Langsung ke konten utama

15 Juni 2018

[caption id="" align="aligncenter" width="597"] Picture: http://www.dontmesswithtaxes.com[/caption]

Lima belas Juni tahun ini terasa spesial karena bertepatan dengan 1 Syawal 1439 H, tentunya - kami rasa - tak ada kegiatan upacara bendera dan rangkaian kegiatan lain nan biasa diadakan di kampung kita.


Namun agaknya orang di kampung telah berpanjang pangana kiranya. Terdengar oleh kami rangkaian acara yang digelari dalam menyambut itu semua dipadukan antara peringatan Perang Kamang, Pulang Basamo, dan Hari Raya Aidil Fitri tahun ini.


Kami tiada hafal perihal rangkaian acara tersebut, mungkin tuan dapat tolong kami mengabarkan apa-apa saja rangkaian acara dimaksud. Dan kami dengar pula, Tuan Gubernurpun sempat datang pada malam salah satu rangkaian acara kita tersebut.


Tidak ada nan sempurna, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Namun nan terpenting ialah kita manusia sadar dan insyaf akan kekhilafan diri kita dan bertekad untuk mengubahnya di masa nan akan datang.


Semoga satu jua hati orang Kamang ini hendaknya, amin..


Komentar

  1. rangkaian acara pulang bsamo dalam rangka hut perang kamang ke 110:
    1. tgl 14 Juni 2018. malam takbiran keliling kampuang dilanjutkan dengan acara renungan suci peringatan hut perang kamang ke 110 di makam pahlawan perang kamang di taluak.
    2. tgl 15 juni napak tilas perjuangan perang kamang 1908 dilanjutkan malam acara resepsi yang dihadiri oleh gubernur sumbar

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan ...

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Perihal Engku dan Encik

[caption id="attachment_894" align="alignleft" width="300"] Rumah Gadang yang telah Ditinggalkan di Nagari Kamang ini. Begitulah adat dan agama dianggap telah usang bagi yang muda-muda. Ditinggalkan dan dibenci. Taratik tak ada, kurang aja merajelala..[/caption] Beberapa masa yang lalu salah seorang anak bujang nan keren dan sangat gaul gayanya memberi pendapat terhadap tulisan kami di blog ini. Apa katanya “ engku encik tu ndak bahaso kamang tu doh tuan, tukalah jo nan labiah sasuai. .” Ah.. panas kepala ini dibuatnya, sesak dada kami dibuatnya, dan rusak puasa kami jadinya. Begitulah anak bujang sekarang, tak diajari oleh induaknya tak pula mendapat pengajaran dari mamaknya. Orang sekarang dalam mendidik anak ialah dengan mampalapehnya saja. Apalagi banyak orang tua yang mengidolakan ( tak e nyehan [1] ) anaknya, segala ucapan dan kelakuan anak ialah baik menurut keluarganya. Terlebih lagi bagi anak bungsu dan tongga babeleng [2] . Raso jo pareso, ...