[caption id="attachment_259" align="alignleft" width="300"] Jalan di Binu
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]
Telah lama kiranya berlangsung di kampung kita berlangsung orang mencor jalan. Tidak semua jalan tentunya, hanya jalan-jalan tertentu saja seperti jalan yang berada jauh di sudut nagari, jalan yang takkan mungkin mau diaspal oleh pemerintah. Biasanya ialah jalan-jalan kecil yang menghubungkan satu kampung dengan kampung yang lain. Sedangkan jalan besar atau jalan nagari telah diaspal, walau sebagian besar masih aspal jaguang[1] namun hal tersebut setidaknya sudah hampir mencapai 80% (kalau kami tak salah).
[caption id="attachment_260" align="alignright" width="300"] Tanda Bukti..:)
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]
Jalan-jalan yang ditembok berasal dari dana yang berbeda, ada yang dari perantau, ada pula yang berasal dari dana PNPM. Sungguh sangat bagus sekali sebenarnya tuan, walau kami merasa agak sedikit sedih karena merasa ada sesuatu yang hilang.
[caption id="attachment_258" align="alignleft" width="224"] Jalan di Pasia Nan Tujuah
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]
Jalan yang lanyah memanglah sangat dibenci karena sering menyebabkan tidak hanya kaki akan tetapi juga pakaian kita menjadi kotor. Terutama sekali dikala musim hujan, hampir setiap bagian jalan lanyah, orang yang berjalan kaki menjadi takut, yang memakai kendaraan menjadi enggan. Oleh karena itulah maka ditembok, supaya tidak lanyah lagi.
[caption id="attachment_261" align="alignright" width="224"] Jalan di Caniago
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]
Memanglah semua harus berubah tuan, walau kami merasa sedih, asalkan demi kebaikan kita bersama, kenapa tidak. Bukankah begitu tuan?
[1] Sebenarnya namanya ialah pengerasan bukan pengaspalan. Tetapi orang kampung kita lebih memahaminya sebagai pengaspalan. Diberi nama aspal jagung karena terlihat dengan jelas batu-batu besar yang diramu dengan palangkit.
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]
Telah lama kiranya berlangsung di kampung kita berlangsung orang mencor jalan. Tidak semua jalan tentunya, hanya jalan-jalan tertentu saja seperti jalan yang berada jauh di sudut nagari, jalan yang takkan mungkin mau diaspal oleh pemerintah. Biasanya ialah jalan-jalan kecil yang menghubungkan satu kampung dengan kampung yang lain. Sedangkan jalan besar atau jalan nagari telah diaspal, walau sebagian besar masih aspal jaguang[1] namun hal tersebut setidaknya sudah hampir mencapai 80% (kalau kami tak salah).
[caption id="attachment_260" align="alignright" width="300"] Tanda Bukti..:)
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]
Jalan-jalan yang ditembok berasal dari dana yang berbeda, ada yang dari perantau, ada pula yang berasal dari dana PNPM. Sungguh sangat bagus sekali sebenarnya tuan, walau kami merasa agak sedikit sedih karena merasa ada sesuatu yang hilang.
[caption id="attachment_258" align="alignleft" width="224"] Jalan di Pasia Nan Tujuah
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]
Jalan yang lanyah memanglah sangat dibenci karena sering menyebabkan tidak hanya kaki akan tetapi juga pakaian kita menjadi kotor. Terutama sekali dikala musim hujan, hampir setiap bagian jalan lanyah, orang yang berjalan kaki menjadi takut, yang memakai kendaraan menjadi enggan. Oleh karena itulah maka ditembok, supaya tidak lanyah lagi.
[caption id="attachment_261" align="alignright" width="224"] Jalan di Caniago
Gambar: Koleksi Pribadi[/caption]
Memanglah semua harus berubah tuan, walau kami merasa sedih, asalkan demi kebaikan kita bersama, kenapa tidak. Bukankah begitu tuan?
[1] Sebenarnya namanya ialah pengerasan bukan pengaspalan. Tetapi orang kampung kita lebih memahaminya sebagai pengaspalan. Diberi nama aspal jagung karena terlihat dengan jelas batu-batu besar yang diramu dengan palangkit.
Komentar
Posting Komentar