Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label 2018

Tahun baru 1440 H

[caption id="attachment_2677" align="aligncenter" width="529"] Gambar: https://www.islamicfinder.org [/caption] Bagaimanakah peringatan tahun baru 1440 H di kampung kita? Adakah semarak? Dahulu tatkala memasuki tahun baru hijriyah, tiap surau orang mengaji. Mengkaji tarikh perjalanan hidup dari nabi kita terutama peristiwa yang berkisar seputar hijrahnya nabi dan umat muslim dari Mekah ke Madinah.

15 Juni 2018

[caption id="" align="aligncenter" width="597"] Picture: http://www.dontmesswithtaxes.com [/caption] Lima belas Juni tahun ini terasa spesial karena bertepatan dengan 1 Syawal 1439 H, tentunya - kami rasa - tak ada kegiatan upacara bendera dan rangkaian kegiatan lain nan biasa diadakan di kampung kita. Namun agaknya orang di kampung telah berpanjang  pangana kiranya. Terdengar oleh kami rangkaian acara yang digelari dalam menyambut itu semua dipadukan antara peringatan Perang Kamang, Pulang Basamo, dan Hari Raya Aidil Fitri tahun ini.

Tinggal kenangan..

[caption id="" align="aligncenter" width="660"] Picture: http://mypenang.gov.my[/caption] Sepekan setelah Hari Rayo Gadang atau enam hari setelah menunaikan puasa di Bulan Syawal, orang Minangkabau pada masa dahulu merayakan Hari Rayo Anam. Pada hari raya ini sekalian kaum kerabat nan tak dapat dijalang pada Hari Rayo Gadang diziarahi. Lazim dahulu ditemui kaum perempuan menenteng bungkusan berisi beraneka ragam makanan khas kita (pinyaram, sipuluk, limpiang, kalamai, godok, kue loyang, dsb) atau pada masa sekarang telah lazim ditemui dimana dicukupkan dengan  kue gadang saja. Hari Rayo Anam ialah kesempatan untuk menziarahi kaum kerabat yang tak dapat dijalang tatkala Hari Rayo Gadang. Maklumlah tuan, di kampung kita apabila berhari raya ke rumah kaum kerabat maka wajib hukumnya untuk makan nasi. Tak boleh hanya dengan memakan kue rayo saja. Akan sedih dan kecil hati kerabat kita apabila nasi di rumah mereka tak termakan,  manisnya air di rumah mereka ...

Silaturahim?

[caption id="" align="aligncenter" width="600"] Gambar: www.minang-terkini.com [/caption] "Mak, yah.. kami berangkat dahulu.." anak-anaknya berpitaruh[1] hendak berangkat. Hari ini orang-orang di kampung mengadakan acara bersama antara perantau dan orang kampung. Pagi ini, anak, menantu, dan cucu hendak pergi mengikuti acara tersebut. "Ya, elok-eloklah kalian. Tunjukkan pada anak-anak kalian itu dimana rumah kerabat kita dan ajari mereka nama-nama kampung kita.." seru sang ayah. Sembari melenggang di halaman, anaknya mengiayakan "Bagaimana mereka hendak megajari nama-nama kampung kita. Mereka saja sudah banyak nan lupa.." seru isterinya.

Hari raya kini..

[caption id="attachment_2621" align="aligncenter" width="529"] Gambar: https://www.penamerdeka.com [/caption] Duduk termenung di tengah rumah, memandangi lapiak[1] nan telah terkembang, permadani Persia, kata sang anak. Dikirim sebelum hari raya tiba dari rantau. Kue hari raya telah tersaji, kebanyakan merupakan kue nan dibeli oleh anak-anaknya. Maklumlah mereka semua sibuk bekerja, jadi tak sempat membuat kue dari tangan sendiri. Berlainan dahulu tatkala ia masih gadis, menjelang hari raya telah ramai saling pinjam-meminjami cetakan kue, membeli tepung ataupun menumbuk beras untuk jadi tepung, membeli telur ayam, dan kelengkapan lainnya. Rumah Gadangnya telah lama dirobohkan, sudah tak sanggup lagi menopang isi rumah. Diganti dengan rumah dari batu layaknya dibuat orang sekarang. Salah seorang anaknya sempat mengusulkan agar diberi atap genteng serupa nan lazim didapatinya di rantau nan bertuah itu. Namun ia menolak "Atap seng lagi bagus.." p...