Langsung ke konten utama

OPEL

[caption id="attachment_537" align="alignleft" width="274"]Ilustrasi gambar: Internet Ilustrasi gambar: Internet[/caption]

Tuan, engku, dan encik yang berasal dari Ladang Darek tentulah taklah asing dengan kata “OPEL”. Begitu juga dengan engku dan encik yang berasal dari Patah Hilia,[1] tentulah juga pernah mendengar kata-kata tersebut. OPEL ialah nama sebuah merek oto[2] keluaran Jerman, sama kiranya dengan TOYOTA ataupun HONDA di Jepang. Atau MBW, ASTON MARTIN, FERRARI, dan merek lain di Eropa.

Lalu apa hubungan antara Fabrik Kendaraan Jerman di Benua Eropa sana dengan Jorong Ladang Darek kita ini?

[caption id="attachment_545" align="alignright" width="300"]OPEL made in Ladang Darek OPEL made in Ladang Darek[/caption]

Hm.. tak ada engku dan encik sekalian.

Kalau OPEL pada merek kendaraan dari Jerman ini diambil dari nama pendirinya maka di Ladang Darang kata ini merupakan singkatan (akronim) dari Organisasi Pemuda Elit Ladang Darek (OPEL). Sama sekali tak ada hubungannya dengan merek mobil dari Jerman itu engku. Dan sejauh pengetahuan kami, orang Ladang Darekpun tak ada pula yang punya oto yang bermerek OPEL. Entahlah dengan yang dirantau, mungkin saja ada.

[caption id="attachment_546" align="alignleft" width="224"]Kantor Pemuda OPEL Kantor Pemuda OPEL[/caption]

Itulah OPEL di Ladang Darek, engku dan encik akan dapat melihat tulisan ini pada bangunan pos pemuda yang dibangun di atas jalan sekitar kurang lebih lima meter sebelum simpang Ladang Darek.







[1] Atau biasa disebut dengan “Hilia” saja.




[2] Mobil


Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan ...

Adat sopan santun orang Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia [/caption] Dalam suasana hari raya ini berkenankah engku, rangkayo, serta encik sekalian kami bawa melancong ke masa silam. Baru-baru ini kami mendapatkan sebuah kutipan pada sebuah buku dari tulisan seorang ahli perilaku (etiket) pada masa dahulunya di Minangkabau. Dikarang oleh B. Dt. Seri Maharajo dengan judul  Kitab 'Adat Sopan Santoen Orang Minangkabau  yang diterbitkan oleh Penerbit Merapi & Co  pada tahun 1922 di Bukit Tinggi. Kutipan tersebut memuat uraian pada halaman 75-80 sebagai berikut: 1. Apabila duduk bersama-sama tak boleh terkentut 2. Kalau menguap harus menutup mulut dengan tangan yang terkerucut 3. Apabila pergi ke jamban (untuk buang air besar) perlulah menutup kepala, memakai terompah, dan jangan terbuka aurat sebelum masuk jamban. Jangan bercakap-cakap, jangan pula menyahuti panggilan (seruan orang) melainkan dengan batuk kecil-keci...