Langsung ke konten utama

Bancah

[caption id="attachment_1270" align="alignright" width="224"]Arah ke Masjid Arah ke Masjid[/caption]

Sekarang akan kita coba menyeberangi batang aia menuju Patah Mudiak. Karena kita baru saja dari Ilia, eloklah kiranya kita mencoba jalan baru yang telah dibuat oleh orang duhai engku dan encik sekalian. Kita coba pula seperti apa rasanya melalui jalan dari Solok ke Bancah ini.

Sebenarnya kami berada dalam tanda tanya, Jorong Bancah ini masuk kemanakah duhai engku dan encik sekalian. Masuk ke Patah Mudiakkah atau Patah Tangahkah? Ada yang mengatakan kalau masuk Patah Tangah namun ada pula yang mengatakan bahwa sesungguhnya masuk Patah Mudiak. Kami menjadi semakin bimbang, berkenankah engku dan encik menolong kami mencari tahu perihal ini?

[caption id="attachment_1269" align="alignleft" width="300"]Ampangan Ampangan[/caption]

Kami belum faham betul apa makna dari kata Bancah itu sesungguhnya, namun ada sebuah negeri yang terletak agak jauh arah ke Sijunjuang sana yang bernama Tak Boncah. Boncah merupakan pelafazan bagi Bancah, hal ini karena dialek Bahasa Minangkabau tiap negeri itu berbeda-beda. Tak Boncah maknanya bagi anak nagari disana ialah “Tidak Pecah”.

Berdasarkan sejaran negeri mereka, bahwa tatkala niniak mereka sampai untuk pertama kalinya ke negeri mereka itu. Maka didapatilah sebuah telur yang diapit oleh dua batu besar dan hebatnya telur tersebut tidak pecah. Maka tersebutlah oleh mereka “Tak Boncah” yang artinya tak pecah..

[caption id="attachment_1271" align="alignright" width="224"]Menuju ke Tanah Panyurek Menuju ke Tanah Panyurek[/caption]

Bagaimana dengan nagari kita duhai engku dan encik sekalian? Adakah kita memiliki curaian yang serupa tapi tak sama?

Sebagian besar jalan di Bancah telah dicor oleh orang dengan semen sehingga nikmat bagi kita untuk melaluinya. Tak ada lagi jalan buruk, tak ada lubang, air tergenang, lunau, dan lain sebagainya. Namun dahulu, jalan-jalan di jorong ini sungguh sangatlah susah sekali. Mulai dari Simpang Tanah Panyurek kita sudah harus berjuang dan dilatih kesabaran. ketangkasan serta kepandaian kita dalam membawa kereta.[1]

Sungguh hebat, tabah, dan sabar orang-orang bancah pada masa dahulu. Berbagai halangan ini tidak menyebabkan mereka untuk patah semangat ataupun bersedih hati. Seperti kata orang “Tantangan itu ada untuk ditaklukan”

[caption id="attachment_1268" align="alignleft" width="300"]Sawah Takuruang Sawah Takuruang[/caption]

Di jorong ini terdapat satu masjid yang dipakai tidak hanya untuk shalat lima waktu melainkan juga untuk Shalat Jum’at dan Hari Raya. Surau Bancah, Binu, dan Guguak Rang Pisang agaknya memiliki kesamaan yakni mereka tidak memiliki halaman muka. Sebab ketiga surau tersebut tepat berada di tepi jalan.

[caption id="attachment_1272" align="alignright" width="224"]Dari arah Solok Dari arah Solok[/caption]

Kami sungguh sangat tertarik sekali tatkala menjumpai beberapa petak sawah yang berada terpisah dari sawah-sawah yang lain. Sawah-sawah ini seolah-olah berada di dalam perak atau memang dahulunya sawah ini ialah perak yang kemudian dijadikan oleh orang sawah. Sungguh heran kami, darimanakah asalnya air untuk pengairan sawah ini?

Ketika melalui jalan dari Solok ke Bancah ini kita akan segera tersua dengan satu kawasan atau kampung yang ada di Bancah yang bernama Subarang. Letak perkampungan ini memanglah sesungguhnya berjaraka-an dari kawasan lainnya.

Kemudian satu hal yang kami baru sadari ialah bahwa ternyata Kampuang Bungo Tanjuang yang terletak terpencil rupanya termasuk ke dalam Jorong Bancah ini. Dimana kawasan perekampungan ini dikelilingi oleh areal persawahan sehingga seakan-akan kawasan ini ialah sebuah pulau.


[1] Masa kami, kereta atau sepeda merupakan barang mewah. Hampir dikendari oleh setiap orang. Sekarang telah digantikan oleh onda (sepeda motor)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum