Langsung ke konten utama

Dangau Baru

[caption id="attachment_1317" align="alignright" width="300"]Dari arah Joho Dari arah Joho[/caption]

Ketika sampai di Baruah Bukik atau orang kampung kita biasa melafazkan dengan Bara Bukik maka dengan serta merta kita telah memasuki Jorong Dalam Koto. Kami memutuskan untuk pergi membelok ke arah Cegek kemudian terus ke Anak Aia dan selanjutnya ke Koto Panjang. Kami sengaja untuk tidak lalu ke hadapan Surau Dalam Koto dan terus ke Sikumbang dan selanjutnya masuk ke Dangau Baru. Kita akan memasuki Jorong Dangau Baru dari arah Koto Panjang.

Perihal jorong kita yang satu ini telah kami bahas pada tulisan yang telah lalu. Silahkan engku dan encik mengklik tautan ini. Pada tulisan kali ini akan kami coba menambahkan hal-hal yang terlupakan pada tulisan kami yang lalu. Semoga berkenan di hadapan engku dan encik sekalian..

[caption id="attachment_1318" align="alignleft" width="300"]Kedai Tua di dekat Surau Kedai Tua di dekat Surau[/caption]

Dangau Baru berasal dari dua kata yakni Dangau yang berarti “pondok” dan Baru yang berarti sama.[1] Apakah dahulunya di kawasan ini banyak didirikan pondok oleh niniak kita? Hal ini tentu mengingat pola penyebaran niniak kita ialah dari Patah Ilia dan Patah Tangah. Entahlah engku dan encik sekalian, mungkin nanti dapat kita temukan jawapannya.

Kami tak pula tahu dengan pasti nama-nama kampung di Dangau Baru ini. Yang kami tahu ialah Simpang Limau atau sekarang dikenal oleh orang dengan nama Simpang Dangau Baru. Kenapa diberi nama Simpang Limau? Apakah dahulunya disana banyak tumbuh batang limau?[2]

Kemudian apabila kita terus berjalan arah ke Joho maka kita akan sebelum memasuki Joho tepatnya di perbatasan kedua jorong ini terdapat sebuah kawasan yang dinamai dengan Mejan. Apakah makna dari kata Mejan itu duhai engku dan encik sekalian?

Selepas Mejan, terdapat satu kawasan lagi yang diberi nama oleh orang dengan nama Tembok Tangah. Tembok Tangah ialah suatu kawasan dimana terdapat sebuah coran batu sebagai penanda bahwa disana terdapat sebuah banda (selokan, aliran air untuk mengairi sawah) di sana. Namun sayangnya banda tersebut telah lama tiada, dibairkan tertimbun oleh tanah.



[caption id="attachment_1320" align="alignright" width="224"]Sejuknya mata memandang Sejuknya mata memandang[/caption]

Tahukah engku dan encik sekalian dengan kawasan rumah sekolah SD yang berjiran dengan bangunan koperasi? Rupanya kawasan disekitar sini bernama Sawah Parik. Tepat di hadapannya terdapat sebuah simpang kecil menuju ke arah Surau Batu, Tanjuang, Sikumbang.

Kemudian kawasan Tanjuang dan Simabua, lepas dari itu kami tiada tahu. Berkenankah engku dan encik menolong kami dalam perkara ini?

Jalan-jalan kecil yang menghubungkan setiap rumah di Jorong Dangau Baru telah dicor oleh orang dengan semen. Sungguh baik sekali, sebab tiada lagi lanyah[3] pabila hujan datang mendera. Apabila kita berjalan ke dalam arah ke kawasan Tanjuang (kalau kami tak salah) maka akan kita dapati suatu kawasan nan elok (asri) dipandang mata. Beberapa rumah dipagari oleh pagar tanaman. Dan hampir sebagian besar rumah memiliki perak[4] di hadapan rumahnya.

Sungguh elok dipandang mata, engku dan encik mestinya suka dengan keadaan disini. Terdapat satu rumah baru di Kawasan Sikumbang yang terbuat dari batu dan diberi oleh orang beratap bergonjong. Walau tidak seperti rumah tradisional kita sepenuhnya namun patut kita beri penghargaan. Karena yang empunya telah berkenan mempertahankan bagian (unsur) arsitektur khas negeri kita Minangkabau ini. Bertambah banyak jualah hendaknya nanti.

DSCF4918Jalan di sini memang kecil dan tampaknya tak dapat dilalui oleh oto[5] hanya onda[6] saja yang dapat melaluinya. Bukankah itu indah duhai engku dan encik sekalian? Tidak ada kebisingan, tidak ada kemalangan (kecelakaan) di jalan. Kita dapat dengan senang hati melepas anak-anak kita untuk bermain tanpa merasa cemas akan dilantak oleh oto.

Kami pernah mendengar orang menyebut Surau Dangau Baru dengan nama Masjid SImpang Limau. Rupany surau ini berada di Kawasan Tapi. Tapi maksudnya di sini ialah "tepi" yakni suatu kawasan yang berada paling muka atau terluar dimana kawasan tersebut berbatasan langsung dengan kawasan jiran.

Memang demikianlah engku dan encik sekalian, sebab kawasan ini berbatasan langsung dengan Nagari Magek.







[1] Banyak kata dalam Basahasa Minangkabau memiliki kesamaan dalam Bahasa Melayu. Hanya beberapa kosa-kata saja yang berlainan dan dapat dicarikan padanan dalam Bahasa Melayu. Banyak teori yang mengemuka perihal ini. Salah satunya ialah yang berpendapat bahwa Bahasa Minangkabau merupakan “induk dari Bahasa Melayu”.




[2] Jeruk




[3] Becek




[4] Kebun




[5] Mobil




[6] Motor


Komentar

  1. namo2 kampuang di dangau baru:
    1. Simabua
    2. Simpang Limau
    3. Sawah Parik
    4. Tapi
    5. Sikumbang
    6. Tanjuang
    7. Mejan
    8. Surau Batu

    mokasih tuan, atas caritonyo..

    BalasHapus
  2. Tarimokasih kumbali engku, sanang ati dek mandapek tambahan informasi.

    Engku, kami lai tahu jo Simabuah (1), Simpang Limau (2), Tanjuang (6), jo Menjan (7). Kalau buliah kami tau engku, buliahlah kirono engku jalehan tantang latang dari kampuang-kampuang ko.

    Tu engku, Sikumbang nan engku mukasuk an nan barado di perbatasan jo Dalam Koto? Kalau iyo, masuka Dalam Koto atau Dangau Barukah kawasan tu engku?

    Tarimo kasih engku..

    BalasHapus
  3. @Sawah parik tu daerah sakitar SD,
    @Sikumbang, daerah sekitar rumah gadang batu yang tuan maksud di carito di ateh, di dangau baru tu sikumbang lo namonyo tuan, dalam koto yang dakek masis heller sikumbang jou namonyo
    @surau batu, daerah sekitar Posyandu,
    @Tapi, daerah dakek masjid yang perbatasan jo magek.

    BalasHapus
  4. Tarimo kasih engku,

    Posyandu latakno di ma engku, di gedung sabalah gedung koperasikah? di tampek lokal Jauh SMN1 Tilkam dahulu?
    Bararti Kawasan Simpang Limau, Sawah Parik jo Surau Batu latakno bahampiangan saroman Kawasan Lubuak, Kubang jo Surian di Nan Tujuah tu engku?

    BalasHapus
  5. surau batu tu, kalau wak dari arah joho, sasudah bengke perabot kan ado simpang, ka suok ka surau batu, ka kida ka tapi..
    sawah parik tu daerah sekitar SD sampai perbatasan ka Caniago dalam koto.

    BalasHapus
  6. dek dinamoan surau batu, disitu dulu ado surau..
    suraunyo tu rumah kayu yang kini ndk bahuni lai, bahadapan jo posyandu
    cubo lah engku caliak ka situ,
    di posyandu tu juo ado luak nan aianyo janiah, dan sapangatahuan ambo ndk pernah kariang lah do.
    untuk manambah informasi, bisa engku tanyo juo ka urang dangau baru, kalau ado engku bansobok di jalan.

    BalasHapus
  7. ado juo namo tampek kironyo engku,
    tembok tangah namonyo engku, tu tampek duduak yang ado di muko kantua camat tapi jalan, kalu dari joho sabalah suok. tu perbatasan dangau baru jo joho kalau ndk salah ambo engku.
    ciek lai kincia namonyo engku, tu perbatasan dangau baru jo koto panjang

    BalasHapus
  8. Engku Kamang kalau bercerita sungguh hebat. Managia awak mambaconyo. Foto2 di jalan yg sempit tapi teduh sungguh bikin iri :)

    BalasHapus
  9. terima kasih rangkayo, sungguh senang hati mendengarnya.

    Semoga kami dapat memberikan yang lebih baik untuk rangkayo dan sidang pembaca sekalian..
    amin..

    BalasHapus
  10. tarimo kasih banyak engku,

    sanang ati mandapek tambahan informasi..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum