[caption id="attachment_487" align="alignleft" width="300"] Sekelompok Pengendara Kereta Santai.
Gambar: Pribadi[/caption]
Tahukah tuan, engku, dan encik? Rupanya kampung kita cukup diminati oleh orang-orang untuk dikunjungi. Apa hal tuan? Karena rupanya hampir setiap akhir pekan selalu ada saja orang-orang yang bakaretangin melalui kampung kita. Walau itu hanya sebatas dari Simpang Koto Panjang sampai Simpang Kubu Alah.
Bermacam ragam orang-orang ini tuan. Ada yang sudah tua-tua dengan kareta unto mereka, ada pula yang masih muda-muda dengan kareta gunuang mereka, dan ada pula yang bercampur-campur tuan. Tampaknya kebiasaan bakareta santai telah membudaya di beberapa daerah di Minangkabau ini.
[caption id="attachment_488" align="alignright" width="300"] Main kereta bergurau bersama kawan-kawan
Gambar: Pribadi[/caption]
Tapi sayang tuan, sebab hanya setiap hari Ahad saja yang demikian itu berlaku. Pada hari-hari biasa, maka tetap ondalah yang menjadi kegemaran orang-orang di negeri kita ini. Tak rindukah tuan dengan masa dahulu, dimana kita dapat dengan aman dan santai bakareta-kareta sepanjang hari. Tak takut dilantak oto ataupun onda, namun sekarang orang-orang sudah takut kalau membawa kareta. Apa sebab? Sebab takut kena lantak tuan.
Gambar: Pribadi[/caption]
Tahukah tuan, engku, dan encik? Rupanya kampung kita cukup diminati oleh orang-orang untuk dikunjungi. Apa hal tuan? Karena rupanya hampir setiap akhir pekan selalu ada saja orang-orang yang bakaretangin melalui kampung kita. Walau itu hanya sebatas dari Simpang Koto Panjang sampai Simpang Kubu Alah.
Bermacam ragam orang-orang ini tuan. Ada yang sudah tua-tua dengan kareta unto mereka, ada pula yang masih muda-muda dengan kareta gunuang mereka, dan ada pula yang bercampur-campur tuan. Tampaknya kebiasaan bakareta santai telah membudaya di beberapa daerah di Minangkabau ini.
[caption id="attachment_488" align="alignright" width="300"] Main kereta bergurau bersama kawan-kawan
Gambar: Pribadi[/caption]
Tapi sayang tuan, sebab hanya setiap hari Ahad saja yang demikian itu berlaku. Pada hari-hari biasa, maka tetap ondalah yang menjadi kegemaran orang-orang di negeri kita ini. Tak rindukah tuan dengan masa dahulu, dimana kita dapat dengan aman dan santai bakareta-kareta sepanjang hari. Tak takut dilantak oto ataupun onda, namun sekarang orang-orang sudah takut kalau membawa kareta. Apa sebab? Sebab takut kena lantak tuan.
mohon maaf nih admin, ini sekedar saran aja... bagaimana kalau bahasa web nya, bahasa indonesia aja semuanya, kalau nggk bahasa minang aja, jangan campur2 begini, nggk enak juga membacanya...
BalasHapusTerimakasih engku/encik atas masukannya. Sebelumnya saya mohonkan maaf, salah satu tujuan didirikannya blog ini ialah untuk mengangkat kembali kearifan budaya lama di negeri-negeri Melayu. Dan kami orang Melayu memanglah tidak memiliki Bahasa Persatuan dengan pengaturan dialek dan tata bahasa tertentu. Namun apabila bercakap, kami saling memahami.
BalasHapusBahasa yang kami pakai dalam blog ini bukanlah bahasa campur-campur. Bahasa yang kami pakai ialah bahasa melayu Lama yang banyak dipakai oleh orang Minangkabau dahulunya dalam menulis. Salah satu kearifan ataupun kebiasaan orang Minang dahulu ialah, apabila menulis ia memakai Bahasa Melayu dengan terselip kosa-kata Bahasa Minang. Sedangkan kalau bercakap memakai Bahasa Minang.
Maafkan kami karena terlupakan membuat catatan kaki untuk setiap kosa-kata Bahasa Minang yang terselip. Sebab sangkaan kami ialah blog ini sepi pengunjung. Senang hati kami mendapat masukan dari engku/encik. Darimanakah nagari asal engku/encik? Orang Minangkah? Kalau dari Minang, Apa gerangan suku engku/encik?
Engku/encik yang kami hormati, Perkembangan Bahasa Indonesia sekarang telah jauh dari akar-akar Budaya Melayu. Banyak kata-kata asing dari Bahasa Inggris dan kebudayaan non Melayu (Jawa) masuk dan digunakan. Sehingga kami Anak Melayu sendiri menjadi asing dengan Bahasa Indonesia yang katanya berasal dari Bahasa Melayu itu. Pemakaian bahasa ini terkesan dipaksakan terutama untuk tujuan resmi. Dan terkadang kami gunakan jua walau tak faham arti dan makna dari beberapa kosa-kata tersebut.
Sekian dari kami, maafkan apabila terkhilaf dalam berkata (menulis). Tak ada maksud dari kami ke hadapan Engku/encik.
Ctt: Engku ialah kata ganti untuk "Bapak" dalam Bahasa Minangkabau
Encik ialah kata ganti untuk "Ibu" dalam Bahasa Minangkabau
tarimo kasih kasih sabalumnyo engku,,, ambo pun baru tau pulo kalau satra tulis minang dahulu adolah sarupo iko. karano pandapek engku td samacam itu, sananglah pulo hati ambo sabab masih ado urang nan amuah mangembangkan satra tulis minang ko.
BalasHapusKarano engku td mananyoan ambo, ambo yo urang kamang, tapeknyo di jorong dangau baru engku, tapi kini tingga di parantauan. Suku ambo Caniago. Kalau buliah tahu, engku sia yo engku, urang ma?
Lanjutkan min... Menurut saya pakai bahasa melayu lebih elegan,,, Tolong perbanyak lagi bahasan tentang kebiasaan-kebiasaan lama di negeri kita yang sudah pudar,senang mengingat masa-masa waktu kecil dulu.. Trus bahasan mengenai acara-acara adat sepertinya menarik juga untuk diposting. Makan bajamba, baralek datuak, dsb. Maaf samablumnyo engku, ambo banyak kandak,, ^_^
BalasHapushehe.. tak apalah encik, benar dengan seorang encikkah saya bercakap ini?
BalasHapusMemanglah salah satu tujuan saya ialah untuk dapat menulis mengenai berbagai macam perkara adat kita. Namun karena kami masih terkendala oleh terbatasnya sumber maka kami urung memuatnya.
Mohon do'anya saja encik, semoga dapat juga dikami berbagai perkara adat yang berlaku di nagari kita..