Langsung ke konten utama

Syekh Yunus Yahya al-Khalidi

[caption id="" align="aligncenter" width="552"] Sumber Gambar: https://www.facebook.com[/caption]

al-Marhum Syekh Yunus Yahya al-Khalidi Magek (1910-2001)


Beliau ialah salah satu ulama besar Persatuan Tarbiyah Islamiyah, pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiyah Magek. Sebagai salah seorang ulama yang dikarunia umur yang panjang, beliau ialah saksi mata dan sumber sejarah mengenai ulama-ulama tua dari Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Alm. Prof. Sanusi Latief, sebelum merampung disertasi tebalnya mengenai ulama-ulama tua (1988), perlu berkunjung ke Magek untuk menemui beliau (Syekh Yunus mengarang sebuah buku tahun 1978 yang menjadi sumber langka tentang ulama-ulama tua Minangkabau).


Beliau terlahir dari keluarga ulama. Ayahnya, Syekh Yahya al-Khalidi Magek ialah ulama sepuh tempat berguru tokoh-tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Di antara muridnya ialah Syekh Sulaiman Arrasuli Candung, Syekh Abbas Qadhi Ladang Laweh, Syekh Mahmud Abdullah Tarantang - Harau, dll. Sang ayah merupakan murid dari Maulana Syekh Abdurrahman Batuhampar,[1] dan Syekh Muhammad Sa'ad al-Khalidi Mungka. Gelar al-Khalidi dibelakang namanya ialah petanda bahwa ia merupakan Syekh Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Hari-hari sang ayah dihabiskan untuk mengajar ilmu agama di Surau Baru Magek. Mengajar suluk Thariqat Naqsyabandiyah dan mendaras kitab Ihya' Ulumiddin merupakan rutinitasnya.


Sang anak, Syekh Yunus Yahya, yang kita bicarakan saat ini, belajar agama kepada beberapa ulama terkemuka Minangkabau, antara lain kepada Syekh Ibrahim Harun Tiakar, dan sempat menimba ilmu di Mekkah. Di Mekkah ia sempat belajar kepada Syekh Machudum Solok yang diangkat menjadi ulama besar di Mesjidil Haram.


Sebagaimana ayahnya, Syekh Yunus Yahya juga merupakan Syekh Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Beliau melanjutkan kepemimpinan ayahnya di Surau Baru, sesudahnya ayahnya wafat di tahun 1940-an. Saya mendengar dari anaknya bahwa Syekh Yunus Yahya karam dalam zikir selama tiga hari tiga malam. Selama ini ia tidak makan tidak minum, lenyap dalam mengingat Allah.


Dalam organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Syekh Yunus termasuk tokoh penting. Beliau pernah menjadi utusan Persatuan Tarbiyah Islamiyah dalam rombongan Presiden Soekarno yang melawat ke beberapa negara. Selain itu, beliau juga bertindak sebagai sekretaris dalam Konferensi Thariqat Naqsyabandiyah di Bukittinggi 1954. Pada konferensi itu hadir ulama-ulama Thariqat Naqsyabandiyah ternama dari berbagai daerah Minangkabau, antara lain Syekh Abdul Ghani Batubersurat, Syekh Mudo Abdul Qadim belubus, Syekh Mohammad Sa'id Bonjol, dsb.


Di antara wasiat-wasiat beliau sebelum wafatnya: (1) hendaknya seseorang mencoba suluk, walau hanya satu kali seumur hidup; (2) pembanyaklah membaca al-Qur'an, karena al-Qur'an menolak pikun. Begitu yang disampaikan oleh anak syekh tersebut kepada saya.


-----------


Syekh Yunus Yahya wafat dan dimakamkan di samping makam ayahnya, Syekh Yahya al-Khalidi, di komplek Surau Baru Magek. Dalam beberapa waktu saya tetap rutin berziarah ke makam beliau.


Pertalian beliau dengan pribadi yang faqir ini, khususnya dalam Thariqat Naqsyabandiyah, yaitu sama-sama berhulu kepada Syekh Yahya al-Khalidi (ayahnya). Tiga tabaqat dari al-faqir, yaitu Syekh Mahmud Abdullah yang masyhur dengan gelar Baliau Tarontang - Harau (Payakumbuh) ialah murid langsung dari Syekh Yahya al-Khalidi.


al-Fatihah


Saya yang berkisah:
Apria Putra Tuanku Mudo Khalis
Syafi'i mazhabnya, Asy'ari i'tikadnya,
Samaniyah minumannya, Syadzulliyah wiridnya, Naqsyabandiyah pakaiannya.


_____________________________

Disalin dari: Status Facebook Afriyanto Anto
Tanggal: 02 Januari 2020


_____________________________

Catatan Kaki: (Oleh Tuanku Bajangguk)

[1] Syech Abdurrahman merupakan 'datuk' dari Bung Hatta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum