Langsung ke konten utama

Limo Kampuang

Kami sengaja menuliskan nama jorong ini dengan huruf bukan angka (Angka Romawi) seperti yang biasa dipakai oleh orang kampung kita. Hal ini guna menjaga keaslian nama, terkadang lisan kita berbeda-beda dalam melafadzkan suatu nama. Membuat dengan huruf semakin mengukuhkan dan dapat menjaga keaslian dari nama kampung, kawasan, atau daerah itu sendiri.




[caption id="attachment_1382" align="alignright" width="300"]Tahukah engku dan encik dimana ini? Tahukah engku dan encik dimana ini?[/caption]

Kita akhirnya sampai di Jorong Limo Kampuang, tampaknya jorong ini merupakan muara dari perjalanan kita berkeliling kampung. Kalau kita masuk dari arah Kubang Putiah maka kita akan bersirobok dengan Kawasan Taluak sedangkan apabila kita masuk dari arah Joho maka kita akan sampai terlebih dahulu di kawasan Jawi-jawi. Terdapat sebuah simpang yang dinamai oleh orang dengan nama Simpang Jawi-jawi. Simpang ini menghubungkan jalan dari arah Joho, Taluak, dan Ampang.

Engku dan encik tentunya bertanya kepada kami “Kenapa dinamakan dengan jawi-jawi? Serupa nama salah satu ternak kiranya..”

Benar engku, kamipun berfikir serupa dengan engku pada awalnya. “jawi”[1] ialah nama salah satu jenis ternak yang sangat digemari oleh orang dagingnya. Namun sesungguhnya bukan itu maknanya rupanya, sebab “jawi” dengan “jawi-jawi” rupanya berbeda, sangat berlainan duhai engku dan encik sekalian.

[caption id="attachment_1384" align="alignleft" width="225"]Makam Pahlawan Perang Kamang 1908 Makam Pahlawan Perang Kamang 1908[/caption]

Dari salah seorang inyiak kami dapati keterangan bahwa “jawi-jawi”bukanlah nama salah satu jenis binatang melainkan nama salah satu jenis tumbu-tumbuhan. Tumbuhan itu ialah sejenis “beringin” yang pada masa sekarang sangat sulit sekali untuk didapat.

Apabila kita berjalan dari arah surau Ampang (Masjid Wustha) maka kita akan melalui suatu kawasan pekuburan (pandam pekuburan) milik masjid. Kawasan ini terletak memanjang pada sisi sebelah kiri atau sebelah kanan dari Simpang Jawi-jawi. Terdapat sebuah simpang tiga yang menghubungkan jalan dari Ampang, Simpang Jawi-jawi, dan dari arah Taluak. Apakah nama simpang ini dan apa nama kawasannya? Termasuk kemanakah kawasan pandam pekuburan ini? Kami tak pula faham duhai engku dan encik sekalian.

Terdapat sebuah jalan memutar yang melalui Kawasan Parik dan berujung di Taluak apabila kita berbelok ke kanan. Sedangkan kalau berjalan lurus maka kita akan sampai di Simpang Jawi-jawi. Terdapat salah satu kawasan yang dinamai Tali Binga yakni yang letaknya di perbatasan dengan Jorong Joho.

[caption id="attachment_1385" align="alignright" width="300"]Simpang Jawi-jawi Simpang Jawi-jawi[/caption]

Dari Simpang Jawi-jawi kita akan berjalan lurus yang akhirnya akan bermuara di Simpang Taluak. Apabila kita berbelok ke kanan kita akan sampai di Kubang Putiah namun apabila kita berbelok ke kiri maka kita akan sampai di Ujuang Taluak yakni kawasan Makam Pahlawan sekarang. Tepat di hadapan makam terdapat kawasan Surau Taluak. Namun surau ini bukanlah surau yang sama dengan surau pada masa Paderi dan Pemberontakan Pajak. Sebab surau tersebut telah dibakar dan dipindakan ke Ampang. Itulah sekarang yang bernama Masjid Wustha.

[caption id="attachment_1383" align="alignleft" width="225"]Dimana dan rumah siapakah ini? Dimana dan rumah siapakah ini?[/caption]

Jika kita teruskan maka kita akan sampai di tepi Batang Aia (Agam), terdapat satu jambatan untuk menyeberang. Lepas dari jambatan maka kita akan segera disambut oleh kawasan Pasia Anyia yang merupakan perbatasan dengan Bungo Tanjuang.







[1] sapi


Komentar

  1. rumah siapa yang encik foto si dimpang jawi - jawi ini ? saya rasa pernah kesana sebelumnya...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum