Jalan Cerita
Pagi itu selepas sembahyang Subuh, Tuanku Nan Renceh tengah duduk berzikir menyerahkan diri pada Nan Kuasa. Lalu tibalah pemikiran pada dirinya “Kalau bak nan ko keadaan nagari, elok den jalang Tuanku Bajangguk Itam di Taluak..”
Kemudian bersegeralah beliau ini menyiapkan diri hendak ke Taluak, tepatnya Surau Taluak di tepi Batang Agam. Para tuanku ini mulai bertukar fikiran, berunding hendak mencari cara bagaimana mengembangkan agama ini untuk masa yang akan datang.
Akhirnya, mufakat dua orang tuanku itu mencapai kata sepakat, mereka hendak menjalang ke Ampek Angkek ke Surau Tuanku Nan Tuo di Koto Tuo. Dua orang tuanku ini mendapat kabar kalau akan diselenggarakan rapat besar yang akan dihadiri oleh semua tuanku-tuanku nan ada di Luhak Nan Tigo ini.
Dalam rapat di Koto Tuo dapat kesepakatan akan mengadakan pengajian di semua surau nan ada. Selanjutnya mempersiapkan diri guna berperang menghadapi Belanda karena Kaum Adat telah meminta bantuan kepada Si Kafir untuk menghadang laju dakwah Kaum Putih.
Tatkala dalam perjalan pulang ke Kamang dari Koto Tuo, di tengah perjalanan tuanku nan bertiga ini bersua dengan sebuah keramaian. Kiranya keramaian itu karena ada permainan di galanggang, bermacam rupa permainan diadakan, menyambung ayam, main gundu, minum tuak, dan beraneka ragam jenis permainan lain nan mengandung unsur judi. Disaat tuanku nan bertiga sampai, kedapatan pula beberapa orang nan sedang berkelahi di galanggang itu. Maka mendapati hal yang demikian, diberilah pengajaran kepada sekalian nan ada di gelanggang.
Selepas itu, tuanku nan bertiga ini kembali ke surau mereka masing-masing, melipat gandakan usaha dakwah mereka.
Akhirnya yang diperkirakan datang juga, Belanda telah sampai ke Darek. Cangkiang dan Koto Tuo telah mereka rebut, tujuan mereka sekarang ialah Benteng Kamang nan membentang dari perbatasan dengan Salo hingga ke Nagari Bukik. Kamang di kepung dari empat jurusan.
Sejarah mengabarkan bahwa sekitar 3.500 (tiga ribu lima ratus) orang serdadu yang dikerahkan untuk menyerang Benteng Kamang. Perang pertama terjadi pada tanggal 9 Juli 1833 yang menuai kegagalan pada fihak Belanda. Namun pada keesokan harinya terjadi perang basosoh di Ladang Pak Kerong (kini bernama Pasia Anyiak) yang terletak di Tangah Taluak. Pada peperangan ini pulalah Tuanku Bajangguk Itam Syahid dan Benteng Kamang akhirnya jatuh jua dengan pengerobanan yang besar dari kedua belah fihak.
Pada tanggal 10 Juli 1833 Benteng Kamang direbut oleh Belanda, banyak mujahid yang mundur ke nagari lain serta banyak pula yang pergi ke Nagari Bonjol, tempat kedudukan Malin Basa atau kemudian bergelar Tuanku Imam Bonjo.
Tokoh-tokoh dalam Randai Harimau nan Salapan:
1. Tuanku nan Renceh
2. Tuanku Bajangguk Hitam
3. Tuanku Pasia dari Pasia
4. Tuanku nan Tuo di Ampek Angkek
5. Tuanku di Sungai Pua
6. Tuanku di Kubu Sanang
7. Tuanku di Ladang Laweh
8. Tuanku di Padang Lua
9. Tuanku di Galuang
10. Tuanku di Koto Ambalau
11. Tuanku di Lubuak Aua
12. Tuanku di Mansiangan
13. Tuanku di Pariaman
14. Tuanku di Sumaniak
15. Tuanku di Piabang
16. Tuanku di Pandai Sikek
17. Tuanku di Cangkiang
18. Pakih Sangir Koto Tuo
Komentar
Posting Komentar