Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label hijriyah

1 Muharam 1441 H

Dalam tradisi Islam, pergantian hari bukanlah pada pukul 12 tengah malam melainkan disaat siang berganti dengan malam dikala magrib. Kita umat Islam acap tak tahu mengenai perkara nan satu ini. Karena selama ini sibuk memakai pakaian orang lain, bukan pakaian sendiri. Masih terkenangkah oleh tuan, dahulu? Tatkala orang tua di kampung kita berucap "Hah, telah berganti hari. Sudah masuk kita ke bulan Safar.." demikian kata mereka disaat siang telah digantikan malam.    

Tahun baru 1440 H

[caption id="attachment_2677" align="aligncenter" width="529"] Gambar: https://www.islamicfinder.org [/caption] Bagaimanakah peringatan tahun baru 1440 H di kampung kita? Adakah semarak? Dahulu tatkala memasuki tahun baru hijriyah, tiap surau orang mengaji. Mengkaji tarikh perjalanan hidup dari nabi kita terutama peristiwa yang berkisar seputar hijrahnya nabi dan umat muslim dari Mekah ke Madinah.

Pawai Menyambut 1 Muharam 1435 H

[caption id="attachment_1400" align="alignleft" width="300"] Aduhai anak gadis ini sungguh elok sangat. Tinggi dan menawan. Pakaiannyapun styalish, sungguh sedap dipandang mata setiap lelaki.[/caption] Pada hari Selasa yang lalu merupakan hari pertama yang kita lalu dalam tahun 1435 H. Telah berganti pula bilangan tahun, telah bertambah tua jua dunia serta manusia-manusia yang mendiaminya agaknya. Di kampung kita, pada hari itu diadakanlah pawai atau arak-arakan untuk menyemarakkan kedatangan tahun baru ini. Kalau kami tak salah, pawai ini diadakan oleh orang-orang dari kecamatan. Sungguh indah sekali, syukurlah masih ada perhatian dan kepedualian dari orang-orang di Kecamatan Kamang Magek. Semoga dapat terus dipertahankan, dapat diulang terus setiap tahunnya. Amin.. [caption id="attachment_1399" align="alignright" width="300"] Barisan Amai-amai (Para Rangkayo)[/caption] Arak-arakan ini diikuti oleh murid-murid dari beberapa...

Selamat Tahun Baru 1435 H

[caption id="attachment_1392" align="alignright" width="300"] Surau Koto Kaciak dari Pendakian Katapiang[/caption] Yang paling celakanya ialah, pendangkalan dan kedurhakaan tersebut ditunjukkan oleh anak nagari di Minangkabau tersendiri. Orang-orang terdidik, yang disekolahkan tinggi dengan penuh pengharapan oleh orang tua,  mamak, dan sekalian kaum-kerabat. Diharapkan akan menjadi tonggak yang akan menegakkan kejayaan diri, keluarga, kaum-kerabat, nagari, dan Alam Minangkabau ini. Namun apalah daya, jauh panggang dari pada api. Kenyataan tak seindah pengharapan. Anak yang semula bersih, lugu, polos setibanya di rantau orang tak kuat menahan segala bentuk godaan dan tipu daya masyarakat perkotaan.