Langsung ke konten utama

Kampuang Cegek

[caption id="attachment_702" align="alignleft" width="224"]Jalan di Cegek Jalan di Cegek[/caption]

Siapa gerangan orang Kamang yang kenal dengan nama kampung yang satu ini. serupa dengan nama buah-buahan yang memiliki banyak khasiat. Terletak di Jorong Dalam Koto dan memiliki ciri khas dimana seluruh orang kampung di Cegek bersuku sama yakni Suku Pisang. Kalau tak salah hanya satu keluarga yang bersuku Jambak di sana.

Pada masa sekarang, jalan kampung di Cegek telah dicor oleh orang dengan semen hingga ke Rawang dan Anak Aia. Sangat baik sekali, memudahkan bagi kita di perjalanan, tidak ada lubang ataupun lanyah[1] pabila musim penghujan. Namun bagi pengguna kendaraan oto[2] hendaknya berhati-hati karena jalanan hanya dapat dilalui oleh satu oto saja.

[caption id="attachment_699" align="alignright" width="300"]SD Cegek SD Cegek[/caption]

Terdapat satu sekolah SD di sini. Terletak selepas Pendakian Cegek, kalau tak salah bernama SDN 17 Cegek, namun kami kurang tahu pasti.

Bercakap soal Pendakian Cegek, tahukah engku bahwa pendakian ini sesunghunya bernama Pandakian Langsiang. Langsiang ialah nama sejenis batu yang berkilauan sangat indah. Kalau tak salah, dahulu kanak-kanak di kampung kita sangat suka sekali mencari batu ini guna dijadikan mainan karena terkagum-kagum dengan keindahan warnanya.

Batu ini sangat banyak terdapat di pendakian tersebut, bahkan kalau kita digali lagi pada masa sekarang maka akan bersua oleh kita batu-batu tersebut.

Namun tahukah engku kenapa kampung ini sampai bernama Cegek?

Menurut cerita orang tua-tua di kampung kita karena pada masa dahulu di kampung tersebut banyak terdapat Batang Pohon Cegek. Maka dari itulah maka kampung tersebut diberi nama dengan Cegek.







[1] Becek




[2] Mobil


Komentar

  1. Mengenai batu langsiang, saya ingat, dulu juga sering mencarinya untuk main rimbang. Tapi waktu itu tidak tahu kalau nama batu tersebut Langsiang..Mungkin karena mudah diasah dan kalau sering digunakan tambah lama tambah licin, mendekati langsing, ya Pak..
    Masih ingat banget coraknya. Putih, abu-abu, coklat tanah dan mengeluarkan kilau kristal halus untuk yang paling bagus. Dan terkadang improvisasi dari warna-warna tersebut. Sayangnya saya jarang menang kalau main rimbang hehehe..

    BalasHapus
  2. Betul sekali encik, dan pada masa sekarang kanak-kanak hingga anak remaja di kampung kita sudah tidak mengetahui perihal batu ini lagi. Dan bermain "rimbang" mereka sudah tak kenal. Mereka lebih kenal bermain Fesbuk, twiter, game online, dsb.

    hehehe... :-)

    BalasHapus
  3. […] Dalam Koto memiliki beberapa kawasan yang terpisah-pisah letaknya. Yakni kawasan Baruah Bukik, Cegek, Rawang, Anak Aia, Sikumbang dan Dalam Koto itu sendiri. Terdapat kawasan lain seperti Koto Kaciak […]

    BalasHapus
  4. […] nagari kami ada sebuah kampung yang bernama Cegek[2] karena disana dahulunya banyak ditumbuhi oleh tanaman Cegek. Namun pada masa sekarang jenis […]

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum