Langsung ke konten utama

Berhati-hatilah berkendaraan

Kecelakaan Maut di Muka SMA


 

[caption id="attachment_92" align="alignleft" width="300"] Foto diambil dari arah Pintu Koto
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]

Pada saat sekarang ini di hadapan rumah sekolah SMA di Pintu Koto telah dibuat orang tanggul sebanyak tiga buah. Sungguh menyengsarakan bagi pengemudi kendaraan sebab tanggul yang oleh orang Jakarta disebut dengan “Polisi Tidur” cepat merusak kendaraan kita. Kami heran, bagaimana pula orang Jakarta menamakannya dengan “Polisi Tidur”, tak ada rupa polisi kami lihat pada tanggul ini.

Rupanya pemasangan tanggul ini ada sebabnya tuan, pada hari Sanayan[1] tanggal 15 Oktober 2012 yang dahulu telah terjadi suatu kecelakaan di jalan muka SMA kita ini. kecelakaan ini menimpa salah seorang adik/anak/kamanakan kita yang masih sekolah. Dia bersekolah di sekolah SMA Pintu Koto, saat ini sedang kelas tiga.

Apa yang terjadi tuan? Rupanya adik kita ini ditabrak orang ketika hendak membelok ke kedai yang ada di muka SMA. Dia dan dua orang kawannya naik motor bonceng tiga dari arah Simpang Pintu Koto. Lalu beriringan dengan mobil dan ketika sampai di muka rangkaian kedai di muka SMA, dia membelok tanpa melihat lawan dari arah muka. Karena pandangannya terhalang oleh mobil yang ada dihadapan maka dia tidak melihat bahwa di muka ada lawan dengan kecepatan tinggi sedang melaju. Akhirnya adik kita ini ditabrak.

Adik kita ini kena hantam di kepala, dibawa orang ke Pekan Kamis, lalu karena parah di bawa ke Rumah Sakit Ahmad Muchtar, namun karena tak sanggup oleh orang Bukittinggi maka dibawa ke RSUD M. Djamil Padang. Namun apalah daya tuan, pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2012 adik kita ini meninggal dunia.

Seorang gadis remaja kelas tiga SMA dari Barabukik bersukukan Pisang. Anak bungsu dan juga merupakan anak perempuan satu-satunya. Sungguh sayang tuan, engku, encik. Berhati-hatilah kita di jalan raya, di jalan kampungpun sudah tak aman seperti ini apalagi di jalan besar. Semoga kita terjauhkan dari perkara yang demikian.

[caption id="attachment_91" align="alignright" width="300"] Foto diambil dari arah Joho
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]

Ada orang yang geram berkata “Tulah ba aspal juo jalan rancak-rancak! Bapisah angok dari badan! Dahulu katiko jalan ko jalan kampuang juo baru, ndak ado kajadian bantuak ko doh…

Di jawab pula oleh yang lain “Ee.. ndak mantun doh tuan, iko dek urang gaek kini sayang ka anak mamanjoan, bapabiaan, babalian onda, babuek an SIM, bapaturuk-an kandak no. anak saumua ko tu sadang tangka-tangka no di tuan. Kalau awak dulu abih kanai lacuk jo kanai lakak dek urang gaek dulu. Kini kalau dibantuak-an tu maajai anak, awak lo nan kanai dek urang ko..

Entahlah tuan, kalau menurut kami banyak penyebabnya. Semoga saja kejadian demi kejadian ini mengajarkan orang kampung kita kalau anak itu disayang bukan berarti dibelikan motor atau bahkan mobil. Bisa saja nanti para orang tua di Kamang karena takut anak bawa motor, maka dibelikan mobil. Digadai ataupun dijual tanaha harta pusako, PANDIR ITU NAMANYA.

Kampuahlah wak dibuekno tuan…







[1] Orang Minangkabau sering menyebut hari Senin dengan sebutan Sanayan yang merupakan asal dari kata Senin. Sedangkan sanayan sendiri berasal dari Bahasa Arab yakni Itsnayan yang berarti hari ke-2.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum