Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kamang

Kamang buka 3 Pos Pemeriksaan

AGAM,-  Seiring dengan semakin bertambahnya yang terpapar virus Corona di Kabupaten Agam beberapa hari belakangan, membuat masyarakat Nagari Kamang Hilir, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam lakukan antisipasi. Seperti yang dilakukan pada Rabu (6/5/20) yaitu membuka tiga buah pos Check Point di pintu masuk ke Nagari Kamang Hilir. Dari pantauan Palikpost.com beberapa orang dengan seksama memeriksa masyarakat yang datang pakai kendaraan memasuki wilayah Kamang Hilir mengukur suhu tubuh menggunakan Thermo Gun. Jika ada masyarakat yang menggunakan sepeda motor tidak mengenakan masker, beberapa relawan tidak segan-segan untuk menyuruh balik masyarakat tersebut.

Pengumam Wali Nagari Kamang terkait Covid-19

Assalamu'alaikum.. Hari ini kita dikejutkan denga berita Covid-19 mulai mendekat ke nagari kita Kamang Hilia. Cerita hilir-mudik dari mulut ke mulut, grup ke grup, serta media lainnya. Untuk itu perlu kami sampaikan beberapa hal, yaitu: Rangkayo Bidan dan Engku Tabib (dokter) yang diperkirakan terpapar Virus Corona tersebut telah dikurung (isolasi) serta diambil contoh (sampel) untuk uji swab di labor, termasuk keluarga dekat mereka. Jadi kita sama-sama menungg hasil uji laboratorium tersebut. Terkait penutupan balai kesehatan (puskemas), untuk pelayanan di Balai Kesehatan Magek belum ditutup. Namun disarankan untuk tidak datang dahulu ke balai kesehatan sampai ada berita selanjutnya. Demikian pula dengan Balai Kesehatan Pakan Kamih. Esok (Selasa, 12 Ramadhan 1441-5 Mei 2020) bagi yang hendak pergi ke Pakan Salasa, kami ingatkan untuk: [] Memakai songkok hidung (masker) yang menutup hidung dan mulut. Bukan menutup mulut dan dagu, apalagi hanya digantung (di bawah dagu). []...

Sedialah Payung Sebelum Hujan

[caption id="" align="alignnone" width="650"] Ilustrasi Gambar: https://www.cnnindonesia.com [/caption] Corona atau Covid-19 telah menjangkiti seluruh planet. Ketika akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020 virus ini bermula, tak ada nan menyangka bahwa wabah ini akan tersebar ke seluruh dunia. Para petinggi di negara ini menafikan akan ancaman dari virus ini. Pernyataan mereka pada awal tahun ini mencemooh virus tersebut akan sampai ke negeri ini. Berbagai lakon yang membuat jemu dan gemas rakyat tanpa malu dipertontonkan. Sumatera Barat rusuh tatkala Tuan Gubernur menyambut dengan tari pasambahan para pelancong Cina disaat virus tersebut sedang mewabah di negara asal sang palancong, di negara asal Covid-19. Cerita selanjutnya, kami yakin tuan sudah tahu semuanya..

Penanaman Manggis di Bukik Baka oleh Bupati Agam

[caption id="" align="aligncenter" width="730"] Sumber Gambar: https://amcnews.co.id [/caption] AMCNews.co.id — Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam, merupakan sentra pertanian lahan kering (150 Ha) dan persawahan (350 Ha). Sehingga, nagari ini memiliki kekayaan sumber daya genetik lokal pengembangan komoditi tanaman manggis yang unggul. Hal ini diatur melalui Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor: 521-849-2019 tahun 2019 Tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat.

Berbagai versi Harimau Nan Salapan dalam Penulisan Sejarah

HARIMAU NAN SALAPAN DALAM DEVIASI PENULISAN SEJARAH YANG MENYESAKKAN Oleh: Nalfira gelar Sutan Pamenan Posted on   February 9, 2018 by   parintangrintang Parintangrintang : Beberapa hari yang lalu, saya kembali dibawa ke diskusi tentang Harimau Nan Salapan dalam Ciloteh Tanpa Suara pada Note laman Facebook yang ditulis Pak Saiful Guci. Tulisan yang ditulis pada tanggal 24 Oktober 2014 tersebut begitu menarik, karena memperlihatkan adanya perbedaan nama-nama tokoh Harimau Nan Salapan yang terlibat dalam Perang Paderi. Pak Saiful mencoba membandingkan tokoh-tokoh yang disebut sebagai “Harimau Nan Salapan” oleh akun Johney Saputra (tanggal 18 Oktober 2014 ) pada sebuah grup yang beliau ikuti dengan  tokoh-tokoh yang disebut sebagai “Harimau Nan Salapan” yang terdapat dalam buku Perang Paderi di Sumatera Barat 1803-1838 karangan Muhammad Radjab (1964). Perbandingan Nama-nama Harimau Nan Salapan dalam Note tersebut adalah sebagai berikut: No Versi  Johney Saputra (18 Oktober 2014) Versi Muh...

Telpon di kampung kita dahulunya

Maninjau padi lah masak Batang kapeh batimba jalan Hati risau di baok galak Bak paneh manganduang hujan Pantun tersebut terucap dari mulut  inyiak [1] kami tatkala berkisah mengenai kenangan masa bujangnya dahulu. Semula ia melihat telpon genggam nan sedang kami pegang tatkala mengawani beliau berkisah. Lalu terucaplah rasa kagum dari mulut beliau "Sungguh ada-ada sahaja orang sekarang, sampai ke Amerika orang tersambung dibuatnya.."

Pos Polisi dan Pasanggarahan

[caption id="" align="aligncenter" width="500"] Gambar: https://niadilova.wordpress.com [/caption] Berbincang-bincang dengan  inyiak-inyiak amatlah mengasikkan, setidaknya demikianlah nan kami rasakan setelah beberapa kali mengalaminya. Terutama kisah mengenai peri kehidupan orang dahulu nan berlainan sekali dengan peri kehidupan orang sekarang. Salah satu yang kami dapat dari mengawani salah seorang inyiak[1] kami pada suatu tengah hari di hari Ahad ialah mengenai keberadaan Pos Polisi dan Pasanggrahan di sempadan kampung kita. Letaknya ialah di kawasan SMP sekarang. Entah kedua-duanya berdiri beriringan atau salah satu silih berganti didirikan orang.

Malu itu mahal

[caption id="" align="aligncenter" width="320"] Gambar: http://idesigniphone.com [/caption] Apakaha tuan tahu apa itu  malu? Kata tuanku nan mengaji di surau, malu itu ialah kulitnya iman. Salah satu contoh pelajaran nan acap diambil oleh para tuanku itu ialah kisah tentang Saidina Ali. Tahukah tuan ceritanya? Dikisahkan pada saat membangun parit - atas usul dari Salman al Farisi - di sekeliling Kota Madinah yang merupakan salah satu cara yang ditempuh kaum muslimin dalam menghadapi Perang Khandak. Saidina Ali nan ikut bekerja menggali parit mengalami sebuah kejadian tak terduga, gamisnya ditiup angin sehingga tersinkap betisnya yang berakibat sekalian sahabat yang berada di dekatnya dapat melihat betisnya nan tersingkap itu. Seketika malulah Saidina Ali, merah padam mukanya.

Musik Dikia Rabano di Nagari Kamang [5]

MUSIK DIKIA RABANO: MUSIK PROSESI DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMANG KABUPATEN AGAM Oleh: Martarosa Dalam Buku Bunga Rampai DIALEKTIKA SENI DALAM BUDAYA MASYARAKAT, ISBN: 978-979-8242-53-3, Badan Penerbit ISI Yogyakarta 2013   Abstract : Rabano dikia music as a musical procession culture in Agam regency Kamang , is a combination of tambourine percussion with vocal music that can not be separated . Both forms of music are linked in a single fabric of grain material . Arable poem music song used in the text as a musical procession dikia rabano entitled Shalawat , no rhyme form . This means that the sung text is fixed and not subject to change . Hence the interest in music , in addition to a distinctive melody trip , also recited poems that deal with idol - worship of the Prophet , Apostle , and gig guide from Allah SWT . Keywords:  Music Dikia Rabano, Music Procession , Culture. Lanjutan Bag. 4  C. PENUTUP Ditilik dari sudut pandan...

Jawapan unt TP2GD

[caption id="" align="aligncenter" width="852"] Gambar: https://www.shutterstock.com [/caption] POPULERNYA PAHLAWAN PERANG KAMANG Oleh: Hirwan Saidi Hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya menjadi bangsa yang besar , itulah yang selalu diucapkan oleh Presiden Sukarno untuk menghargai para pahlawan bangsa. Untuk merealisasikan hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Agam melalui dinas terkait (dalam hal ini Dinas Sosial) dengan segala upaya dan dana sejak 2015 telah berusaha untuk mengusung 3 (tiga) orang Pahlawan Anti Belasting, yaitu H.Abdul Manan, Muhammad Saleh Dt.Rajo Pangulu dan Siti Manggopoh, diusulkan untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional . Usulan ketiga tokoh tersebut telah diseminarkan di Hotel Pusako bukittinggi pada tanggal 10 s/d 11 Maret 2016. Dalam perjalanannya proses tersebut telah sampai ditingkat Propinsi Sumatera Barat. Setelah dibahas di tingkat Propinsi, bahan tersebut masih mengalami kekurangan yaitu belum adanya Biografi ...

Musik Dikia Rabano di Nagari Kamang [4]

MUSIK DIKIA RABANO: MUSIK PROSESI DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMANG KABUPATEN AGAM Oleh: Martarosa Dalam Buku Bunga Rampai DIALEKTIKA SENI DALAM BUDAYA MASYARAKAT, ISBN: 978-979-8242-53-3, Badan Penerbit ISI Yogyakarta 2013   Abstract : Rabano dikia music as a musical procession culture in Agam regency Kamang , is a combination of tambourine percussion with vocal music that can not be separated . Both forms of music are linked in a single fabric of grain material . Arable poem music song used in the text as a musical procession dikia rabano entitled Shalawat , no rhyme form . This means that the sung text is fixed and not subject to change . Hence the interest in music , in addition to a distinctive melody trip , also recited poems that deal with idol - worship of the Prophet , Apostle , and gig guide from Allah SWT . Keywords:  Music Dikia Rabano, Music Procession , Culture. Lanjutan Bag. 3 2.b. Fungsi Musik dikia rabano sebag...

Musik Dikia Rabano di Nagari Kamang[3]

MUSIK DIKIA RABANO: MUSIK PROSESI DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMANG KABUPATEN AGAM Oleh: Martarosa Dalam Buku Bunga Rampai DIALEKTIKA SENI DALAM BUDAYA MASYARAKAT, ISBN: 978-979-8242-53-3, Badan Penerbit ISI Yogyakarta 2013   Abstract : Rabano dikia music as a musical procession culture in Agam regency Kamang , is a combination of tambourine percussion with vocal music that can not be separated . Both forms of music are linked in a single fabric of grain material . Arable poem music song used in the text as a musical procession dikia rabano entitled Shalawat , no rhyme form . This means that the sung text is fixed and not subject to change . Hence the interest in music , in addition to a distinctive melody trip , also recited poems that deal with idol - worship of the Prophet , Apostle , and gig guide from Allah SWT . Keywords:  Music Dikia Rabano, Music Procession , Culture. Lanjutan Bagian.2 2. Kegunaan dan Fungsi Musik Dikia ...

Musik Dikia Rabano di Nagari Kamang [1]

MUSIK DIKIA RABANO: MUSIK PROSESI DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMANG KABUPATEN AGAM Oleh: Martarosa Dalam Buku Bunga Rampai DIALEKTIKA SENI DALAM BUDAYA MASYARAKAT, ISBN: 978-979-8242-53-3, Badan Penerbit ISI Yogyakarta 2013   Abstract : Rabano dikia music as a musical procession culture in Agam regency Kamang , is a combination of tambourine percussion with vocal music that can not be separated . Both forms of music are linked in a single fabric of grain material . Arable poem music song used in the text as a musical procession dikia rabano entitled Shalawat , no rhyme form . This means that the sung text is fixed and not subject to change . Hence the interest in music , in addition to a distinctive melody trip , also recited poems that deal with idol - worship of the Prophet , Apostle , and gig guide from Allah SWT . Keywords:  Music Dikia Rabano, Music Procession , Culture. [caption id="" align="aligncenter...

Percikan Pertama Api Paderi

Tulisan di bawah ini disalin dari laman  Hidayatullah.com  sebuah media Islam di Indonesia. Tentunya bagi kita di Kamang banyak pertanyaan. Namun sekadar untuk mengingatkan bahwa banyak dari sejarah orang dahulu tidak utuh kita terima atau bahkan ada yang tidak sampai sama sekali kepada kita. Kami terkenang tatkala membaca sebuah buku perihal Paderi, menyangkut Benteng Kamang. Menurut sumber nan kami baca (yang telah lupa judulnya) bahwa Benteng Kamang mengitari dari Nagari Salo hingga ke Babukik (di Kamang Mudiak sekarang). Arti kata seluruh Nagari Kamang (Kamang Hilia) masuk ke dalam Benteng Kamang sedangkan Nagari Kamang Mudiak (yang konon kabarnya telah pecah menjadi tiga nagari) tidak, hanya Babukik, Bansa, Pakan Sinayan, dan entah apa lagi yang masuk ke dalam Benteng Kamang. Hendaknya hal tersebut menjadi pemikiran bagi kita semua guna diselidiki dan dicari tahu kebenarannya. Kita juga perlu mencari tahu (atau bertanya kepada penulis berita) darimana kiranya sumber penulisan mere...

Belajar ke Nan Sudah

[caption id="" align="aligncenter" width="491"] Picture: https://pepnews.com [/caption] Pada akhir-akhir ini di negeri kita, berbagai tempat pelancongan baru bermunculan. Seolah-olah berlomba-lomba dalam menarik agar orang datang ke kampung masing-masing. Tidak hanya itu ada semacam kebanggaan apabila kampungnya masuk koran apalagi tipi. Di jejaring sosial gambar-gambar mengenai tempat pelancongan itu beredar. Apabila diambil dari sudut pengambilan gambar yang tepat maka akan semakin mempesonalah tempat itu. Belum lagi apabila ada  gadih jolong gadang nan  kamek bergaya manja di gambar itu. Tentulah menambah pesona dari tempat yang diambil gambarnya. Ramai orang datang sembar bergambar ria, kemudian memuatnya di jejaring sosial. Selepas itu kampung yang dikunjungi menjadi pembicaraaan, terkenal kemana-mana saja. Ya, itu agaknya nan diharapkan sebagian dari kita, keinginan menjadi terkenal, menarik perhatian semua orang. Kalau dapat seluruh pandangan ma...

Selamat Maulud

[caption id="" align="aligncenter" width="324"] Gambar: http://musliaditanjung.blogspot.com [/caption] Bulan Maulud, masih  familiarkah kita di kampung ataupun di rantau dengan istilah tersebut? Dahulu, dahulu sekali entah kapan tuan. Sibuk orang perempuan [1] di dapur mempersiapkan hidangan yang akan dibawa nanti ke surau. Ya, nanti tuan, orang mengaji di surau memperingati hari kelahiran nabi kita.

