Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label anak nagari

Manangkok Sipatuang

[caption id="attachment_1078" align="alignleft" width="300"] Maaf engku dan encik sekalian. Yang ada di kami ialah gambar karirawai. Diambil pada salah satu perak di kampung kita.[/caption] Masihkah engku dan encik ingat dengan jenis permainan ini? Indah bukan, kalau kita berkawan baik dengan alam. Saling memberi dan saling menerima, sungguh sesuatu yang serasi, sepadan, dan kata orang seimbang. Namun tak pula patut pabila dikatakan ini semacam permainan, walau kenyataannya tatkala melakukan hal ini, kita lakukan dengan penuh kesenangan, kegembiraan, dan rasa tertantang. Yang melakukan ialah lelaki dan perempuan. Melatih kesabaran, ketangkasan, dan keberanian sebab tidak semua anak sanggup melakukannya. Bahkan ada yang takut dan tidak berani hanya untuk sekadar menyentuh sipatuang. Berkat permainan ini pulalah kita faham bagaimana caranya memegang sipatuang itu. Di kampung kita pada masa itu ada musimnya. Tidak setiap saat sipatuang berterbangan di kamp...

Main Gatan

[caption id="attachment_1062" align="alignleft" width="300"] Salah satu "rumah tingga" di kampung kita di Tarok. Maaf engku dan encik gambar tak bersesuaian.[/caption] Masih ingatkah encik dengan permainan ini? Masih adakah anak gadis kaciak kita di kampung pada masa sekarang memainan ini? Kalau kami tak salah, permainan ini khusus dimainkan oleh anak perempuan. Merupakan suatu permainan yang melatih ketangkasan seorang anak. Sungguhlah kalau dapat dan hendak memahami dengan hati lapang dan bersih. Maka akan kita dapati bahwa segala permainan yang kita mainkan pada masa kanak-kanak sangat berfaedah bagi kehidupan kita setelah dewasa. Permainan ini menggunaan bola dan atak. [1] Bola nya terbuat dari daun bayua   dimana dikulipehi [2] selapis kemudian kulipehi nya tersebutlah yang dililitkan hingga membentuk sebuah bola. Atau dapat juga digunakan kajai [3] yang dililitk hingga membentuk kumpalan serupa bola. Atau anak-anak masa kemudiannya me...

Kuciang Mandok

[caption id="attachment_1059" align="alignleft" width="224"] Maaf gambar tak ada hubungan dengan tulisan engku dan encik. Namun gambar ini diambil pada salah satu perak di kampung kita[/caption] Bilakah terakhir kalinya engku dan encik bermain kuciang mandok dengan kawan-kawan sama gedang? Kalaulah sekarang kita lakukan juga permainan ini, tentulah akan digelakkan orang kita ini. “Sudah tak patut..” kata mereka. Adalah suatu keanehan tatkala kita menengok di televisi, bahwa rupanya kanak-kanak di Jakartapun melakukan permainan yang serupa “Awak kira, hanyalah di awak saja ada permainan ini..” Namun, bentuk permainan mereka ada berbeda. Selain nama yang juga berbeda yakni Petak Umpet. Petak ialah sama dengan pamehaman kita di Minangkabau ini yakni persegi atau persegi panjang, dapat pula tempat, atau kawasan, dan lain-lain pengertian. Sednagkan umpet berarti sembunyi sama dengan mandok dalam bahasa awaknya. Permainan mereka ialah satu orang menutup ma...

Anak Bawang

[caption id="attachment_1055" align="alignleft" width="300"] Parak Maaf engku dan encik, gambar tak ada hubungan dengan tulisan. Setidaknya gambar ini dari kampung kita.[/caption] Istilah ini kalau kami tak salah merupakan istilah yang dipakai umum dalam segala keadaan. Memang lazim kita temui dahulu masa kanak-kanak kita dahulu dalam bermain permainan anak nagari. Payah kami dahulu berfikir kenapa sampai digelari oleh orang dengan “anak bawang”. Maksudnya apakah gerangan? Kemudian barulah kami menyadari akan maksudnya, dimana orang yang digelari anak bawang ini sesungguhnya ialah orang-orang yang tak dianggap. Keberadaannya tidak menggenapi hitungan dan ketiadaannyapun tidak mengurangi hitungan pula. Agak lebih baik tampaknya kalau katimun/mantimun bungkuak, sebab ianya dapat menggenapi hitungan, penukuak [1] yang terkurang. Terkenang oleh kami semasa kanak-kanak, bahwa anak-anak yang digelari dengan anak bawang ialah anak-anak yang masihlah kecil sa...

Balasuk

[caption id="attachment_1010" align="alignright" width="300"] Sawah di belakang rumah. Tempat: Tapi Jorong Nan Tujuah. Maaf gambar tak bersesuaian dengan tulisan[/caption] Masihkah engku dan encik ingat dengan salah satu permainan kita semasa kanak-kanak dahulu? Salah satu permainan yang kita mainkan untuk menentukan menang atau kalah? Kalau pada masa sekarang lebih dikenal oleh orang-orang permainan gunting, batu, kertas. Merupakan permainan anak negeri khas dari masyarakat Asia Timur seperti Cina, Korea, dan Jepang. Permainannya ialah dua orang saling beradi memainkan permainan ini dengan menggunakan jari-jari tangan. Dimana ketiga benda ini yakni gunting, batu, dan kertas dilambangkan dengan jari-jari tangan. Gunting dilambangkan dengan jari telunjuk dan jari tengah yang dibuat membentuk serupa gunting dimana jari-jari lain digenggam atau dilipat atau ditekuk. Batu dilambangkan dengan keseluruhan jari-jari tangan digenggam berbentuk tinju sehingga me...

Ndak ba-raso..

[caption id="attachment_465" align="alignleft" width="300"] Ilustrasi Gambar: Internet [/caption] Tuan, sudah lama terasa di hati, namun berat bagi kami untuk menyampaikannya. Tuan pasti berkata “Ah.. kolot tuanku ko mah..!” memang, tapi kami lebih suka jika memakai kata “Konservatif”. Tuan, setiap membuka akun FB, selalu saja ada gambar-gambar aneh yang tampak oleh kami. Tentunya bukan gambar vulgar nan nampak di kami. Syukur Alhamdulillah, belum sampai ke arah itu lagi. Banyak anak-anak bujang dan gadis asal kampung kita yang me upload gambar-gambar bersifat pribadi yang tak patut untuk di pacaliak-an ke orang lain. Tidak hanya tak patut untuk dilihat oleh orang lain, akan tetapi juga tak patut untuk dilakukan oleh orang yang mengaku beragama Islam. Gambar yang kami maksudkan ialah gambar dua orang anak bujang dan gadis yang sedang tersenyum, ada yang berhimpitan badannya bagian samping, ada pula yang beradu kepalanya, ada juga.. hm.. entah tuan, sag...

Salah seorang Penulis dari Kamang

[caption id="attachment_393" align="alignright" width="300"] Buku Pertama dari Engku M. Arif.Salman al Kamangie [/caption] Tak sengaja kami melihat sebuah postingan "Fesbuk" yang menarik perhatian kami. Ianya perihal sebuah halaman muka (kulit) sebuah buku. Dan rupanya buku ini ditulis oleh Anak Nagari Kamang sendiri. Judul buku tesebut ialah "Catatan Harian Dari Negeri Para Nabi" dikarang oleh dunsanak kita Engku M.Arif Salman al Kamangie al Minangkabawy . Tahukah engku siapa beliau ini? Kalau kami tak salah, Engku Arif ini bersukukan Sikumbang, merupakan salah seorang kamanakan dari Datuak Rajo Pangulu di Kampuang Gurun Jorong Joho. Ayah beliau bernama Datuak Rajo Batuah dari Suku Pisang Taluak. Anak sulung dari empat orang bersaudara kalau kami tak salah, adik beliau yang kedua ialah Engku  Imran Saleh , kemudian Engku Yusuf atau biasa dipanggil Aji, dan si bungsu Hamda .

Salam Taragak dari Rantau

 Den Takan Jo Kampuang [caption id="attachment_158" align="alignleft" width="448"] Mejan[/caption] Duhai tuan, takana di awak jalan basimpang ampek di Pintu Koto, basimpang tigo di Koto Panjang. Takana pula jalan lurus di Mejan dan Padang Sawah, jalan berliku di Solok dan Binu. Jalan Mandaki di Tanah Panyurek, Jalan manurun di Koto Kaciak. Takana pula Batang Agam di Joho, mengalir sampai ke Taluak, menjadi Tontonan di Tanah Panyurek dan Jambatan Koto Kaciak. Sudah beberapa kali air besar meluap sampai ke luar dari batang aia, dan setiap itu terjadi ramai pula orang menontonnya. Terbang pula ingatan ke masa selepas Isya, dimana Koncek sedang mahiruak meminta hujan di malam hari. Terkadang kesal hati ini karena mereka memekak saja semalaman namun sekarang rindu yang terasa. Beruntung kita memiliki banyak koncek, sebab di beberapa daerah terutama di perkotaan, sangatlah susah kita dengar suara koncek di malam hari. Jangankan koncek, kutu ari dan piangg...