Langsung ke konten utama

Nan lamo jo nan baru

Kepada tuan, engku, dan rangkayo yang berasal dari Pintu Koto untuk postingan kali ini kami berikan keistimewaan. Adapun keistimewaan tersebut masih seputar Kantor Jorong yang baru saja dimiliki oleh tuan, engku, dan rangkayo di Pintu Koto. Kami sangat merasa beruntung sekali karena telah dikirimkan foto lama dari Kantor Jorong Pintu Koto. Maka terbesit dibenak kami untuk memperlihatkannya kepada tuan dan puan sekalian. Sebagai pengobar rindu atau nostalgia kata orang masa sekarang.

[caption id="attachment_161" align="aligncenter" width="448"] Para pemuda dan pemudi anggota PKK sedang berpose dengan Tim Penilai.[/caption]

Maaf tuan, gambarnya tidak begitu bagus, sudah rusak pada beberapa sebagian. Semoga saja tidak mengurangi kenikmatan tuan dalam memandangnya.

Tengoklah tuan, betapa sopan-sopannya gadis-gadis dahulu. Hampir semua memakai baju kurung, hanya beberapa yang memaki pakaian dengan potongan kontemporer. Ada juga yang memakai kebaya, yang bukan berasal dari budaya kita orang Minangkabau.

Coba tuan bandingkan dengan keadaan masa sekarang?

[caption id="attachment_162" align="aligncenter" width="336"] Kantor Jorong Baru[/caption]

Ini merupakan kantor jorong yang baru, terlihat lebih kecil dan sangat sayang sekali bahwa kantor ini tidak memiliki Gonjong. Apakah karena keterbatasan lahan? Entahlah tuan, kami belum mendapat informasi lebih lanjut.


Kantor Jorong baru ini terletak di bekas bangunan Pos Ronda dahulunya. Pos ronda tersebut telah dihancurkan dan diganti dengan bangunan ini. Kantor ini didirikan di atas lahan milik penduduk setempat, statusnya kalau tak salah ialah pinjaman. Tanah ini ialah milik Ibuk Dahlia yang bersukukan Pisang yang merupakan Kamanakan dari Datuak Nagari Basa. Kalau tak salah beliau ini ialah anak dari Nyiak Aki Palimo Almarhum.


Semoga saja orang Pintu Koto merasa senang dan puas dengan kantor jorong mereka yang baru. Insya Allah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum