Langsung ke konten utama

Pawai 17 Agus pada 18 Agustus 2014

[caption id="attachment_1536" align="alignleft" width="300"]Anak-anak sekolah dengan pakaian kebesaran mereka Foto: Benny Frivanda Anak-anak sekolah dengan pakaian kebesaran mereka
Foto: Benny Frivanda[/caption]

Hari Senin tanggal 18 Agustus 2014 yang silam telah berlangsung acara Pawai 17 Agustus di kampung kita yang diadakan oleh fihak Kecamatan. Rupanya Simpang Pintu Koto dijadikan sebagai tempat untuk memasang tenda tepatnya di muka kedai Engku Parido dan Engku Dt. Bilang Sati.

Acara diikuti oleh sekalian anak sekolah yang ada di Kecamatan Kamang Magek, juga ada kelompok ibu-ibu pemain rebana dari Kamang Mudiak, serta peserta lainnya. Terdengar oleh kami bahwa tiada kegiatan apa-apa untuk tingkat nagari di kampung kita, semoga hal ini dapat menjadi renungan bagi kita bersama.

[caption id="attachment_1534" align="alignright" width="300"]Para Petinggi Foto: Benny Frivanda Para Petinggi
Foto: Benny Frivanda[/caption]

Di panggung kehormatan hadir Camat Kamang Magek beserta ketiga Wali Nagari yang ada di lingkungan Kecamatan Kamang Magek serta petinggi Militer dan Polri.

Sungguh beruntung kita karena kampung kita dijadikan sebagai pusat kegiatan pawai ini, hal ini hendaknya mendatangkan kearifan kepada kita bersama, betapa orang menghargai kampung kita. Maka mulailah bagi kita menghargai kampung kita yakni dengan menjaga Adat & Agama.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan ...

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Perihal Engku dan Encik

[caption id="attachment_894" align="alignleft" width="300"] Rumah Gadang yang telah Ditinggalkan di Nagari Kamang ini. Begitulah adat dan agama dianggap telah usang bagi yang muda-muda. Ditinggalkan dan dibenci. Taratik tak ada, kurang aja merajelala..[/caption] Beberapa masa yang lalu salah seorang anak bujang nan keren dan sangat gaul gayanya memberi pendapat terhadap tulisan kami di blog ini. Apa katanya “ engku encik tu ndak bahaso kamang tu doh tuan, tukalah jo nan labiah sasuai. .” Ah.. panas kepala ini dibuatnya, sesak dada kami dibuatnya, dan rusak puasa kami jadinya. Begitulah anak bujang sekarang, tak diajari oleh induaknya tak pula mendapat pengajaran dari mamaknya. Orang sekarang dalam mendidik anak ialah dengan mampalapehnya saja. Apalagi banyak orang tua yang mengidolakan ( tak e nyehan [1] ) anaknya, segala ucapan dan kelakuan anak ialah baik menurut keluarganya. Terlebih lagi bagi anak bungsu dan tongga babeleng [2] . Raso jo pareso, ...