Langsung ke konten utama

Balasuk

[caption id="attachment_1010" align="alignright" width="300"]Sawah di belakang rumah. Tempat: Tapi Jorong Nan Tujuah. Maaf gambar tak bersesuaian dengan tulisan Sawah di belakang rumah.
Tempat: Tapi Jorong Nan Tujuah.
Maaf gambar tak bersesuaian dengan tulisan[/caption]

Masihkah engku dan encik ingat dengan salah satu permainan kita semasa kanak-kanak dahulu? Salah satu permainan yang kita mainkan untuk menentukan menang atau kalah?

Kalau pada masa sekarang lebih dikenal oleh orang-orang permainan gunting, batu, kertas. Merupakan permainan anak negeri khas dari masyarakat Asia Timur seperti Cina, Korea, dan Jepang. Permainannya ialah dua orang saling beradi memainkan permainan ini dengan menggunakan jari-jari tangan. Dimana ketiga benda ini yakni gunting, batu, dan kertas dilambangkan dengan jari-jari tangan.

Gunting dilambangkan dengan jari telunjuk dan jari tengah yang dibuat membentuk serupa gunting dimana jari-jari lain digenggam atau dilipat atau ditekuk. Batu dilambangkan dengan keseluruhan jari-jari tangan digenggam berbentuk tinju sehingga menyerupai batu. Sedangkan kertas dilambangkan dengan keseluruhan jari-jari tangan yang dikembangkan.

Dalam permainan ini batu jika dilawan gunting maka batulah yang menang karena batu tidak pernah dapat digunting. Sedangkan gunting jika dilawan dengan kertas maka akan dimenangkankan oleh gunting karena gunting dapat mencabik-cabik kertas. Sedangkan batu jika dilawan dengan kertas, maka kertaslah yang menang.

Dalam masyarakat Minangkabau juga ada permainan serupa yang kita namakan dengan balasuk atau balasuik. Permainannya masih serupa hanya saja perlambang yang digunakan berbeda. Dalam masyarakat Minangkabau dikenal tiga buah makhluk yang dijadikan perlambang dari jari-jari tangan. Pertama jempol yang melambangkan gajah, kemudian telunjuk yang melambangkan manusia, dan terakhir kelingking yang melambangkan semut.

Jika jempol dilawan dengan telunjuk maka jempol yang menang karena manusia takkan sanggup jika disuruh menghadapi gajah sendirian. Sedangkan telunjuk jika dilawan dengan kelingking maka telunjuklah yang menang karena semut juga tak pernah menang melawan manusia. Sedangkan kelingking jika dilawan dengan jempol maka kelingkinglah yang menang karena semut dengan ukuran tubuhnya yang kecil dapat memanjat dan merayap ditubuh gajah dan memberi perlawanan.

Selain itu ada lagi satu jenis balasuk yang dikenal oleh masyarakat kita yakni lasuk tangan. Kalau balasuk yang kami jelaskan di atas dilakukan hanya antara dua orang. Maka untuk balasuk ini dapat diikuti oleh banyak orang. Biasanya lasuk ini digunakan untuk mengeliminasi banyak orang sehingga tersisa dua atau bahkan satu orang saja sebagai pemenang atau sebaliknya. Tergantung dari kesepakatan di awal permainan.

Lasuk ini menggunakan punggung dan telapak tangan sebagai perlambang. Punggung tangan merupakan perlambang dari malam hari, hal ini karena kebanyakan orang Melayu berkulit Sawo Matang maka perbedaan warna antara punggung dan telapak tangan sangat terasa. Sedangkan telapak tangan melambangkan siang hari.

Jalannya permainan ini ialah dengan dipimpin oleh satu orang dengan menyebutkan banyak atau sakaciak. Jika banyak maka akan dilihat mana yang lebih banyak telapak  atau punggung tangan. Yang banyak menang dan yang sedikit kalah yang berarti kembali balasuk. Apabila remis maka kembali diulangi. Begitulah seterusnya hingga tersisa dua atau satu orang. Kalau yang tersisa dua orang maka kemudiannya akan diadakan balasuk dengan jari, seperti yang telah kami jelaskan di atas tadi.

Begitulah engku dan encik sekalian..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum