[caption id="attachment_626" align="alignleft" width="300"] SD Tangah 1[/caption]
SD Tangah ialah sekolah yang terletak di Jalan Basimpang-Pintu Koto. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah tertua di Nagari Kamang. Dimasa Belanda namanya ialah Sekolah Rakyat dan sekarang bernama Sekolah Dasar atau SD.
Karena merupakan sekolah yang mula-mula dibangun, maka dinamailah dengan SDN 01 Tangah. Kenapa disematkan nama Tangah dibelakangnya? Sebab sekolah ini terletak di Patah Tangah dari Nagari
Kamang Hilir. Masih terdengar bagi kami, nek uci dan nyiak aki menyebut Sekolah Dasar 01 Tangah dengan sebutan Sekolah Rakyat.
Mereka berkisah kalau dahulu semasa sekolah, mereka tidak memakai sepatu ataupun sandal sebagai alas kaki mereka ketika hendap bersekolah “Bakaki ayam sen kami pai sikola dulu no..”
[caption id="attachment_624" align="alignright" width="300"] SD Tangah 2[/caption]
Serta tanpa buku apalagi tas, mereka menulis di atas batu tulis yakni sejenis batu sungai yang memiliki beragam warna yang dapat kita jadikan sebagai alat tulis. Tidak juga memiliki kalkukalator, semua hitungan dilakukan diluar kepala. Sering kita lecuti, tampar, piciak (cubit), atau kena lakak apabila mereka berbuat suatu kenakalan dan kesalahan.
Kepada guru mereka takut sangat, apabila guru telah menyuruh maka mesti dilaksanakan, apabila ditegah, cepat-cepat mereka hindari. Tidak ada yang boleh libur sesukanya, tak ada jua yang berani menjawab apa kata guru. Tak ada yang berani melengah ketika guru menerangkan pelajaran, alpa membuat pe-er, dan lain sebagainya.
Begitulah parasaian urang dahulu dan sebaiknya hal tersebut menjadi hikmah bagi kita semua. Bukan hanya sekedar cerita dongeng belaka, suatu cerita yang kita nikmati saja tanpa diambil hikmahnya. Bahkan dongengpun punya hikmah dibalik kisah-kisahnya tersebut.
Bagaimana dengan anak sekolah sekarang?
Pada masa sekarang telah terdapat dua tambahan bangunan di sebelah suok dan kida. Kegunaannya ialah sebagai perpustakaan, apakah kedua-duanya berfungsi sebagai perpustakaan atau ada fungsi lain untuk bangunan yang lain? Kamipun belum pula tahu engku dan encik sekalian.
[caption id="attachment_625" align="alignleft" width="300"] SD Tangah 3[/caption]
Pagar sekolahpun telah ditinggikan dan halamannyapun telah dicor dengan semen. Sedangkan atapnya telah diganti pula dengan yang baru. Kami berharap supaya nanti atap bangunan sekolah kita ini diganti oleh orang dengan atap bergonjong, pastilah akan bertambah elok rupanya sekolah ini. bukankah begitu engku dan encik sekalian?
Pagar sekolahpun telah dipertinggi, namun besi pagar masih yang lama juga. Begitu juga dengan pintu besi yang berada di gerbang sekolah. Sedangkan gambar peta dan gambar-gambar lainnya yang pernah digambar oleh Inyiak Dt. Tabek yang dahulu merupakan Kepala Sekolah SD 01 Tangah telah tiada. Dinding-dindingnya telah dicat dengan yang baru.
Sekolah SD Tangah pernah terdiri atas dua sekolah yakni SD 01 dan SD 09 dahulu dibedakan dengan nama Kelas A dan B. Katanya anak-anak dari kelas A lebih hebat, paling pandai, dan elok lakuknya dari anak-anak dari B. Apakah benar demikian engku dan encik sekalian?
Pada masa sekarang sekolah itu telah kembali disatukan dengan nama SD 01 Tangah. Namun kami tak hendak membahas penyatuan kedua sekolah itu. Terlalu sensitif kalau kita bahas sekarang, bukankah begitu engku dan encik sekalian?
SD Tangah ialah sekolah yang terletak di Jalan Basimpang-Pintu Koto. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah tertua di Nagari Kamang. Dimasa Belanda namanya ialah Sekolah Rakyat dan sekarang bernama Sekolah Dasar atau SD.
Karena merupakan sekolah yang mula-mula dibangun, maka dinamailah dengan SDN 01 Tangah. Kenapa disematkan nama Tangah dibelakangnya? Sebab sekolah ini terletak di Patah Tangah dari Nagari
Kamang Hilir. Masih terdengar bagi kami, nek uci dan nyiak aki menyebut Sekolah Dasar 01 Tangah dengan sebutan Sekolah Rakyat.
Mereka berkisah kalau dahulu semasa sekolah, mereka tidak memakai sepatu ataupun sandal sebagai alas kaki mereka ketika hendap bersekolah “Bakaki ayam sen kami pai sikola dulu no..”
[caption id="attachment_624" align="alignright" width="300"] SD Tangah 2[/caption]
Serta tanpa buku apalagi tas, mereka menulis di atas batu tulis yakni sejenis batu sungai yang memiliki beragam warna yang dapat kita jadikan sebagai alat tulis. Tidak juga memiliki kalkukalator, semua hitungan dilakukan diluar kepala. Sering kita lecuti, tampar, piciak (cubit), atau kena lakak apabila mereka berbuat suatu kenakalan dan kesalahan.
Kepada guru mereka takut sangat, apabila guru telah menyuruh maka mesti dilaksanakan, apabila ditegah, cepat-cepat mereka hindari. Tidak ada yang boleh libur sesukanya, tak ada jua yang berani menjawab apa kata guru. Tak ada yang berani melengah ketika guru menerangkan pelajaran, alpa membuat pe-er, dan lain sebagainya.
Begitulah parasaian urang dahulu dan sebaiknya hal tersebut menjadi hikmah bagi kita semua. Bukan hanya sekedar cerita dongeng belaka, suatu cerita yang kita nikmati saja tanpa diambil hikmahnya. Bahkan dongengpun punya hikmah dibalik kisah-kisahnya tersebut.
Bagaimana dengan anak sekolah sekarang?
Pada masa sekarang telah terdapat dua tambahan bangunan di sebelah suok dan kida. Kegunaannya ialah sebagai perpustakaan, apakah kedua-duanya berfungsi sebagai perpustakaan atau ada fungsi lain untuk bangunan yang lain? Kamipun belum pula tahu engku dan encik sekalian.
[caption id="attachment_625" align="alignleft" width="300"] SD Tangah 3[/caption]
Pagar sekolahpun telah ditinggikan dan halamannyapun telah dicor dengan semen. Sedangkan atapnya telah diganti pula dengan yang baru. Kami berharap supaya nanti atap bangunan sekolah kita ini diganti oleh orang dengan atap bergonjong, pastilah akan bertambah elok rupanya sekolah ini. bukankah begitu engku dan encik sekalian?
Pagar sekolahpun telah dipertinggi, namun besi pagar masih yang lama juga. Begitu juga dengan pintu besi yang berada di gerbang sekolah. Sedangkan gambar peta dan gambar-gambar lainnya yang pernah digambar oleh Inyiak Dt. Tabek yang dahulu merupakan Kepala Sekolah SD 01 Tangah telah tiada. Dinding-dindingnya telah dicat dengan yang baru.
Sekolah SD Tangah pernah terdiri atas dua sekolah yakni SD 01 dan SD 09 dahulu dibedakan dengan nama Kelas A dan B. Katanya anak-anak dari kelas A lebih hebat, paling pandai, dan elok lakuknya dari anak-anak dari B. Apakah benar demikian engku dan encik sekalian?
Pada masa sekarang sekolah itu telah kembali disatukan dengan nama SD 01 Tangah. Namun kami tak hendak membahas penyatuan kedua sekolah itu. Terlalu sensitif kalau kita bahas sekarang, bukankah begitu engku dan encik sekalian?
Assalamu'alaikum wr wb.
BalasHapuskalau oleh tahu, Kamang Darusalam masuk Wilayah mana ya..
Maaf maksudnya Boleh...
BalasHapusWa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabaraktuh, engku..
BalasHapusTak apa-apa, kamipun sering pula salah ketik apabila mengomentari sesuatu.. hehe
Kamang Darussalam atau dikenal dengan nama "Kamang" saja atau kalau ingin medetail ialah Kamang Hilir, terletak di Kecamatan Kamang Magek di Kawasan Kabupaten Agam. Berjarak 12 Km sebelah timur Kota Bukittinggi.
Berbatasan Sebelah Selatan dengan Nagari Magek, Sebelah Barat dengan Nagari Kamang Mudiak, Sebelah Timur dengan Nagari Salo, dan Sebelah Utara dengan Gugusan Bukit Barisan.
Nagari ini dapat dimasuki dari arah Simpang Limau, terus ke Pekan Kamis, Lalu akan sampai di Jorong Koto Panjang, jorong ini berbatasan langsung dengan Kamang Mudiak. Sebelum memasuki jorong ini, kita akan terlebih dahulu memasuki wilayah Pulai di Nagari Magek.
Kemudian dari Arah Tanjung Alam, terus ke Kapau, kemudian Mato Aia, Bukik Kuliriak, kemudian memasuki Simpang Kacang di Nagari Magek yang akan berakhir di Simpang Ampek Magek. Kawasan Pakan Salasa dimiliki oleh kedua nagari yakni Kamang dan Magek dengan membentuk Pasar Serikat. Secara sepihak orang Magek sering menyebutnya dengan sebutan Pakan Magek. Setelah Pakan Salasa kita akan memasuki JOrong Pintu Koto dimana di jorong ini terdapat sabuah tugu yang dibangun untuk mengenang Perang Kamang tahun 1908. Terdapat empat buah patung yang melambang empat orang pemimpin perang.
Kemudian dari Arah Simpang Biaro dan Simpang Canduang. Jalan dari kedua daerah ini akan menyatu di Pakan Ahad kemudian setelah itu kita akan memasuki Nagari Salo. Selepas itu kita akan sampai di Simpang Kubu Alah di JOrong Balai Panjang dan kemduan akan langsung masuk ke Kampung Tapi di Jorong Nan Tujuah.
Begitulah akhi..
Punya dunsanak atau kenalankah engku di Kamang ini..?
Wassalamu'alaikum..
Ass, kami pun basikola di SD Tangah tun. Seingatnya kami masuak kelas duo tahun 1971 dan tamat tahun 1974. Guru kelas 5 kami Pak Sutan Mudo namonyo, klasikolah naik sapeda dari rumahnya di dakek Pinang balirik Magek dan kelas 6 guru kami namonyo ibu Huriati nan tingga di Pasia. Tapi nan selalu jadi bincang anak murid iyo ibu Nian, baliau tingga di Solok. Eiit kapalo sekolahnyo sang kek itu yo Pak Tibran nan tingga di samping lapangan bola Ampang/kantua wali nagari kini. Nan jadi ingatan kami waktu basikola disitu adolah pai maambiak kasiak jo kawan kawan sikolah di batang agam tanah panyurek
BalasHapusWa'alaikum salam engku, sungguh manis nian kisah masa kanak-kanak engku itu. Lamak pula rasanya dihati ini kiranya, berkenankah engku mengisahkannya kepada kami? Kami sangat sekali ingin tahu perihal kegiatan maambiak kasiak engku bersama kawan-kawan. Belum pernah terdengar oleh kami dan tidak ada pula orang mengerjakan kedapatan oleh kami..
BalasHapus[…] Di Jalan Basimpang inilah terdapat sebuah rumah sekolah SD. Konon kabarnya merupakan sekolah SD pertama di kampung kita […]
BalasHapus