Langsung ke konten utama

Nan Tujuah

[caption id="attachment_1141" align="alignleft" width="300"]Simpang Lubuak Simpang Lubuak[/caption]

Dahulu kami pernah merasa ada yang janggal dengan nama jorong kita yang satu ini. apa pulakah gerangan makna dari kata “Nan Tujuah?” apanya kira-kira yang tujuah? Sukunyakah? Kampungnyakah? Atau ada makna lain.

Jorong ini memiliki kekhasan berupa kawasannya yang termasuk kepada jorong terluas setelah Dalam Koto serta memiliki dua tumpak pusat pemukiman. Pertama ialah Kampuang Tapi yang terletak di jalan arah ke Nagari Salo, namun orang sekarang lebih mengenalnya dengan nama Padang Sawah. Kami tak pula faham kenapa dapat bertukar serupa itu. Semasa kanak-kanak dahulu masih teringat oleh kami ketika terdengar seorang engku menyapa di tepi jalan”Hendak kemanakah engku ini..?”

[caption id="attachment_1140" align="alignright" width="225"]Surau Tapi Surau Tapi[/caption]

“Hendak ke Tapi agak sebentar..” jawab engku yang ditanya

Sedangkan kawasan yang lain terletak sebelah utara dari Tapi dimana mereka dipisahkan oleh kawasan persawahan. Pada sisi ini (sebelah utara) terdapat beberapa kampung yakni Lubuak, Kubang, Surian, Balai Darek, Guci, Pasia dan Nyilu. Kampung Pasia merupakan kawasan yang menghubungkan kedua kawasan ini.

Sungguh membuat hati kami penasaran dengan jorong yang satu ini, selain karena keadaan kawasan jorong mereka yang terlihat pada pandangan mata lahir terpisah. Namun kami berharap pada bathin mereka sesungguhnya dekat. Ada satu lagi yang membuat kami begitu penasaran duhai engku dan encik sekalian yakni perihal letak beberapa kampung di Jorong Nan Tujuah ini.

[caption id="attachment_1142" align="alignleft" width="225"]Simpang Pasia Simpang Pasia[/caption]

Adalah kampuang Lubuak, Kubang, Parak Laweh, Surian, dan Pasia dimana letak kampung-kampung ini saling berdekatan. Kampung-kampung inipun tidak pula luas, mungkin hanya beberapa hektar saja (maaf engku dan encik, tak pernah kami hitung jadi perkiraan kasar saja). Kampung Lubuak berbatasan dengan Kubang dan Parak Laweh, kemudian disebelah Kubang ada Surian dan Pasia. Kampung Lubuak misalnya hanya terdapat sekitar empat rumah ditambah surau, kampung Kubangpun demikian hanya ditempati empat rumah kalau kami tak salah. Kemudian Kampung Parak Laweh hanya terdapat dua rumah saja. Kampung Surian empat rumah ditambah satu rumah yang masih belum dihuni. Sedangkan Kampung Pasia hanya dihuni oleh tiga rumah saja.

Hal ini sangat berlainan dengan kampung Tapi yang merupakan kampung terluas dan diisi oleh banyak rumah. Semenjak perbatasan dengan Jorong Pintu Koto hingga ke perbatasan dengan Jorong Balai Panjang itulah Kampung Tapi.

[caption id="attachment_1144" align="alignright" width="300"]Balai Darek Balai Darek[/caption]

Terdapat satu lagi kawasan di jorong ini, kawasan ini tak berpenghuni namanya ialah Kubang Kaciak. Patut tak berpenghuni karena kawasan ini merupakan jalan yang menghubungkan antara Lubuak di Jorong Nan Tujuah dengan Tan Kamang di Jorong Pintu Koto. Tepatnya antara Loneng ke Loneng, tahukah engku dan encik apa itu Loneng?

Tahukah engku kenapa sampai bernama Kubang Kaciak?

[caption id="attachment_1180" align="alignleft" width="300"]Kampuang Guci, Kampuang Guci,[/caption]

Hal ini karena jalan ini akan selalu berkubang apabila telah didera oleh hujan, lanyah kata orang kampung kita. Bahkan pada masa dahulunya sampai keluar mata air di Kubang Kaciak ini. Untuk mensiasati hal ini orang kampung kita menggunkan papan sebagai titian. Namun ada juga yang menempuh saja jalan ini dengan berhati-hati.

Selain dari kampung-kampung yang kami sebutkan di atas juga terdapat kampung-kampung lainnya seperti Balai Darek, Balai Baru, Guci, Anjilu atau Nyilu, dan Punango. Demikianlah engku dan encik sekalian.

Komentar

  1. […] Keadaan alam di jorong ini kurang datar serta perumahan penduduk di jorong inipun bertumpak-tumpak (berkelompok). Terdapat dua kawasan besar seperti kawasan Koto Kaciak (bernama sama dengan nama jorong) dan kawasan Tarok yang berbatasan dengan Jorong Balai Panjang. Keadaan di Jorong Koto Kaciak kurang lebih sama dengan Jorong Nan Tujuah seperti yang telah kita bah… […]

    BalasHapus
  2. […] apabila kita terus berjalan melalui simpang maka kita akan terus ke Kampuang Tapi yang terletak di Jorong Nan Tujuah. Namun sebelum memasuki kawasan Tapi kita akan terlebih dahulu disambut oleh kawasan Padang Sawah […]

    BalasHapus
  3. […] hanya seorang yang belum berezeki diberi amanah oleh Allah Ta’ala. Akibatnya rumah beliau di Kubang – nama kampungnya – menjadi ramai, syukur pula hubungan antara anak-anak beliau ada mesra. […]

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum