Langsung ke konten utama

Pai Sikola

[caption id="attachment_551" align="alignleft" width="224"]Anak SD berangkat sekolah. Bergurau dengan kawan-kawan. Menjadi kenangan di masa depan.Gambar diambil di Jorong Koto Kaciak. Anak SD berangkat sekolah. Bergurau dengan kawan-kawan. Menjadi kenangan di masa depan.
Gambar diambil di Jorong Koto Kaciak.[/caption]

Beruntung di kampung kita belum ramai orang tuan, tidak seperti di tempat tuan, baru keluar rumah sudah terjebak macet. Berangkat ke kantor pagi-pagi, pukul enam atau setengahl tujuh, bahkan ada yang lebih awal lagi. Sebab takut terjebak macet. Sedangkan di kampung kita, berangkat pukul tujuh lewatpun masihkan belum terlambat.

Di kota-kota, anak-anak diantar dan dijemput oleh orang tua mereka, sedangkan di kampung kita, belumlah demikian halnya. Hampir sebagian besar anak-anak berjalan atau naik kereta ke sekolah. Memang terdapat juga beberapa anak yang diantar dan dijemput setiap akan pergi dan pulang sekolah. Kecuali anak SMP dan anak SMA yang mati karancak-an, mereka merasa malu naik kereta. Bagi yang beruang, meminta dibelikan motor ke orang tuanya.

Dahulu kami tatkala pergi sekolah menggunakan kareta, itupun baru selepas sekolah dari SD dapat kami nikmati. Tatkala sekolah di SD kami pergi sekolah dengan berjalan kaki. Adapun kawan-kawan yang membawa onda ke sekolah pada masa itu sama sekali belum ada, merupakan suatu perkara yang teramat langka ketika itu.

Namun pada masa sekarang, onda sudah serupa kereta pula di zaman kami sekolah dahulu. Dibuat larangan memakai onda  tatkala pergi sekolah oleh guru. Diakali oleh anak-anak sekolah ini dengan menitipkannya ke lokasi yang dekat dengan sekolah mereka.

Bagitulah keadaan di kampung kita masa sekarang. Apabila terlihat oleh kami ada anak sekolah yang berjalan kaki atau menggunakan kereta pergi sekolah, maka terkenang oleh kami akan masa silam kami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum