Langsung ke konten utama

Cerita Rakyat Nagari Kamang


Bongkahan Emas di Gunuang Haru


 

Semasa kecil dahulu pernah terdengar oleh kami perihal cerita dongeng bahwa terdapat bongkahan emas sebesar kuda di Gunuang Haru. Gunuang Haru merupakan nama daerah berbukit di kaki Bukit Barisan sebelah utara dari Nagari Kamang. Termasuk ke dalam wilayah Jorong Batubaraguang, dari sini jika tuan memandang ke bawah maka niscaya tuan akan mendapati pemandangan yang menakjubkan. Rangkaian sawah milik anak nagari saling jalin-menjalin menyajikan pemandangan yang takkan pernah tuan lupakan. “Sungguh besar keaguangan Allah, karya seni dari sang Pencipta Alam” mungkin begitu pendapat tuan-tuan yang masih beriman. Tapi jika tuan-tuan yang begitu memuji cara berfikir matrealisme (liberal) maka tuan tentunya berpendapat bahwa “hal tersebut merupakan fenomena alam luar biasa yang tercipta berkat buah karya manusia. Bukankah rangkaian petak-petak sawah ini dibuat oleh nenek moyang kita dahulu?!..”

Diceritakan bahwa bongkahan emas itu terdapat dalam perut bukit  di Gunuang Haru. Apabila ada yang berani mengambil maka niscaya akan terjadi malapetaka semacam gempa bumi. Jadi jangan tuan coba-coba untuk mencari dan mengambilnya sebab hal tersebut akan mendatangkan malapetaka ke dalam nagari.

Pada masa sekarang cerita semacam itu sudah jarang beredar di kalangan anak-anak kecil di Nagari Kamang. Mana ada waktu untuk cerita semacam itu karena pelajaran anak sekolah masa sekarang bertambah berat. Kalaupun ada waktu, kebanyakan dari anak-anak ini lebih suka bermain game online atau facebook-an. Tidak ada ruang untuk masuknya cerita rakyat buah fikir kearifan lokal ninik kita orang dahulu. Jangankan untuk cerita rakyat, untuk pelajaran agama dan adat saja sudah tidak ada ruang. Makanya banyak anak-anak sekarang nan kurang aja. Tidak tahu jo nan ampek, sebab tidak diajari oleh orangtuanya di rumah. Sedangkan mamak sibuk pula dengan anak-isterinya di rumah orang.

Maka taklah mengherankan jika tuan lihat pada masa sekarang bayak anak muda yang kurang ajar, tidak pandai manyapo¸ dan yang terparah ialah ndak tau jo nan ampek.

Kembali ke cerita kita tersebut, katanya bongkahan emas tersebut terletak di dalam pertu bukit di Gunuang Haru. Jika ada yang mencoba mencari niscaya akan kepayahan, sebab emas tersebut hanya dapat dilihat oleh orang yang memiliki kemampuan khusus. Jadi jika engku hendak mencari emas tersebut maka engku harus menuntut ilmu dulu, pertajam indere engku yang lain.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Adat sopan santun orang Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia [/caption] Dalam suasana hari raya ini berkenankah engku, rangkayo, serta encik sekalian kami bawa melancong ke masa silam. Baru-baru ini kami mendapatkan sebuah kutipan pada sebuah buku dari tulisan seorang ahli perilaku (etiket) pada masa dahulunya di Minangkabau. Dikarang oleh B. Dt. Seri Maharajo dengan judul  Kitab 'Adat Sopan Santoen Orang Minangkabau  yang diterbitkan oleh Penerbit Merapi & Co  pada tahun 1922 di Bukit Tinggi. Kutipan tersebut memuat uraian pada halaman 75-80 sebagai berikut: 1. Apabila duduk bersama-sama tak boleh terkentut 2. Kalau menguap harus menutup mulut dengan tangan yang terkerucut 3. Apabila pergi ke jamban (untuk buang air besar) perlulah menutup kepala, memakai terompah, dan jangan terbuka aurat sebelum masuk jamban. Jangan bercakap-cakap, jangan pula menyahuti panggilan (seruan orang) melainkan dengan batuk kecil-keci...

SMP nan diperbaiki

[caption id="attachment_505" align="alignleft" width="300"] Keadaan SMP ketika beberapa masa yang lalu kami ambil gambarnya. [/caption] Pada saat pulang kampung nan dahulu, kami tak sengaja melihat pemandangan mengharukan yakni telah terjadi renovasi pada sekolah SMP yang terletak di perbatasan Kamang (Pintu Koto) dan Magek. Terkejut kami karena bangunan lama telah hilang dan sedangkan bangunan baru sedang dalam tahap pengerjaan. Mungkin saat ini telah selesai dikerjakan orang. Sungguh kami mengutuki diri sendiri, kenapa dahulu tak diambil gambar rumah sekolah ini. Sama kiranya ketika kami mendapati bahwa Pakan Salasa telah dirubuhi orang dan digantikan dengan bangunan baru. Kamipun tak memiliki gambar bangunan Pakan Salasa nan lama, hilang sudah salah satu sejarah di nagari kita. Terdapat dua sekolah menengah di kampung kita yakni SMP dan MTsN atau biasa kita sebut dengan Sanawiyah. Rumah Sikola SMP ini lebih dikenal dengan nama SMP Magek, karena meman...