Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label dahulu

Permainan anak perempuan

[caption id="" align="aligncenter" width="284"] Gambar: http://3.bp.blogspot.com [/caption] Pada masa sekarang kehidupan orang telah berlainan, hampir setiap jengkal kehidupan dipengaruhi oleh mesin dengan dalih memudahkan pekerjaan manusia. Adakah terfikirkan oleh engku, rangkayo, serta encik sekalian serupa apakah kehidupan inyiak-inyiak kita pada masa dahulu? Masa lampau yang dikatakan oleh orang jauh lebih sehat dari sekarang, karena tiada diracuni oleh bahan kimia tatkala makan. Atau kanak-kanaknya sehat sebab banyak menggerakkan badan, berlainan dengan sekarang yang lebih banyak duduk dan khusyuk dengan permainan di komputer, laptop, ataupun telpon seluler.

Surau dahulunya

[caption id="" align="aligncenter" width="440"] Gambar: http://upload.wikimedia.org [/caption] Pada Hari Rayo Anam ini perkenankan kami membawa engku, rangkayo, serta encik sekalian menyilau masa dahulu. Tentang gambaran kehidupan surau pada masa dahulu yang sudah tiada didapati lagi pada masa sekarang. Dalam kenangan Nur Sutan Iskandar yang merupakan salah seorang pujangga di negeri kita, beliau mencoba melukiskan tentang kenangannya tatkala memasuki kehidupan surau. Pasa suatu hari Jum'at disaat beliau belum lagi berumur enam tahun, selepas shalat Magarib datanglah seorang tuanku ke rumah orang tuanya. " Selepas dijamu dengan makan dan minum, ayah saya menyerahkan saya kepada tuanku agar diajarkan mengaji Al Qur'an. Sambil mengucapkan kata penyerahan itu, ayah memberikan sebuah cambuk dari lidi daun kelapa yang terpilin tiga ke tangan tuanku, akan pemukul saya, kalau saya tak menurut perintah atau nakal .." Pada masa sekarang manalah ...

Perihal Engku dan Encik

[caption id="attachment_894" align="alignleft" width="300"] Rumah Gadang yang telah Ditinggalkan di Nagari Kamang ini. Begitulah adat dan agama dianggap telah usang bagi yang muda-muda. Ditinggalkan dan dibenci. Taratik tak ada, kurang aja merajelala..[/caption] Beberapa masa yang lalu salah seorang anak bujang nan keren dan sangat gaul gayanya memberi pendapat terhadap tulisan kami di blog ini. Apa katanya “ engku encik tu ndak bahaso kamang tu doh tuan, tukalah jo nan labiah sasuai. .” Ah.. panas kepala ini dibuatnya, sesak dada kami dibuatnya, dan rusak puasa kami jadinya. Begitulah anak bujang sekarang, tak diajari oleh induaknya tak pula mendapat pengajaran dari mamaknya. Orang sekarang dalam mendidik anak ialah dengan mampalapehnya saja. Apalagi banyak orang tua yang mengidolakan ( tak e nyehan [1] ) anaknya, segala ucapan dan kelakuan anak ialah baik menurut keluarganya. Terlebih lagi bagi anak bungsu dan tongga babeleng [2] . Raso jo pareso, ...

Tukang Intai

[caption id="attachment_583" align="alignleft" width="300"] ayam jantan sadang maintai ayam batino di Jorong Dalam Koto. Maaf tuan kalau gambar kurang sasuai.. [/caption] Pernahkah engku dan encik mendengar istilah “Tukang Intai”? Mungkin angkatan engku dan encik sekarang sudah jarang atau bahkan tak pernah mendengar istilah serupa itu lagi. Karena istilah ini kami dapati dari salah seorang antan (inyiak, nyiak aki, datuak) kami. Ketika itu kami bercakap-cakap dengan beliau seputar kehidupan masa dahulu. Kehidupan zaman saisuak dimana masyarakat kita masih bersih dari pengaruh adat kebiasaan (budaya-budaya) yang datang dari luar. Maksud kami “dari luar” tidak hanya adat istiadat orang Barat akan tetapi juga adat istiadat dari orang Indonesia sendiri yang berbeda adatnya dari kita orang Melayu di Minangkabau ini. Pada masa dahulu, dimana telfon dan hape belumlah ada. Dimasa onda dan oto belum pula merajah negeri. Dimasa dimana rasa malu masih diperta...