NAGARI KAMANG MUDIAK DALAM KISAH NYATA DAN LEGENDA

NAGARI KAMANG MUDIAK DALAM KISAH NYATA DAN LEGENDA (Dalam ideologi,sosial, budaya ) Oleh: Yasril abu Naila latifah Khalid Asal Kamang Mudiak Menurut tambo nagari, kata Ka­mang digunakan oleh penduduk yang datang pertama kali ke daerah ini dengan memberi nama kamang untuk pohon kayu besar tempat mereka berteduh. Versi lain menyebutkan kosa-kata itu diambil dari pertanyaan kepala rom­bongan kepada anggotanya, yaitu : “Kamanga awak lai?” . Untuk selan­jutnya disepakatilah wilayah ini dengan nama Nagari Kamang. Diperkirakan rombongan pertama yang datang ke daerah ini (di Dusun Gobah) terjadi pada abad ke-XIV Masehi dimasa kejayaan Kerajaan Pagaruyuang, program yang merupakan perluasan pengaruh wilayah kerajaan. Nagari ini memiliki ciri-ciri geografis yang jelas, seperti dataran yang dibatasi oleh sungai atau batas alam (parit, parak rajo, dan aua baduri yang mirip benteng pertahanan) dengan nagari tetangga. Hingga saat ini batas-batas yang jelas dengan nagari bersebe­lahan masih dapat dike...

Cerita rakyat

[caption id="" align="aligncenter" width="3000"] Picture: https://wallpapershome.com [/caption] Adakah engku mendengar salah satu cerita tentang Gunuang Aru? Bukan perihal kisah emas sebesar kuda melainkan cerita ular gedang yang terdapat disana. Ah, baiklah engku. Bagaimana kalau kami kisahkan saja disini? Kami dengar kisah ini dari seorang engku yang mendapatkan ceritanya dari seorang engku tua yang dahulunya terkenal karena memiliki ilmu di kampung kita. Si engku tua semasa masih kuat acap naik turun bukit di kampung kita, seorang diri. Tiada takut ia dan acap membuat anak-anak muda terkagum-kagum. Hal tersebut tentulah memancing rasa ingin tahu dari para anak muda tersebut.

KAMANG Nan ASO

Allah  Ta’ala  berfirman: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara . (QS Ali Imran:103) Nagari di Minangkabau tak hanya merupakan kesatuan pemerintahan terendah, ianya juga merupakan kesatuan tata hidup masyarakat. Orang-orang kata sama dengan  republik mini (polis) di Yunani dimana setiap nagari memiliki pemerintahan sendiri yang berdaulat. Hal ini berarti setiap nagari berhak mengatur dan membuat Undang-undang sendiri, membuat perjanjian dagang, menentukan pejabat nagari (mufti, imam, pemimpin pemerintahan, dsb)tanpa dapat dipengaruhi oleh pihak lain. Di...

Bukik Baka-Guguak Rang Pisang

[caption id="" align="aligncenter" width="400"] Picture: https://ngopibareng09.blogspot.com[/caption] Bukik Baka menghadap ke arah Gunuang Marapi dan Singgalang, jalan menuju ke puncaknya telah disiangi dan tak lagi ditumbuhi oleh semak belukar. Yang pasti jalannya terjal, pada beberapa tempat sudah dibuatkan pegangan oleh penduduk setempat. Kira-kira setelah 2/3 mendaki bukit maka kita akan tersua dengan sebuah lepau yang dapat digunakan untuk berehat. Mendaki bukit bukanlah pekerjaan mudah apalagi bagi orang nan jarang menggerakkan badannya. Baiknya jumlah tempat pemberhentian dan lepau di jalur pendakian ditambah. Karena tidak semua orang membawa bekal dari bawah.