejak zaman Si Srimaharaja Diraja, salah seorang dari tiga titisan darah Iskandar Zulkarnain ( ahlu l-bait ). Dua orang lainnya juga disebut dalam Tambo Adat dan Tambo Alam Minangkabau, seperti keterangan terdapat dalam Tambo “Alam Surambi Sungai Pagu” [1] sbb: Seorang bernama //12 Si Maharaja Alif, seorang bernama Si Maharaja Dipang nan seorang bernama //13 Si Maharaja Diraja, ialah anak raja Iskandar Zulkarnain // 14 Khalifatullah Makuta Alam Johan berdaulat bi inayat Allāh. // 15 taslim bi Allāh ta’alā. ‘Alam dawam bi barakati Muhammad saiyidillāh bait ya rabb al-‘alamīn. Maka terkabarlah bau yang harum merasuk yang asli. Dua saudara tadi Si Maharaja Alif dan Si Maharaja Depang menyebar ke Negeri Ruhun dan Cina, sementara Si Srimaharaja Diraja ke Minangkabau (ketika itu belum bernama Minangkabau, tetapi wilayahnya luas, seluas daerah Rumpun Melayu nusantara). Mereka ialah ahl l-bait (penguhuni baiti). Ah...