Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label panggilan

Bila panggilan Rangkayo ditukar menjadi "Ibu"

[caption id="" align="alignleft" width="238"] Gambar: Aswilblog.wordpress [/caption] SEBUAH KISAH DARI ALBUM TEMPO DOELOE GAMBAR foto ini dibuat lebih kurang 63 tahun yang lalu berlokasi di kota Solok (Sumatera Barat). Ibu yang terlihat pada gambar bernama MARIAH, sedang berpose bersama tiga orang putera-puterinya di masa itu. Si Bapak dalam keluarga ini tidak sempat ikut bersama berpotret, karena fotografer datang untuk opname saat beliau lagi tournee ke daerah pedalaman dalam afdeeling Solok (sekarang kabupaten Solok). Kaharuddin, suami Mariah, pada masa itu mempunyai kedudukan sebagai “Onderdistrictshoofd” (camat) dengan pangkat Assisten Demang. Sebelum Mariah dan Kaharuddin menikah dalam tahun 1926, masing-masingnya adalah si isteri tamatan Hollandsch Inlandsche School (HIS= SD 7 tahun) di Sigli Aceh dan sang suami tamatan Opleidings school voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA= Sekolah Pangreh-praja) di Fort de Kock (Bukittinggi). Oleh teman-teman beliau...

Perihal Engku dan Encik

[caption id="attachment_894" align="alignleft" width="300"] Rumah Gadang yang telah Ditinggalkan di Nagari Kamang ini. Begitulah adat dan agama dianggap telah usang bagi yang muda-muda. Ditinggalkan dan dibenci. Taratik tak ada, kurang aja merajelala..[/caption] Beberapa masa yang lalu salah seorang anak bujang nan keren dan sangat gaul gayanya memberi pendapat terhadap tulisan kami di blog ini. Apa katanya “ engku encik tu ndak bahaso kamang tu doh tuan, tukalah jo nan labiah sasuai. .” Ah.. panas kepala ini dibuatnya, sesak dada kami dibuatnya, dan rusak puasa kami jadinya. Begitulah anak bujang sekarang, tak diajari oleh induaknya tak pula mendapat pengajaran dari mamaknya. Orang sekarang dalam mendidik anak ialah dengan mampalapehnya saja. Apalagi banyak orang tua yang mengidolakan ( tak e nyehan [1] ) anaknya, segala ucapan dan kelakuan anak ialah baik menurut keluarganya. Terlebih lagi bagi anak bungsu dan tongga babeleng [2] . Raso jo pareso, ...