Langsung ke konten utama

Batu Baraguang

[caption id="attachment_1330" align="alignleft" width="300"]Jalan di Batu Baraguang. Diambil dari arah Caniago. Jalan di Batu Baraguang. Diambil dari arah Caniago.[/caption]

Selepas dari Bancah kita melanjutkan perjalanan ke Jorong Batu Baraguang. Semenjak mulai dari Solok kita akan terus menyusuri kaki Bukit Barisan hingga nanti kita akan sampai ke Jorong Koto Panjang di ujung paling mudik dari kampung kita.

Akan halnya dengan Jorong Batu Baraguang ini telah kami kisahkan pada tulisan kami yang lalu. Silahkan engku dan encik kembali mencoba mengklik tautan ini. Kami hanya akan menambahkan yang terlupakan saja pada tulisan kami yang telah lampau.

Jorong ini memiliki beberapa perkampungan atau kawasan. Sebut saja Chaniago, Payobada, Pisang, Jambak, Simabua, Talao, dan Langgudi. Empat dari nama kampung tersebut di atas serupa dengan nama suku-suku yang ada di nagari kita. Apakah kampung ini diberi nama sesuai dengan nama suku yang menghuni kawasan tersebut?

Jorong Batu Baraguang terletak di kawasan paling utara di Nagari Kamang. Tepatnya di kaki bukit barisan, keadaan alam di jorong ini tiada datar, berbukit-bukit. Konon kabarnya, penduduk di jorong ini sangatlah bersusah payah untuk mendapatkan sumber air. Salah satu sumber air yang menjadi tumpuan banyak penduduk ialah sumber air yang terdapat di Surau Batu Baraguang.

Jika kita teruskan perjalanan kita maka kita akan sampai di Kampuang Baruah Bukik di Jorong Dalam Koto.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan ...

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Perihal Engku dan Encik

[caption id="attachment_894" align="alignleft" width="300"] Rumah Gadang yang telah Ditinggalkan di Nagari Kamang ini. Begitulah adat dan agama dianggap telah usang bagi yang muda-muda. Ditinggalkan dan dibenci. Taratik tak ada, kurang aja merajelala..[/caption] Beberapa masa yang lalu salah seorang anak bujang nan keren dan sangat gaul gayanya memberi pendapat terhadap tulisan kami di blog ini. Apa katanya “ engku encik tu ndak bahaso kamang tu doh tuan, tukalah jo nan labiah sasuai. .” Ah.. panas kepala ini dibuatnya, sesak dada kami dibuatnya, dan rusak puasa kami jadinya. Begitulah anak bujang sekarang, tak diajari oleh induaknya tak pula mendapat pengajaran dari mamaknya. Orang sekarang dalam mendidik anak ialah dengan mampalapehnya saja. Apalagi banyak orang tua yang mengidolakan ( tak e nyehan [1] ) anaknya, segala ucapan dan kelakuan anak ialah baik menurut keluarganya. Terlebih lagi bagi anak bungsu dan tongga babeleng [2] . Raso jo pareso, ...