Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Tarikh Perang Kamang Bagian.2

Perang Kamang Sebuah kisah dari Negeri Pemberontak Buminyo angek Aianyo karuah Ikannyo lia (Luhak Agam) Pada tanggal 1 Maret 1908, pemerintah Kolonial mengumumkan akan diberlakukan kebijakan penetapan pajak untuk rakyat di wilayah jajahan. Untuk itu para pejabat pemerintahan diharapkan segera melakukan penerangan (sosialisasi) kepada rakyat jajahan. Hal ini juga berlaku bagi pejabat pemerintahan di Governement Sumatera Westkust (Sumatera Barat). Maka dari itulah pejabat pemerintahan kolonial di Luhak Agam atau mereka menyebutnya Oud Agam yang berpusat di Fort de Kock (Bukittinggi) mengambil kebijakan untuk mengumpulkan para Kepala Laras. Gunanya ialah untuk menyampaikan kebijakan baru pemerintah tersebut. Kontroleur Agam ketika itu ialah seorang Belanda yang bernama Westernek yang merupakan salah seorang tokoh utama dalam pemberontakan orang Kamang. Dialah yang memimpin penyerangan terhadap Nagari Kamang yang kabarnya akan melawan kepada pemerintah. Westerneklah yang memimpin rapat de

Tarikh Perang Kamang Bagian. 1

Perang Kamang Permulaan Kalam Sekarang telah bulan Juni pula engku, tahukah engku-engku sekalian apa gerangan yang terjadi pada bulan ini? Suatu peristiwa bersejarah engku, peristiwa bersejarah bagi nagari kita yakni Nagari Kamang Darussalam. Suatu peristiwa yang telah menjadi kegiatan tahunan di nagari kita dimana hal tersebut selalu diperingati dengan melaksanakan upacara bendera. Semasa kecil tatkala masih bersekolah dahulu kami yakin engkupun sering disuruh oleh guru-guru untuk pergi upacara bendera ke Tanah Lapang di Ampang. Benar engku, yang kami maksudkan ialah Perang Kamang, sesuai dengan judul kami di atas. Perang pecah pada tanggal 15 Juni 1908 antara kita orang Kamang beserta beberapa penduduk di sekitar nagari kita dengan Pemerintahan Kolonial Belanda. Kami tak hendak mengatakan bahwa perang ini terjadi antara kita dengan orang Belanda. Sebab Pemeritnah Belanda sendiri yang memang menjadi pemuka pada pemerintahan mereka ketika itu tidak hanya mempekerjakan orang Belanda pad