Langsung ke konten utama

Santo & Siriah

[caption id="attachment_1559" align="alignright" width="300"]Santo, rokok orang dahulu Ilustrasi Gambar: Internet Santo, rokok orang dahulu
Ilustrasi Gambar: Internet[/caption]

Baralek atau kenduri, atau pesta merupakan acara utama atau puncak dari rangkaian kegiatan dalam perjodohan ini. Namun bukan berarti selepas baralek, berbagai acara adat selesai dikerjakan. Untuk helat kaum lelaki[1] memanglah sudah namun bagi kaum perempuan belumlah usai begitu saja. Begitu juga dengan pasangan pengantin, banyak kewajiban yang harus mereka selesaikan kepada segala dunsanak dan kerabat lainnya. Memanglah demikian adat di kampung, kewajiban tersebut bukanlah untuk memberatkan melainkan untuk mengasah dan melatih kehalusan budi-bahasa, pengingat bahwa dalam hidup ini kita taklah sendiri melainkan ada karib-kerabat yang mendampingi. Tidak ada orang Minangkabau yang hidup sendiri, yang individualis..


Biasanya beberapa bulan sebelum hari baralek kaum ibu telah mulai membeli satu-persatu bahan-bahan kebutuhan dapur. Tentunya bahan-bahan yang tahan lama, seperti kerambia[2], bawang, saka, dan lain sebagainya.


Selang beberapa hari sebelum baralek, dua hari, tiga hari, atau empat hari diadakanlah mangalamai oleh kaum perempuan dengan mengundang seluruh saudara sesuku, jiran, dan karib-kerabat untuk ikut membantu. Acara mangalamai dan marandang terkadang disamakan oleh orang waktunya atau terkadang marandang telah diangsur-angsur oleh fihak keluarga.




[caption id="attachment_1560" align="alignleft" width="290"]Daun Siriah Ilustrasi Gambar: Internet Daun Siriah
Ilustrasi Gambar: Internet[/caption]

Paling cepat tiga hari sebelum hari baralek disuruhlah dunsanak untuk pergi maimbau urang, mereka pergi berpasangan yakni dunsanak lelaki dan perempuan. Apabila tidak ada dunsanak kanduang maka dunsanak sesukupun boleh. Yang lelaki pergi dengan menggunakan baju kemeja, celana dasar, kopiah, dan kain sarung[3]. Sedangkan bagi yang perempuan memakai baju kurang, membawa selendang bagi yang sudah menikah.


Dalam maimbau urang ini akan dibedakan antara maimbau urang biasa dengan karib-kerabat. Terutama keluarga dekat seperti bako, mintuo, dan lain sebagainya. Biasanya keluarga dekat akan diimbau lebih dahulu oleh keluarga kandung, diisitilahkan juga dengan manjapuk. Selepas itu akan dilambak-i[4] lagi oleh dunsanak kita yang disuruh pergi maimbau urang.


Bagi yang lelaki akan membawa santo[5] sedangkan perempuan membawa siriah, pinang, gambia, dan sadah. Dalam maimbau urang ini biasanya orang yang pergi akan diajari dahulu oleh orang tua-tua. Pengajaran biasanaya seputar pakaian yang dipakai, cara maimbau (manyolo[6] jo manyiriah[7]), bagaimana cara maimbau kerabat yang beragam hubungannya, serupa apa pula jika orang yang diimbau ternyata tidak sendirian karena sedang bercakap-cakap dengan orang lain, atau lain-lain keadaan.


Dalam maimbau urang ini biasanya para pengimbau hendaklah mencari dengan sungguh-sungguh apabila tidak bersua dengan orang yang kita tuju. Cari hingga ke sawah, ke dalam perak, ke rumah orang (apabila ia bertandang), dan lain sebagainya. Apabila tidak bersua, hendaknya bagi yang lelaki meninggalkan santo dan bagi yang perempuan meningalkan siriah lengkap. Inilah tanda bahwa undangan telah sampai. Pada masa sekarang, hal serupa ini sudah jarang dikerjakan oleh orang di kampung kita.










[1] Maksudanya helat kaum lelaki ialah acara helat yang dihadiri oleh kaum lelaki.




[2] kelapa




[3] Kain sarung bugis untuk yang sudah menikah dan kain sarung jawa untuk yang masih bujang.




[4]Berasal dari kata lambak yang berarti lapis, melapisi, dilapisi




[5] rokok




[6] Manyolo ialah istilah yang dipakai dalam maimbau orang lelaki



[7] Manyiriah ialah istilah yang dipakai dalam maimbau orang perempuan




Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...

Nyanyian Malaikat dari Syurga

[caption id="attachment_617" align="alignright" width="300"] Hari yang telah beranjak siang, tengoklah engku dan encik sekalian. Betapa indahnya pemandangan di pagi hari. [/caption] DIDIKAN SUBUAH. Engku dan encik sekalian tentunya pernah mendengar kata ini, dan kami yakin pastilah pernah melaluinya pula. Bangun dengan berat pada perak siang, dogoncang-goncangkan badan oleh orangtua, disiram dengan air, dimarah-marahi, dan lain sebagainya. Maklumlah engku, kalau kata orang yang ahli dengan ilmu kesehatan dan ilmu hayat (biologi) mengatakan kalau pada usia kanak-kanak dan remaja ada semacam hormon yang menyebabkan kita sangat berat sekali untuk bangun pagi perak siang. Oleh karena itu dalam agama kita, Allah sangat menghargai dan memberikan pahala yang besar kepada anak muda yang bangun subuh untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Allah sangat cintakan anak muda yang rajin beribadah, begitulah kaji yang terdengar oleh kami engku dan encik seka...