[caption id="attachment_621" align="alignleft" width="300"] Rumah Bidan Salama di Joho[/caption]
Dahulu dimasa tahun 1990-an, kampung kita pernah menjadi tempat tujuan untuk berobat oleh orang-orang dari luar kampung. Beragam kampung asal mereka, ada yang berasal dari sekitar Kamang Magek, Salo, ataupun Tilatang Kamang hingga ke nagari-nagari yang cukup jauh. Masihkah engku dan encik ingat akan hal tersebut?
Bidan Salama, itulah sebab musababnya. Walaupun hanyalah seorang bidan, namun kepandaiannya mengobati orang sangatlah ternama. Beragam orang datang, berasal dari berbagai tempat asal dan usia. Untuk berobat ke tempat beliau, orang-orang terpaksa semenjak siang hari harus mengambil nomor atau menuliskan namanya pada daftar yang telah disediakan. Jika petang telah menjelang maka orang-orang akan segera ramai berkunjung ke rumahnya dimana beliau membuka praktek.
Rumah Gadang Hajah Salama yang terletak di Jorong Joho menjadi ramai apabila petang telah menjelang. Mulanya beliau membuka praktek di sisi rumah sebelah kida arah ka ilia kalau kita dari arah jalan. Namun kemudian beliau membuat ruangan khusus di sisi rumah sebelah suok arah ka mudiak. Perlahan-lahan beliaupun membuka tempat untuk pasien rawat inap terutama melahirkan.
Satu hal lagi yang selalu terkenang oleh kami ialah terdapatnya seorang etek-etek yang berjualan kacang tujin disana. Kami lupa dengan nama beliau, kalau tak salah beliau ini masih dunsanak bagi Hajah Salama sendiri.
Hajah Salama sendiri berdinas di Rumah Sakit Akhmad Muchtar di Bukittinggi. Sekarang entahkah sudah pensiun atau masih berdinas. Kami takpula begitu tahu, mungkin diantara engku dan encik sekalian ada yang tahu, berkenankah memberi tahu kami?
Bidan Salama telah membangun sebuah bangunan khusus untuk pasien rawat inap di hadapan rumahnya. Bangunan ini menyebabkan bangunan Rumah Gadang pusaka keluarga menjadi tertutupi olehnya. Kami tak pula tahu apakah orang masih ramai berobat ke sini, sebab kami sendiri sudah lama pula tak berobat ke sana.
Kami tengok di papan nama muka rumahnya yang terletak di tepi jalan, nama Bidan Salama telah bertukar dengan nama “Novi Arma, Amd, Keb”. Mungkin anak beliau, kami dengar beliau hanya memilik seorang anak yakni perempuan.
Pada masa sekarang telah ramai pula para dokter dan bidan buka praktek. Kalau dahulu dapat kita hitung dengan jari. Namun sayangnya diantara dokter tersebut rupanya belum ada yang berasal dari kampung kita duhai engku dan encik sekalian.
Dahulu dimasa tahun 1990-an, kampung kita pernah menjadi tempat tujuan untuk berobat oleh orang-orang dari luar kampung. Beragam kampung asal mereka, ada yang berasal dari sekitar Kamang Magek, Salo, ataupun Tilatang Kamang hingga ke nagari-nagari yang cukup jauh. Masihkah engku dan encik ingat akan hal tersebut?
Bidan Salama, itulah sebab musababnya. Walaupun hanyalah seorang bidan, namun kepandaiannya mengobati orang sangatlah ternama. Beragam orang datang, berasal dari berbagai tempat asal dan usia. Untuk berobat ke tempat beliau, orang-orang terpaksa semenjak siang hari harus mengambil nomor atau menuliskan namanya pada daftar yang telah disediakan. Jika petang telah menjelang maka orang-orang akan segera ramai berkunjung ke rumahnya dimana beliau membuka praktek.
Rumah Gadang Hajah Salama yang terletak di Jorong Joho menjadi ramai apabila petang telah menjelang. Mulanya beliau membuka praktek di sisi rumah sebelah kida arah ka ilia kalau kita dari arah jalan. Namun kemudian beliau membuat ruangan khusus di sisi rumah sebelah suok arah ka mudiak. Perlahan-lahan beliaupun membuka tempat untuk pasien rawat inap terutama melahirkan.
Satu hal lagi yang selalu terkenang oleh kami ialah terdapatnya seorang etek-etek yang berjualan kacang tujin disana. Kami lupa dengan nama beliau, kalau tak salah beliau ini masih dunsanak bagi Hajah Salama sendiri.
Hajah Salama sendiri berdinas di Rumah Sakit Akhmad Muchtar di Bukittinggi. Sekarang entahkah sudah pensiun atau masih berdinas. Kami takpula begitu tahu, mungkin diantara engku dan encik sekalian ada yang tahu, berkenankah memberi tahu kami?
Bidan Salama telah membangun sebuah bangunan khusus untuk pasien rawat inap di hadapan rumahnya. Bangunan ini menyebabkan bangunan Rumah Gadang pusaka keluarga menjadi tertutupi olehnya. Kami tak pula tahu apakah orang masih ramai berobat ke sini, sebab kami sendiri sudah lama pula tak berobat ke sana.
Kami tengok di papan nama muka rumahnya yang terletak di tepi jalan, nama Bidan Salama telah bertukar dengan nama “Novi Arma, Amd, Keb”. Mungkin anak beliau, kami dengar beliau hanya memilik seorang anak yakni perempuan.
Pada masa sekarang telah ramai pula para dokter dan bidan buka praktek. Kalau dahulu dapat kita hitung dengan jari. Namun sayangnya diantara dokter tersebut rupanya belum ada yang berasal dari kampung kita duhai engku dan encik sekalian.
nama etek yang manjua kacang tujin tu tek lisma....
BalasHapusYa saya ingat nama Bidan Salama pernah sangat terkenal. Tapi waktu saya kanak2 yg terkenal adalah bidan Iyun, yg rumahnya di Bukik Kawin. Entah beliau sekarang masih hidup atau tidak
BalasHapusemg benar sampai saat ini, masih sangat ramai saya tau soal nya pacar saya magang di sana
BalasHapus