Langsung ke konten utama

Kanai panehi..

[caption id="attachment_438" align="alignleft" width="300"]Batubaraguang dari KetinggianGambar: Maizal Chaniago Batubaraguang dari Ketinggian
Gambar: Maizal Chaniago[/caption]

Beberapa pekan yang dahulu, kita disuguhi oleh Engku Maizal Chaniago dengan gambar-gambar malalanya bersama kawan-kawan di kampung kita. Mereka pergi berjalan kaki dari kampung kita ke Tarusan di Mudiak. Melintasi hutan rimba di Cegek dan akhirnya sampai di Tarusan. Dan kami yakin, tentunya menyeberangi Tarusan dengan rakik “Hehe.. kanai panehi awak dek engku-engku ko..”

Sudah jarang kami dengar ada orang pergi berjalan kaki ke Tarusan dengan menyebarangi bukik barimbo di Cegek. Sebab jaman sekarang sudah ada onda jo oto, jika ada orang kampung yang masih kareh ati kama-kama no di kampuang ko dengan berjalan kaki. Maka dia akan segra ditawari ojek, kalau tak mau naik ojek, maka dikatakan oleh orang PILIK.

[caption id="attachment_443" align="alignright" width="300"]Makan basamo, nasi dibungkuh jo kulik pisang,  bajamba-bakuranyak-i, sakaciak tapi kanyang, galak-galak basamo-samo.Gambar: Maizal Chaniago Makan basamo, nasi dibungkuh jo kulik pisang, bajamba-bakuranyak-i, sakaciak tapi kanyang, galak-galak basamo-samo.
Gambar: Maizal Chaniago[/caption]

Tampaknya niat Engku Maizal dan kawan-kawan tidak hanya pergi sekedar bernostalgia ke masa lalu. Mungkin diantara tuan-tuan yang kelahiran tahun 1980-an masih ada yang mendapati kemana-mana dengan berjalan kaki di kampung kita. Namun bagi Anak Nagari kelahiran tahun 1990-an ke atas sudah tidak tampaknya. Sungguh rindu kami dengan masa dahulu, masa dimana kudo jalang eh kudo japang belum merajah di negeri kita tuan.

Dan kita semua dapat menengok hasilnya, gambar-gambar nan cantik dan memukau yang diambil oleh Engku Maizal. Sungguh bingik kami dibuatnya, kapan kiranya akan seperti ini pula?

[caption id="attachment_444" align="alignleft" width="300"]Basamo bajalan, galak-galak malapeh baban, malupoan parasaian, agak sabanta jadi pangasiangan.Gambar: Maizal Chaniago Basamo bajalan, galak-galak malapeh baban, malupoan parasaian, agak sabanta jadi pangasiangan.
Gambar: Maizal Chaniago[/caption]

Tengoklah tuan, betapa cantik kampung kita. Memanglah suatu negeri itu akan terlihat cantik apabila ditengok dari atas ketinggian. Bersyukur kita telahir sebagai Anak Nagari Kamang Darussalam.

[caption id="attachment_441" align="aligncenter" width="300"]tarusan4 tarusan nan batuah, banyak curito nan kami danga, didanga katiko kaciak, kini ntah lai dikabaan urang, curito tingga curito..
Gambar: Maizal Chaniago[/caption]

[caption id="attachment_440" align="aligncenter" width="300"]tarusan2 Sawah batumpak-bapamatang, tampek manopang hiduk urang saisuak, kini zamanlah barubah, ditimbun di urang sawah di tapi jalan, kama lai ka mancari bareh tu tuan..?
Gambar: Maizal Chaniago[/caption]

[caption id="attachment_439" align="aligncenter" width="300"]pacu rakik_maizal Pacu rakik di tarusan, pamainan anak nagari, mudah-mudahan ndak dimakan zaman, manampak juo awak sampai nanti.
Gambar: Maizal Chaniago[/caption]

[caption id="attachment_442" align="aligncenter" width="200"]tarusan_maizal1 Kawan-kawan tampek basanda, paubek ati nan sadang rasah,
Gambar: Maizal Chaniago[/caption]

foto: Maizal Chaniago

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum