Langsung ke konten utama

Ndak ba-raso..

[caption id="attachment_465" align="alignleft" width="300"]Ilustrasi Gambar: Internet Ilustrasi Gambar: Internet[/caption]

Tuan, sudah lama terasa di hati, namun berat bagi kami untuk menyampaikannya. Tuan pasti berkata “Ah.. kolot tuanku ko mah..!” memang, tapi kami lebih suka jika memakai kata “Konservatif”.

Tuan, setiap membuka akun FB, selalu saja ada gambar-gambar aneh yang tampak oleh kami. Tentunya bukan gambar vulgar nan nampak di kami. Syukur Alhamdulillah, belum sampai ke arah itu lagi.

Banyak anak-anak bujang dan gadis asal kampung kita yang meupload gambar-gambar bersifat pribadi yang tak patut untuk dipacaliak-an ke orang lain. Tidak hanya tak patut untuk dilihat oleh orang lain, akan tetapi juga tak patut untuk dilakukan oleh orang yang mengaku beragama Islam.

Gambar yang kami maksudkan ialah gambar dua orang anak bujang dan gadis yang sedang tersenyum, ada yang berhimpitan badannya bagian samping, ada pula yang beradu kepalanya, ada juga.. hm.. entah tuan, sagan kami menyebutkannya di sini.

Tak ada malukah? tak tahukah kalau foto tersebut akan dilihat oleh banyak orang? Dilihat oleh tuan, adiak, kakak, apak, mamak, nyiak aki, etek, maktuo, uncu, atuak, dan lain sebagainya. Tak adakah pangana mereka sampai kesana?

Bahkan ada pula yang mebuat postingan yang tak patut, serupa bacaruk dan lain sebagainya.

Ada pula yang memposting gambar minuman keras “maklum.. anak muda..!” begitulah kira-kira fikir mereka. Disangka takkan apa, sebab disangkanya apaknya ataupun mamaknya pastilah melakukan hal serupa dimasa muda dahulu, bahkan ada yang sampai sekarang. namun benarkah demikian..?

Raso jo pareso dek anak nagari kita telah hilang tampaknya. Tidak hanya yang tinggal di rantau, di kampungpun demikian. kato nan ampek telah banyak yang tak faham, mampasalisihan nan patuk tidak pula pandai.

Sekarang anak bujang jo gadis di kampung kita memakai kato mandata atau manurun saja tuan. Tidak peduli yang dihadapi itu orangnya lebih tua dari mereka.

Maaf tuan, kalau kami terlalu manyingguang, kalau kami nanti terus orang yang akan meutarakan, tidak jua nampak oleh kami. Makanya kami dahulukan mengutarakannya. Bukan karena kegadang-gadangan, melainkan karena cinta akan kampung halaman.

Kami tak pula merasa benar sendiri, sebab tidak ada manusia yang terlepas dari berbuat khilaf. Akan halnya dalam ilmu, di atas langit masih ada langit. Marilah kita sama-sama belajar, kembali kearifan orang dahulu. Hidup manenggang raso, saayun-salangkah, saciok bak ayam-sadanciang bak basi.

Nagari kito punyo falsafah:

nan kuriak iolah kundi,

nan sirah iolah sago.

Nan baiak iolah budi,

Nan indah iolah baso

Tapi tuan, maafan kami, ndak ado nampak dek kami kepribadian serupa itu di kampung kita. Terutama oleh anak muda, sebagian besar dari mereka kasar tak tau adat.

Marilah kita jaga adat dan agama di nagari kita tuan, jangan sampai hilang termakan zaman, jangan pula sampai keluar kata yang sangta terpantang bagi kami mendengarnya “AH..BIASO SEN KINI NO TU..!!!”

Na’uzubillah…

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum