Beberapa waktu yang lalu kami bercakap-cakap bertukar cerita dengan inyiak kami. Jarang bersua menyebabkan kami sering menghabiskan waktu yang ada untuk bertukar cerita. Kali ini inyiak bercerita perihal Simpang Pintu Koto. Kami sendiri agak merasa heran sebab tak ada istimewanya simpang ini selain tugu, berada di perbatasan, dan perilaku paremannya nan takato di dalam nagari . Inyiak menuturkan kalau disimpang itu pada masa dahulunya terdapat tugu yang jauh lebih kecil dari sekarang. Bentuknya hanyalah batu berbentuk persegi yang menjulang ke atas. Kira-kira mirip dengan obelix seperti yang terdapat di Mesir dan Washinton. Namun yang di Pintu Koto ialah obelix berukuran mini, atau sangat mini, entahlah engku. Pada dasar tugu diberi coran sehingga berupa bangku yang melingkar dan diberi teras. Pada bangku dan teras inilah banyak orang kampung, apakah yang berasal dari Pintu Koto ataupun yang berasal dari sekitar Nagari Kamang duduk-duduk bergaul di kala petang hari. Kata inyiak kami...