[caption id="attachment_51" align="alignleft" width="300" caption="Tugu Perang Kamang di Kamang Mudiak."][/caption]
Sesungguhnya Tugu Perang Kamang tidak hanya ada satu saja, yakni seperti yang dapat kita lihat di Simpang Pintu Koto sekarang. Melainkan tugu peringatan Perang Kamang ada tiga buah. Tahukah engku dimana letaknya yang dua buah lagi? Kami yakin ada diantara engku yang dapat menjawab, dan ada pula yang tidak. Marilah kami terangkan..
Tugu yang kedua ada di daerah Tangah di Nagari Kamang Mudiak sekarang. Daerah ini merupakan berbatasan dengan Jorong Koto Panjang di Kamang Hilir. Kenapa di sini dibangun tugu peringatan Perang Kamang? Sebab menurut orang Kamang Mudiak, di Kampuang Tangah inilah terjadi Perang antara mereka dengan Belanda. Dimana orang Kamang Hilir hanya “membantu saja” ke sana…
Konon kabarnya, tugu ini dibangun di dekat rumah isteri Haji Abdul Manan sebab menurut versi orang Kamang Mudiak, ke rumah isterinya inilah Haji Abdul Manan dicari oleh Belanda. Oleh karena itu sangat tepatlah pabila disini tugu tersebut dibangun.
Namun sebelum dari dua tugu yang terdapat di Kamang, telah lebih dahulu dibangun sebuah tugu oleh Belanda di Bukittinggi. Tepatnya di depan Rumah Sakit Ahmad Muchtar sekarang. Bentuk tugu itu sangat sederhana sekali, hanya berbentuk persegi yang tingginya mungkin kira-kira 8-10 m. Tak banyak yang tahu perihal keberadaan tugu tersebut, bahkan Anak Nagari Kamang sendiri.
Sebenarnya ada yang menganjal di hati kami duhai engku-engku sekalian. Yaitu perihal kebaradaan patung di Simpang Pintu Koto. Apa gerangan yang ada dibenak orang Kamang sehingga patung dapat berdiri di Nagari yang katanya beradat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Bukankah terlarang dalam agama kita duhai engku-engku sekalian. Sebegitu tipisnyakah pemahaman beragama orang kampung kita sehingga perkara semacam itu tak ada yang mengetahui. Kemana kiranya pergi para juru dakwah, kenapa kok dipabiakan saja?
Ah..maklumlah engku-engku sekalian, banyak surau nan lengang pada masa sekarang. Cobalah engku tengok ke kampung kita. Namun dari itu engku, adakah engku masih rajin sembahyang ke surau???..
Sekian..
Sesungguhnya Tugu Perang Kamang tidak hanya ada satu saja, yakni seperti yang dapat kita lihat di Simpang Pintu Koto sekarang. Melainkan tugu peringatan Perang Kamang ada tiga buah. Tahukah engku dimana letaknya yang dua buah lagi? Kami yakin ada diantara engku yang dapat menjawab, dan ada pula yang tidak. Marilah kami terangkan..
Tugu yang kedua ada di daerah Tangah di Nagari Kamang Mudiak sekarang. Daerah ini merupakan berbatasan dengan Jorong Koto Panjang di Kamang Hilir. Kenapa di sini dibangun tugu peringatan Perang Kamang? Sebab menurut orang Kamang Mudiak, di Kampuang Tangah inilah terjadi Perang antara mereka dengan Belanda. Dimana orang Kamang Hilir hanya “membantu saja” ke sana…
Konon kabarnya, tugu ini dibangun di dekat rumah isteri Haji Abdul Manan sebab menurut versi orang Kamang Mudiak, ke rumah isterinya inilah Haji Abdul Manan dicari oleh Belanda. Oleh karena itu sangat tepatlah pabila disini tugu tersebut dibangun.
Namun sebelum dari dua tugu yang terdapat di Kamang, telah lebih dahulu dibangun sebuah tugu oleh Belanda di Bukittinggi. Tepatnya di depan Rumah Sakit Ahmad Muchtar sekarang. Bentuk tugu itu sangat sederhana sekali, hanya berbentuk persegi yang tingginya mungkin kira-kira 8-10 m. Tak banyak yang tahu perihal keberadaan tugu tersebut, bahkan Anak Nagari Kamang sendiri.
Sebenarnya ada yang menganjal di hati kami duhai engku-engku sekalian. Yaitu perihal kebaradaan patung di Simpang Pintu Koto. Apa gerangan yang ada dibenak orang Kamang sehingga patung dapat berdiri di Nagari yang katanya beradat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Bukankah terlarang dalam agama kita duhai engku-engku sekalian. Sebegitu tipisnyakah pemahaman beragama orang kampung kita sehingga perkara semacam itu tak ada yang mengetahui. Kemana kiranya pergi para juru dakwah, kenapa kok dipabiakan saja?
Ah..maklumlah engku-engku sekalian, banyak surau nan lengang pada masa sekarang. Cobalah engku tengok ke kampung kita. Namun dari itu engku, adakah engku masih rajin sembahyang ke surau???..
Sekian..
Para dunsanak Kalau pemahanan Ambo tugu berbertuk orang yang dilarang. tapi kalau berbentuk segi Empat tak apa-apa, itu yang Ambo ketahui . sialakan tunjukkan dalilnya kalau tugu segi empat dilarang. Maaf itu komentar Ambo nan saketek memahami agamo. dari nan saketektu ambo amalkan.
BalasHapusMasukan dari engku/rangkayo sangat baik sekali, mudah2an menjadi pelita di tengah kehidupan kita nan semakin jauh dari pemahaman agama..
BalasHapus