Langsung ke konten utama

Terkenang akan nan lama..

[caption id="attachment_196" align="aligncenter" width="336"]Tugu Peringatan Perang Kamang nan Baru Tugu Peringatan Perang Kamang nan Baru
Foto: Koleksi Pribadi[/caption]

 

[caption id="attachment_195" align="aligncenter" width="320"]Tugu Peringatan Perang nan Lama Tugu Peringatan Perang nan Lama
Foto: Koleksi Pribadi[/caption]

Tahukah tuan ini foto apa?

Ini ialah foto tugu peringatan Perang Kamang yang konon kabarnya diresmikan sendiri oleh Jendral Abdul Haris Nasution yang menjabat sebagau Mentri Pertahanan ketika itu. Pada saat sekarang tugu ini sudah tidak dapat tuan temui lagi. Telah ditukar dengan yang baru..

Kami tak begitu ingat kapan kiranya ditukar, yang jelas masih dalam masa tahun 1990-an. Kalau tak salah sekitar tahun 1994-1997. Kalau kami tak salah mendapat kabar, tugu baru ini diresmikan pada tahun 1997. Tugu ini dibuat atas bantuan dari almarhum Datuak Hakim Tantawi anak dari almarhumah Hj. Ajisah di Gurun.

Lokasi masih tetap sama yakni Simpang Pintu Koto. Kami tidak tahu dengan pasti berapa besar biaya untuk membuat tugu ini. Seperti yang tuan lihat, tugu ini memiliki empat patung di puncaknya yang mewakili setiap tokoh dalam pemberontakan tahun salapan.

Rancangan awal tugu ini sesungguhnya bagus dimana terdapat air mancur yang menghiasi tugu ini serta dipercantik dengan tampilan lampu sorot aneka warna pada malam hari. Namun pada perkembangannya, segala fasilitas yang telah dibuat tidak dapat dipertahankan dengan baik. Maklumlah, kelemahan mentalitas orang Indonesia ialah tidak pandai dalam merawat, memelihara, dan menjaga.

Tugu ini dapat kita katakan sebagai landmark Nagari Kamang. Walau sebenarnya kami kurang berkenan dengan keberadaan empat patung di puncak tugu.

Memang sampai disanalah alam fikiran orang kita tuan. Kalau di luar negeri, setiap tugu peringatan dibuat dengan mempertimbangkan tidak hanya keindahan namun juga nilai-nilai, dan pesan yang akan disampaikan pada generasi mendatang. Biasanya disampaikan dalam bentuk abstraksi dalam wujud karya seni nan indah. Butuh kerja keras fikiran untuk memahaminya. Bagi orang pandir mereka akan menganggap bahw karya seni yang dihasilkan tidak ada hubungannya dengan momen yang hendak dikenang.

Semoga saja “Perang Kamang 1908” tidak hanya selebrasi belaka. Hendaknya setiap anak nagari Kamang, baik di rantau maupun di kampung memahami sejarah negerinya. Coba kami tanyakan kepada tuan, tahukah tuan perihal Sejarah Perang Kamang?

Komentar

  1. kalau masalah peresmian tugu perang kamang tuanku bisa tanya ke tokoh2 tua di kamang,,kemana bapak AH nasuiton datang dan meminta masyarakat mendirikan tugu tersebut..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum