[caption id="attachment_1131" align="alignright" width="300"] Bonjo, kawasan ini sedang ditumbuhi semak belukar. Di hadapan, terdapat Tabek Masjid Wustha.[/caption]
Apakah yang terkenang oleh engku dan encik apabila kami sebutkan kata “Bonjo”?
Pastilah Perang Pederi dan Tuanku Imam Bonjol.
Benarlah engku dan encik sekalian, sama sekali tiada salah. Sebab demikianlah pengetahuan kita semua perihal kampung sendiri. Namun sesungguhnya duhai engku dan encik sekalian di Alam Minangkabau ini banyak kampung ataupun nagari memiliki nama yang sama. Serupa Nagari Kamang yang juga memiliki kembaran di Sijunjuang (terlepas apakah terdapat hubungan sejarah dari kedua nagari ini).
Serupa dengan nama Solok, merupakan nama sebuah kota dan kabupaten di daerah Kubung Tigo Baleh. Pastilah engku dan encik sekalian tahu akan hal ini. Dan sebagai mana engku dan encik ketahui pula, nama Solok juga terdapat di kampung kita yakni nama sebuah jorong. Lebih populer di kalangan anak nagari dengan nama “Batu Bajak”.
Adapun dengan Bonjo, selain dari nama salah satu nagari di Kabupaten Pasaman sekarang juga terdapat sebuah kampung selepas kita melalui Nagari Panampuang arah ke Simpang Canduang. Entahkah ini nama kampung (atau jorong) ataukah nama nagari? Kamipun tak pula tahu engku dan encik sekalian.
Di kampung kita rupanya juga ada nama sebuah kawasan yang bernama Bonjo. Kawasan ini terletak di antara Masjid Wustha dengan Rumah Rangkayo Epi dari suku Sikumbang di Pintu Koto. Pada kawasan Bonjo ini terdapat sebuah rumah yang tak tampak oleh kita apabila kita pandangi dari jalan saja. Rumah tersebut kepunyaan dari Dt. Majo Basa dari Suku Koto Sariak. Kawasan Bonjo ini termasuk kepada Jorong Pintu Koto.
“Sungguh aneh nian..” kata engku dan encik
Memang benar, kamipun merasa demikian. Pastilah ada makna dibalik ini semua duhai engku dan encik sekalikan. Mungkin saja dahulu kawasan ini merupakan kawasan pertahanan bagi para pejuang Paderi, atau lain-lain sebab.
Apakah yang terkenang oleh engku dan encik apabila kami sebutkan kata “Bonjo”?
Pastilah Perang Pederi dan Tuanku Imam Bonjol.
Benarlah engku dan encik sekalian, sama sekali tiada salah. Sebab demikianlah pengetahuan kita semua perihal kampung sendiri. Namun sesungguhnya duhai engku dan encik sekalian di Alam Minangkabau ini banyak kampung ataupun nagari memiliki nama yang sama. Serupa Nagari Kamang yang juga memiliki kembaran di Sijunjuang (terlepas apakah terdapat hubungan sejarah dari kedua nagari ini).
Serupa dengan nama Solok, merupakan nama sebuah kota dan kabupaten di daerah Kubung Tigo Baleh. Pastilah engku dan encik sekalian tahu akan hal ini. Dan sebagai mana engku dan encik ketahui pula, nama Solok juga terdapat di kampung kita yakni nama sebuah jorong. Lebih populer di kalangan anak nagari dengan nama “Batu Bajak”.
Adapun dengan Bonjo, selain dari nama salah satu nagari di Kabupaten Pasaman sekarang juga terdapat sebuah kampung selepas kita melalui Nagari Panampuang arah ke Simpang Canduang. Entahkah ini nama kampung (atau jorong) ataukah nama nagari? Kamipun tak pula tahu engku dan encik sekalian.
Di kampung kita rupanya juga ada nama sebuah kawasan yang bernama Bonjo. Kawasan ini terletak di antara Masjid Wustha dengan Rumah Rangkayo Epi dari suku Sikumbang di Pintu Koto. Pada kawasan Bonjo ini terdapat sebuah rumah yang tak tampak oleh kita apabila kita pandangi dari jalan saja. Rumah tersebut kepunyaan dari Dt. Majo Basa dari Suku Koto Sariak. Kawasan Bonjo ini termasuk kepada Jorong Pintu Koto.
“Sungguh aneh nian..” kata engku dan encik
Memang benar, kamipun merasa demikian. Pastilah ada makna dibalik ini semua duhai engku dan encik sekalikan. Mungkin saja dahulu kawasan ini merupakan kawasan pertahanan bagi para pejuang Paderi, atau lain-lain sebab.
Pak, jangan2 tambo lamo benar. Bahwa tatkala Marapi masih sebesar telur itik turun lah nenek moyang kita. Dari sana mereka menyebar dan membentuk nagari di Minangkabau. Kalau memang sstu daerah asal, nama2 yg digunakanuntuk nagari ootomatis akan sama pula. Dusun Kubang Magek punya kembaran juga kan di Kubang putih? Nah teori saya juga membenarkan teori "jangan* Bonjo di Kamang ini berasal dari peninggalan perang paderi hehehe
BalasHapushehe.. terimakasih rangkayo serupalah agaknya pemahaman kita.
BalasHapusDi Magek Ada Koto Kaciak, di Kamangpun demikian ada pula kampung yang bernama Koto Kaciak. hendaknya persamaan itu menjadi pengikat diantara kita ya rangkayo..
[…] Ampek Kampuang. Namun sebelum memasuki kawasan Ampang, kita terlebih dahulu akan melalui kawasan Bonjo yang masih berada dalam kawasan Jorong Pintu […]
BalasHapusado juo istilah nan ma artikan Bonjo dari "Bao Juo", bao juolah Ulando tu kamari, sebuah penyesalan kepada fihak kaum adat yang membawa Belanda ke pedalaman MK.Wallahu alam.
BalasHapusTerima kasih atas masukannya engku,. :-)
BalasHapusMaaf baru kami balas..