[caption id="attachment_827" align="alignright" width="300"] Pakan Salasa. Tempat orang-orang menjual pabukoan.[/caption]
Semenjak beberapa puasa ini di kampung kita telah lazim pula orang menjual pabukoan. Pusat penjual pabukoan semenjak beberapa puasa ini ialah Pakan Salasa hingga menyentuh sebagian kawasan Jorong Pintu Koto. Beragam hidangan yang dijual oleh orang sebagai kawan untuk berbuka nantinya. Banyak orang kampung kita bahondoh-ondoh pergi berbelanja ke sana.
Kebanyakan para pedagang ialah berasal dari Nagari Magek, walau terdapat juga beberapa dari Kamang dan nagari lain. Namun tetap pedagang dari Magek yang dominan.
Kalau kita pandang-pandangi, tidak hanya di Pakan Salasa saja melainkan di beberapa tempat seperti Simpang Kapau, Pakan Kamih, Pakan Ahad, Garegeh, dan lain-lain tempat. Hampir setiap petang hari tempat-tempat tersebut ramai dikunjungi oleh orang-orang.
Apakah hal ini merupakan kejadian (fenomena) masa sekarang saja engku dan encik sekalian?
Memanglah pada masa dahulunya tidak ada yang demikian engku dan encik sekalian. Kalaupun ada orang menjual pabukoan, itupun hanya di Pakan Salasa saja setiap hari pekan. Tidak pula diadakan pasa khusus untuk pabukoan seperti petang hari menjelang babuko. Selera orang dahulu lebih sederhana dari orang sekarang. Keinginan mereka tak pula banyak, dan tentu saja hidup lebih hemat.
Bukankah Bulan Ramadhan itu merupakan bulan bagi kita untuk melatih nafsu. Apalah gunanya seharian berpuasa kalau disaat berbuka nafsu yang seharian kita kendalikan kemudian kita perlepas begitu saja. Tak ingatkah engku dan encik sekalian dengan ceramah para mubalig di surau “ ..sesungguhnya bagi sebagian besar orang yang berpuasa itu hanyalah mendapatkan haus dan lapar..”
Jadi begitulah engku dan encik sekalian, zaman telah berubah dan keadaanpun telah berubah..
Semenjak beberapa puasa ini di kampung kita telah lazim pula orang menjual pabukoan. Pusat penjual pabukoan semenjak beberapa puasa ini ialah Pakan Salasa hingga menyentuh sebagian kawasan Jorong Pintu Koto. Beragam hidangan yang dijual oleh orang sebagai kawan untuk berbuka nantinya. Banyak orang kampung kita bahondoh-ondoh pergi berbelanja ke sana.
Kebanyakan para pedagang ialah berasal dari Nagari Magek, walau terdapat juga beberapa dari Kamang dan nagari lain. Namun tetap pedagang dari Magek yang dominan.
Kalau kita pandang-pandangi, tidak hanya di Pakan Salasa saja melainkan di beberapa tempat seperti Simpang Kapau, Pakan Kamih, Pakan Ahad, Garegeh, dan lain-lain tempat. Hampir setiap petang hari tempat-tempat tersebut ramai dikunjungi oleh orang-orang.
Apakah hal ini merupakan kejadian (fenomena) masa sekarang saja engku dan encik sekalian?
Memanglah pada masa dahulunya tidak ada yang demikian engku dan encik sekalian. Kalaupun ada orang menjual pabukoan, itupun hanya di Pakan Salasa saja setiap hari pekan. Tidak pula diadakan pasa khusus untuk pabukoan seperti petang hari menjelang babuko. Selera orang dahulu lebih sederhana dari orang sekarang. Keinginan mereka tak pula banyak, dan tentu saja hidup lebih hemat.
Bukankah Bulan Ramadhan itu merupakan bulan bagi kita untuk melatih nafsu. Apalah gunanya seharian berpuasa kalau disaat berbuka nafsu yang seharian kita kendalikan kemudian kita perlepas begitu saja. Tak ingatkah engku dan encik sekalian dengan ceramah para mubalig di surau “ ..sesungguhnya bagi sebagian besar orang yang berpuasa itu hanyalah mendapatkan haus dan lapar..”
Jadi begitulah engku dan encik sekalian, zaman telah berubah dan keadaanpun telah berubah..
Komentar
Posting Komentar