Langsung ke konten utama

Qurban Tahun ini (2013)

[caption id="attachment_1281" align="alignleft" width="300"]Dua ekor kerbau sedang bermain di dekat ampangan (Bendungan) di Bancah Dua ekor kerbau sedang bermain di dekat ampangan (Bendungan) di Bancah[/caption]

Bagaimana kiranya perayaan Hari Raya Idul Adha kali ini di kampung kita duhai engku dan encik sekalian?

Terdengar jua oleh kami bahwa Hari Raya Qurban kali ini sungguh berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sangatlah banyak qurban yang dibantai, jauh lebih banyak pabila dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Bahkan ada yang sampai dibagikan ke luar kampung, ke luar nagari kita. Benarkah demikian duhai engku dan encik sekalian?

“Jarang ada yang dibawah empat atau lima..” menurut sebagian sumber kami.

“Menurut kabar yang terdengar oleh saya, jumlah semua qurban di kampung kita kurang lebih 100 ekor..” menurut sumber yang lain.

Benarkah demikian engku dan encik sekalian?

Senang juga telinga kami mendengarnya, Alhamdulillah kepada Allah Ta’ala. Pertanda bahwa orang kampung kita banyak yang punya rezeki tahun ini. Semoga amalan qurban mereka diterima oleh Allah dan mendapat balasan yang sebaik-baiknya. Dan tentu saja, semoga tahun depan mereka dapat berqurban lagi atau bertambah orang yang berqurban hendaknya.

Hendaknya hal ini mendatangkan kearifan bagi kita semua. Tidakkah terdengar pengajian di surau oleh kita bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala dalam menguji hambaNya itu tidak hanya melalui kesukaran, kesusahan, kepedihan, ataupun kedukaan. Melainkan juga melalui kesenangan, kebahagiaan, kekayaan, dan lain-lain yang merayukan.

Semoga bertambah jua rasa syukur dalam diri orang Kamang hendaknya. Bertambah pula rajinnya mempelajari ilmu agama serta mengamalkannya dalam kehidupan keseharian. Berkurang jualah hendaknya jumlah orang yang tak sembayang di kampung kita. Bertambah pula jumlah orang yang besar jiwa dan hatinya yang dilapangkan oleh Allah.

Amin..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum