Langsung ke konten utama

SMA N 1 Kamang Magek

[caption id="attachment_209" align="alignleft" width="300"]Bangunan SMU N 1 Kamek Tampak MukaFoto: Koleksi Pribadi Bangunan SMU N 1 Kamek Tampak Muka
Foto: Koleksi Pribadi[/caption]

 

Di Nagari Kamang terdapat sebuah Sekolah Menengah Atas yang diawal mula berdirinya bernama SMA N2 Tilatang Kamang. Sekarang telah berganti nama menjadi SMA N 1 Kamang Magek. Hal ini karena di awal mula diberlakukannya kembali pemerintahan nagari, Nagari Kamang masih berada dalam wilayah administratif Kecamatan Tilatang Kamang yang berepusat di Pakan Kamih. Semenjak tahun 2003 terjadi pemekaran di Kecamatan Tilatang Kamang di mana tiga nagari memisahkan diri yakni Nagari Kamang Hilir, Kamang Mudik, dan Magek. Ketiga nagari tersebut pada saat ini berada dalam wilayah Kecamatan Kamang Magek yang berpusat di Joho.

Sekolah ini mulai dirintis pendiriannya pada tahun 1999 dengan menjadikan kawasan bekas Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) sebagai lokasi berdirinya. Tanah tempat lokasi ini berdiri dimiliki oleh Haji Umayya Umar adik dari Haji Rijal Abdullah. Sebelumnya Haji Rijal Abdullah menjadikan kawasan ini sebagai lokasi berdirinya SMPI yang dimilikinya. Sepeninggal dirinya, sekolah tersebut mengalami kemunduran dan akhirnya ditutup. Kemudian pihak Dinas Pendidikan Kecamatan Tilatang Kamang sempat mendirikan Lokal Jauh untuk SMA N 1 Tilatang Kamang, hal tersebut tidak berlangsung lama karena kemudian juga ditutup.

[caption id="attachment_210" align="alignright" width="300"]Beberapa orang Guru SMPI Berpose di hadapan gedung sekolah. Gedung sekolah pada masa dahulu terletak memelintang menghadap jalan. tepatnya gedung sekolah SMPI berada di lapangan sekolah SMU sekarang. Beberapa orang Guru SMPI Berpose di hadapan gedung sekolah. Gedung sekolah pada masa dahulu terletak memelintang menghadap jalan. tepatnya gedung sekolah SMPI berada di lapangan sekolah SMU sekarang.
Foto: Koleksi Pribadi[/caption]

Sebelum dijadikan SMA, kawasan ini menjadi tempat bermain bagi anak-anak kecil. Terutama bermain layang-layang dan sepakbola. Sering kali lahan di depan bangunan sekolah menjadi semak, ditumbuhi oleh ilalang dan berbagai rerumputan lainnya. Namun Almarhum Haji Umayya beserta isteri yang kala itu hanya tinggal berdua di rumah mereka yang terletak di depan sekolah, membersihkan halaman depan sekolah. Dengan menggunakan mesin pemotong rumput, sering menjadi tontonan bagi anak-anak ketika itu. Hal ini karena mesin pemotong rumput merupakan hal yang langka di kampung kami. Mesin bewarna merah yang cukup denga mendorong maka rumput-rumput akan terpotong rapi, mesin semacam itu hanya kami lihat di filem-filem pada televisi ataupun majalah atau koran.

[caption id="attachment_208" align="alignleft" width="300"]IMG_1097 Lapangan di belakang ged. kantor. Nun jauh di muka merupakan ged. labor kimia.
Foto: Koleksi Pribadi[/caption]

Bangunan sekolah SMPI saat itu terletak menghadap ke jalan (sekarang bernama Jalan Haji Rijal Abdullah). Lokasi tepatnya kira-kira berada di samping bangunan mushalla sekolah sekarang. Pada bagian belakang merupakan rawa, ketika sekolah baru didirikan rawa-rawa itu masih ada, dibuat pagar supaya tidak ada yang jatuh terperosok ke dalamnya. Saat sekarang ini sepertinya sudah ditimbun dengan pasir putih. Pada bagian belakang[1] merupakan lapangan kecil yang penuh dengan lubang-lubang tempat kubangan kerbau. Dahulu ada seorang kakek-kakek pengembala kerbau yang sering mengembalakan kerbaunya di sini. Sering kali kami tak sengaja menginjak kotoran kerbau jika bermain di sini. Kemudian, tanah ini dibatasi dengan parit dengan tanah milik penduduk Nagari Magek. Tampaknya parit itu pada saat ini sudah tidak ada.

Pada bagian depan dari bangunan sekolah merupakan padang rumput, disinilah kami kanak-kanak sering bermain layangan dan sepakbola. Tempat ini pulalah yang sering dibersihkan agar selalu terlihat indah dan dan rapi oleh Almarhum Haji Umayya beserta isteri. Kira-kira sepuluh meter di depan bangunan sekolah terdapat makam dari pendiri sekolah yakni Haji Rijal Abdullah. Makam tersebut sangat menarik karena dipagari dengan besi setinggi satu setengah meter. Kemudian pada nisannya terdapat keterangan menganai riwayat singkat dari almarhum. Nisannya bewarna putih berbentuk segi empat dengan tingi kurang lebih 60 cm. Saat ini, makam tersebut masih ada dan terletak persis di depan bangunan Kantor TU SMA N 1 Kamang Magek.







[1] Pada saat sekarang di lokasi tersebut berdiri bangunan lokal (sejajar dengan bangunan labor)


Komentar

  1. ambo anak suluang di sekolah tu.. KAmi punya ikatan sendiri SMUNSALOJA (SMUN Satu Lokal Jauh).. Kami dulu sakola di lokal kambing

    BalasHapus
  2. kami baru tahu kalau ada pula perkumpulan SMUN-Saloja. Baik kiranya dikabarkan kepada Alumni yang lain. Tahukah engku perihal Taragak Basobok tanggal 3 Syawal yang lalu?.

    Engku mula bersekolah tahun 2000 kalau kami tak salah, benarkah demikian? ada berapa semua murid ketika engku bersekolah? tahun berapakah mulai pindah ke Pintu Koto?

    terimakasih engku..

    BalasHapus
  3. […] menghabiskan masa remaja di kampung. Ada sekolah SMP (SMP N 1 Kamek) di Pakan Salasa-Pintu Koto, SMA di Pintu Koto (SMU N 1 Kamek), dan Sanawiyah di Ampang (MTsN […]

    BalasHapus
  4. Kami almamater SMP Islam 75-77 sempat melanjutkan ke SMA Islamnya juga. Karena masalah finansial Yg sulit pada waktu itu untuk mengoperasikan sekolah dan gaji guru. Makanya berhenti... Selanjutnya kami sekolah di SMA 1 Bukittinggi Lambau angkatan 80-82. Demikian

    BalasHapus
  5. Terimakasih keterangannya engku, kami sangat senang sekali dengan tambahan informasi ini.

    BalasHapus
  6. Kami mulai perdana tahun 1997-2000. tahun pertama di TK Mekar Dangau Baru. Tahun kedua baru dipindahkan ke "Lokal Kambing" Pintu Koto.Disebut "Lokal Kambing", karena waktu itu lokal tsb isinya kambing.. Disebut SMUNSALOJA karena kami di sekolahkan di SMAN 1 Kamang Magek, tp d ijazahkan oleh SMAN 1 Tilatang Kamang.. Jd kami punyo 2 identitas.. Waktu awal sekolah ado 3 lokal. kemudian setelah kelas 3 menjadi 2 lokal sajo.. Angkatan kami, si Frido Balan, Bosong, Alm Boy, Robi gurun, etc.. Waktu itu kepala sakola Pak Bakrie Medan karena status kami masih Lokal jauh.. Murid awal sekitar 80-100 orang, namun tahun kaduo menurun sebab anak2 Bukittinggi memilih pindah k Kota

    BalasHapus
  7. terimakasih engku atas tambahan informasinya..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum