Langsung ke konten utama

Main Gatan

[caption id="attachment_1062" align="alignleft" width="300"]Salah satu "rumah tingga" di kampung kita di Tarok. Maaf engku dan encik gambar tak bersesuaian. Salah satu "rumah tingga" di kampung kita di Tarok.
Maaf engku dan encik gambar tak bersesuaian.[/caption]

Masih ingatkah encik dengan permainan ini? Masih adakah anak gadis kaciak kita di kampung pada masa sekarang memainan ini?

Kalau kami tak salah, permainan ini khusus dimainkan oleh anak perempuan. Merupakan suatu permainan yang melatih ketangkasan seorang anak. Sungguhlah kalau dapat dan hendak memahami dengan hati lapang dan bersih. Maka akan kita dapati bahwa segala permainan yang kita mainkan pada masa kanak-kanak sangat berfaedah bagi kehidupan kita setelah dewasa.

Permainan ini menggunaan bola dan atak.[1] Bolanya terbuat dari daun bayua  dimana dikulipehi[2] selapis kemudian kulipehinya tersebutlah yang dililitkan hingga membentuk sebuah bola. Atau dapat juga digunakan kajai[3] yang dililitk hingga membentuk kumpalan serupa bola. Atau anak-anak masa kemudiannya menggunakan bola tenis.

Sedangkan atak  disini bukan modal yang biasa dipakai untuk batucak oleh anak laki-laki melainkan beberapa buah butiran batu. Kemudiannya anak-anak masa kemudian menyebutnya dengan kuciang-kuciang. Paling sedikit jumlah atak ialah tiga sedangkan paling banyak tidak dapat ditentukan. Sangat bergantung bagi kesepakatan bersama, kalau anak-anak yang bagak (bernyali) maka mereka akan menggunakan atak yang banyak. Ada juga yang membatasi jumlah atak ialah enam buah.

Jalannya permainan ialah bergiliran, bola dilempar ke atas. Dalam tempo bola di atas itulah atak diambil satu-satu. Setiap atak yang telah berhasil diambil tidak boleh dilepaskan dari genggaman. Hal ini terus berlangsung sampai jumlah atak keseluruhannya berhasil diambil. Setelah atak berhasil diambil semuanya maka kembali bola dilemparkan ke atas kemudian seluruh atak juga ikut dilempar bersamaan dengan bola tersebut. Namun tidak perlu terlalu tinggi. Karena atak akan ditahan di punggung tangan, selepas itu atak yang dipunggung tangan kemudian dilempar kembali ke atas dan ditangkap kembali dengan telapak tangan. Barang siapa yang berhasil menangkap atak paling banyak dengan tangannya maka dialah yang menang.

Ada beragam cerita (versi) mengenai permainan ini, maklumlah setiap generasi memiliki cara yang berbeda dalam memainan ini.

Berkenankah encik menambahkannya..?







[1] Dalam hal ini maksud dari atak ialah beberapa batu kecil atau dapat juga berupa incek (biji).




[2] Dikuliti.




[3] Karet gelang


Komentar

  1. […] jenis permainan serupa permainan gatan bagi kita ketika masih kanak-kanak dahulu. Bedanya ialah dalam permainan mereka tidak memakai bola. […]

    BalasHapus
  2. […] “Bola Kasti” selain dipakai untuk permainan Kasti ini, bola tersebut juga dipakai untuk bermain Gatan. Ada juga yang mengatakan bahwa bola kasti itu sebenarnya ialah Bola […]

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum