Langsung ke konten utama

Koto Kaciak

[caption id="attachment_1199" align="alignright" width="300"]Bangunan Kantor Jorong Koto Kaciak di Guguak Bangunan Kantor Jorong Koto Kaciak di Guguak[/caption]

Tampaknya untuk beberapa tulisan ke hadapan kita akan membahas perkara jorong-jorong yang ada di Patah Hilir duhai engku dan encik sekalian. Pada tulisan yang lalu telah kita bahas perihal Jorong Balai Panjang. Maka untuk tulisan kali ini akan kami coba membahas perkara Jorong Koto Kaciak.

[caption id="attachment_1200" align="alignleft" width="225"]Jalan di Koto Bungsu diambil dari Arah Kuruak Gadang Balai Panjang Jalan di Koto Bungsu diambil dari Arah Kuruak Gadang Balai Panjang[/caption]

Jorong ini terletak di tepian terdepan Nagari Kamang, berbatasan langsung dengan Nagari Salo di sebelah hilir (timur). Batang Agam atau oleh orang kampung lebih dikenal dengan nama Agam saja mengalir melalui jorong ini, sebelum akhirnya memasuki Nagari Salo. Batang Agam inilah yang menjadi sempadan antara Jorong Koto Kaciak dengan Jorong Guguak Rang Pisang. Kedua jorong ini sama-sama berbatasan langsung dengan Nagari Salo.

Keadaan alam di jorong ini kurang datar serta perumahan penduduk di jorong inipun bertumpak-tumpak (berkelompok). Terdapat dua kawasan besar seperti kawasan Koto Kaciak (bernama sama dengan nama jorong) dan kawasan Tarok yang berbatasan dengan Jorong Balai Panjang. Keadaan di Jorong Koto Kaciak kurang lebih sama dengan Jorong Nan Tujuah seperti yang telah kita bahas dahulu.

[caption id="attachment_1203" align="alignright" width="300"]Masjid Koto Kaciak Masjid Koto Kaciak[/caption]

Sejauh penyidikan kami, terdapat beberapa kampung di jorong ini yakni: Koto Bunsu yang berbatasan langsung dengan Kuruak Gadang di Jorong Balai Panjang. Koto Kaciak, Guguak, Kasiak, dan Tarok. Sejauh inilah baru hasil penyidikan kami perihal jorong ini engku dan encik sekalian.

[caption id="attachment_1115" align="alignleft" width="300"]Salah satu jambatan di kampung kita. Tahukah engku dan encik dimanakah letak jambatan ini? Salah satu jambatan di kampung kita. Tahukah engku dan encik dimanakah letak jambatan ini?[/caption]

Terdapat satu jambatan yang masih terdiri atas kayu dan besi. Jambatan ini sungguh menarik minat kami karena sesungguhnya seluruh jambatan yang ada di kampung kita serupa inilah dahulunya. Namun karena kebutuhan pengguna jalan jualah yang menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti perbaikan bahkan pembongkaran.

Jambatan Koto Kaciak menghubungkan jorong ini dengan Jorong Guguak Rang Pisang. Sungguh kami berharap semoga jambatan ini dapat dipertahan hingga masa yang jauh ke depan nantinya. Tepat di arah mudiak (barat) dari jambatan ini terdapat sebuah pendakian yang teramat tajam (terjal) sekali. Orang kampung kita mengenalnya dengan nama “Pandakian Tarok” namun kami yakin pastilah ada nama lain dahulunya untuk pendakian ini. Di atas pendakian terdapat sebuah rumah sekolah es de, bernama Rumah Sikola Es De Tarok, namun resminya bernama SDN 20 Tarok. Tepat berada di atas tebing.

[caption id="attachment_1201" align="alignright" width="225"]Jalan arah ke Kuruak Gadang di Koto Bungsu. Gambar diambil dari arah Koto Kaciak Jalan arah ke Kuruak Gadang di Koto Bungsu. Gambar diambil dari arah Koto Kaciak[/caption]

Kami telah payah mencari asal nama Koto Kaciak ini namun tak jua kami dapatkan artinya. Kami hanya dapat menelaah dari namanya saja yakni “koto” dan “kaciak”. Koto ialah tahap ketiga dalam metamarfosis sebuah kawasan menjadi nagari. Adapun tahapan yang pertama ialah taratak, kemudian dusun, selepas itu koto, dan terakhir barulah ia menjadi nagari. Sedangkan kaciak merupakan bahasa Minangkabau yang berarti kecil.

Sesungguhnya banyak nama kawasan di Nagari Kamang ini yang memakai nama koto sebut saja Koto Panjang, Dalam Koto, Pintu Koto, Koto Nan Gadang, dan lain sebagainya. Semoga engku dan encik dapat membantu kami perihal asal mula nama jorong ini.

Tambahan Gambar Untuk Jorong Koto Kaciak




[caption id="attachment_1206" align="aligncenter" width="300"]SD Tarok SD Tarok[/caption]

[caption id="attachment_1205" align="aligncenter" width="225"]Pandakian Tarok Pandakian Tarok[/caption]

[caption id="attachment_1204" align="aligncenter" width="225"]Pandakian Koto Kaciak diambil dari jalan di hadapan masjid Pandakian Koto Kaciak diambil dari jalan di hadapan masjid[/caption]

[caption id="attachment_1202" align="aligncenter" width="300"]Pemandangan dari atas pendakian Koto Kaciak ke arah Guguak Rangpisang Pemandangan dari atas pendakian Koto Kaciak ke arah Guguak Rangpisang[/caption]

[caption id="attachment_1198" align="aligncenter" width="225"]Jalan dari Tarok ke arah Simpang Katapiang. Diambil tidak jauh dari SD Tarok Jalan dari Tarok ke arah Simpang Katapiang. Diambil tidak jauh dari SD Tarok[/caption]

Komentar

  1. Saya kalau baca post Kamang Darussalam serasa ikut menjelajah di dalamnya. Magek sharing kecamatan dng Kamang. Tapi nagari ini kok rasanya jauh banget dalam ingatan saya ya Pak. Akrabnya cuma durian Kamang. Mungkin kurang eksplorasi alias kecilnya kurang piknik hehehe...Terimakasih Pak

    BalasHapus
  2. Terima kasih kembali Rangkayo..
    Sekarang, kalau kami tak salah sedang musim pula durian di Kamang, he.

    BalasHapus
  3. Senang membaca tulisan engku ini yang mengingatkanku kembali ke masa lalu,yaitu ketika aku mandi bersama teman-teman sama-sama nakal di tahun 70-an di agam dekat jembatan ini dan ketahuan oleh ayahku yang kebetulan lewat, saya lari ke arah koto kaciak, tidak sempat pakai celana dan baju, trus menyeberang meniti jembatan batuang (sebatang bambu yang dibelintangkan diatas agam antara koto kaciak kampung kakekku dengan kampungku Guguk Rang Pisang) sampai di rumah aku dilecut habis-habisan oleh ayah, tapi ada yg perlu dikoreksi sedikit engku bahwa jembatan koto kaciak yang dimaksud sebenarnya namanya jembatan guguak rang pisang karena berada di wilayah jorong tersebut dan pembangunannya atas bantuan pemerintah yang diusaha warga setempat. Jembatan ini sudah beberapa kali diperbaiki, jembatan ini dulu terbuat dari kayu dan beratap seng.

    Teruskanlah perjalanan cerita engku meniti jembatan trus...menuju jorong paling hilir Nagari Kamang yaitu Gugak Rang Pisang

    Tks

    BalasHapus
  4. Terimakasih Engku Sidi Nan Putiah, senang hati kami mendapat tambahan keterangan dari engku.
    Maafkan kami engku, terlupa agaknya kami membuat perihal Jorong Guguak Rang Pisang ini. Sungguh kami khilaf engku..

    BalasHapus
  5. Sanang hati mambaco tulisan ko.. Taragak jo rumah lai agak taubek saketek pas mambaco tulisan ko. Kebetulan awak urang koto kaciak, ibu dari koto kaciak, ayah dari nan tujuah. Sukses terus dan tetap menulis, Pak :)

    BalasHapus
  6. Terimakasih Engku Muda Luthfi, begitu jua dengan engku semoga berjaya hendaknya di rantau orang. Menjadi suluh dalam nagari awak jua hendaknya. Pesan orang tua-tua di kampung kita "Kemanapun engkau pergi, nan surau janganlah engkau jauhi. Dekatilah, Insya Allah hidup engkau akan selamat di negeri orang.."

    PS: Kami telah melihat Filem Pendek buatan engku muda dan kawan-kawan. Lanjutkanlah, semoga kelak kita dapat pula membuat filem yang berceritakan kampung kita, Amin..

    BalasHapus
  7. novi andri refdi7 Juni 2015 pukul 23.18

    JAdi taragak jjo kampuang padahal marantau dakeknyo tpi baa lah karao sadang banyak,jadi takana wakatu ketek dulu di tarok nan ambo dulu sakola di sd tarok yg dulunyo banamo sdn 46 hilia lamo 2,nan ambo lahia sampai gadang di tarok,jadi takana batucak kalereng smo batucak kajai samaso sd dulu tu pas puaso pai tarawiah ka masajik nurul huda koto kciak bajalan kaki jo kawan2,bilo lah bisa pulang kampuang go tuhan

    BalasHapus
  8. novi andri refdi7 Juni 2015 pukul 23.20

    Jadi taragak jo kampuang halaman,walau pun marantau dakek tpi pulang jarang,ambo lahia di tarok sampai gadang,sakola sd dulu di tarok yg dulu banamo sdn 46 hilia lamo 2,semoga kedepannya koto kaciak semakin maaju

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum