Langsung ke konten utama

Katiko Kuminih Bakuaso di Minangkabau

[caption id="attachment_427" align="alignleft" width="300"]Pemandangan asli serupa ini, masihkah ada di kampung kita tuan?Gambar: Pirbadi Pemandangan asli serupa ini, masihkah ada di kampung kita tuan?
Gambar: Pirbadi[/caption]

Tahukah tuan apa yang terjadi pada bulan Februari ini?

Kami harap tidak ada diantara tuan dan encik yang menjawab “O.. valentine tuanku..

Astagfirullah, bukankah telah nyata bagi kita bahwa kebiasaan bervalentine bukanlah kebiasaan kita orang Minang dan terlabih bukan pula kebiasaan kita orang Islam. Dilihat dari segi sejarah, sudah terang kepada kita, milik siapakah kiranya kebiasaan ini.

Tuan, kami bukan hendak membahas perkara Valentine yang dirayakan oleh orang kafir pada bulan ini. Yang hendak kami ketahui dari tuan dan encik sekalian ialah tahukah tuan dan encik akan peristiwa besar yang terjadi di Minangkabau ini, terjadi pada masa 1958-1961. Kampung kita tercinta Kamang Darussalam ikut pula menjadi salah satu saksi penting. Tahukah tuan?

Yaknya PRRI tuan dan encik sekalian. Marasai kita orang Minang selama di bawah Oenjajahan orang Komunis Jawa. Cobalah tuan dan encik tanyakan kepada ayah, bunda, mamak, inyiak, nenek, etek, dan maktuo dari tuan dan encik. Serupa apakah kepahitan hidup ketika itu di kampung sendiri?

"Lambang

Tuan, adalah Kolonel Dahalan Djambek yang menjadi salah satu pimpinan dari pemberontakan PRRI. Tatkala Bukittinggi telah jatuh ke tangan Tentara Pusat, maka beliau dan keluarga memilih untuk hijrah ke Kampung kita, Kamang Darussalam. Selepas itu, karena tentara pusat telah bergerak pula arah ke kampung kita. Maka beliau mengundurkan diri ke Suayan yang berada di seberang bukit.

Kisah akhir dari kehidupan beliau telah sama-sama kita ketahui tuan. Berkat tipu muslihat antara tentara pusat yang komunis dengan Organisasi Pemuda Rakyat (OPR). Maka Kolonel Dahlan Djambek yang telah bersedia untuk menyerah di serang tatkala lengah. Beliau dibunuh dengan sangat pengecut oleh Komunis.

Tahukah tuan perihal kisah tersebut?

Tahukah tuan kisah beberapa orang kampung kita yang marasai di bawah penindasan Orang Komunis. Pernahkah tuan mendengar?

Tuan, kehidupan orang tua kita pada masa dahulu tidaklah seindah sekarang. beruntung nageri kita telah aman dan damai. Berbagai penemuan teknologi telah sampai pula ke kampung kita, telah mempermudah hidup kita.

Namun pernahkah tuan menginsyafi masa lalu? Pernahkah terbayangkan oleh tuan, seandainya saya hidup di masa itu. Sanggupkah kira hati ini menahan segala cobaan hidup?

[caption id="attachment_425" align="alignleft" width="300"]Ilustrasi Gambar: Internet Ilustrasi Gambar: Internet[/caption]

Salah seorang inyiak kita telah menuliskan kisahnya tatkala kampung kita dikuasai oleh Tentara Pusat dan Komunis. Bahkan keluarga beliau adalah salah satu korban dari kekejaman tentara pusat. Bacalah kisah beliau ini, semoga mendatangkan keinsyafan kepada kita semua Anak Nagari Kamang Darussalam. Semakin kukuhlah pendirian kita akan Syaria’at Islam.

Berikut tautan kisah inyiak kito Nadzif Hasjmi:

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 1

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 2

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 3

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 4

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 5

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 6

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 7

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 8

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 9

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 10

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 11

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 12

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 13

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 14

Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI 15

Setelah membaca kisah dari Inyaik Hasjmi ini, masihkah tuan dengan sikap yang begitu mendewa-dewakan Jakarta? Tidak cinta akan kampung dan budaya sendiri? Bersikap kurang ajar pada orang tua?

Masihkah..?

Cintailah adat kita, cintailah bahasa kita. Ingat tuan “Bahasa Menentukan Bangsa”

Komentar

  1. Alhamdulillah, asyik ambo manyimak posting Sanak Dian Kelana.
    Kisah yang disampaikan sebagai Pengalaman di zaman Pergolakan, menbangkitkan kenangan, menyegarkan lagi ingatan terhadap peristiwa-peristiwa yang paling berkesan dengan persepsi yang sama dengan penulis (DK), bahwa "dimasa pergolakan itu, komunis telah banyak menimbulkan bencana dan penderitaan warga Minang".

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum