Langsung ke konten utama

Menuahkan Akal (Logika)

[caption id="attachment_1413" align="alignleft" width="300"]Gambar: INternet Gambar: INternet[/caption]

Beberapa kali kami tengok pada beberapa negeri di Alam Minangkaau ini, betapa senang dan bangga diri mereka tatkala kampung mereka dikunjungi oleh orang-orang besar, berpengaruh, berkuasa, terkenal, dan lain sebagainya. Mulai dari politisi, birokrat, polisi, militer, ahli hukum (hakim,jaksa), pengusaha, akademisi (dosen), dan lain sebagainya.

Bahkan di nagari jiran kita pernah dilekatkan kepada seorang Jawa suatu gelar dari salah satu suku di nagari tersebut. Entah apa gerangan budi-baik yang telah dilakukan oleh si Jawa ini kepada kaum salah satu suku tersebut. Hingga kini kami tak pernah faham.

Namun yang pasti – tatkala diangkat dahulu – si Jawa ini merupakan Katua pada Lembaga Tinggi (Yudikatif) negara, diapun dikenal pintar dancerdas karena juga merupakan seorang dosen. Konon kabarnya, buku-buku tulisannya menjadikan rujukan bagi sebagian besar mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara di republik ini.

Alasan sebenarnya menurut kabar burung ialah karena salah seorang anggota (kamanakan) kaum tersebut bekerja di lembaga tersebut dan memegang posisi yang cukup kuat. Kemungkinan gelar ini diberikan untuk menjaga posisinya agar tetap atau bahkan kalau dapat dinaikkan.

Banyak kisah-kisah serupa beredar di beberapa nagari di Minangkabau ini. Syukurlah di Nagari Kamang belum pernah berlaku. Hendaknya kita berhati-hati kalau berjumpa dengan orang-orang serupa ini. Sebab marwah nagari kita yang dipertaruhkan. Tidak ada pemberian gelar apapun dalam adat kita, kalau dikerjakan jua maka samalah itu dengan bid’ah dalam adat kita.

Apabila ada anak-kamanakan kita membawa orang – apakah itu kawan atau yang lainnya – hendaknya kita selidiki terlebih dahulu. Jangan langsung kita terima dengan tangan terbuka. Sebab dalam banyak kasus pelencengan akidah terjadi di kalangan orang Minangkabau yang ada di rantau. Kebanyakan orang Minangkabau yang murtad ialah orang Minangkabau yang tinggal di rantau.

Tanyai siapa mereka, kalau Islam serupa apa pandangan agama mereka. Jangan langsung diamini dan jangan pula langsung di tolak. Sebab pada masa sekarang, banyak aliran orang dalam beragama dan tak jarang diantara beberapa aliran tersebut kita-kita yang pandir ini dikatakanan sesat, radikal, atau fundamentalis.

Janganlah begitu mendengar mereka mengaku seorang yang faham agama, tokoh intelektual muda, atau cendekiawan muslim muda. Maka langsung kita suruh ke tengah guna memberi pengajian. Pada hal pengetahuan agama mereka dituntut di Amerika. Telah pula senang dan bangga hati kita menyuruh mereka menjadi imam dan beceramah. Dibawa masuk jurang, senang pula hati orang kampung kita.

Berhati-hatilah engku dan encik sekalian, perbaharui terus informasi engku dan encik. Jangan terlalu percaya pada tivi terutama (Met*o TV) dan berbagai media cetak yang ada sekarang karena mereka ialah tukang fitnah terhada kita umat Islam.

Didiklah anak-kamanakan kita betul-betul sesuai dengan ajaran agama dan adat kita sebelum dikirim belajar ke rantau orang. Telah banyak diantara anak-kamanakan kita yang sesat, namun tidak menjadi perhatian bagi kita bersama. Kebanyakan dari orang tua di kampung saat ini menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa. Na’uzubillah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6...

Perihal Engku dan Encik

[caption id="attachment_894" align="alignleft" width="300"] Rumah Gadang yang telah Ditinggalkan di Nagari Kamang ini. Begitulah adat dan agama dianggap telah usang bagi yang muda-muda. Ditinggalkan dan dibenci. Taratik tak ada, kurang aja merajelala..[/caption] Beberapa masa yang lalu salah seorang anak bujang nan keren dan sangat gaul gayanya memberi pendapat terhadap tulisan kami di blog ini. Apa katanya “ engku encik tu ndak bahaso kamang tu doh tuan, tukalah jo nan labiah sasuai. .” Ah.. panas kepala ini dibuatnya, sesak dada kami dibuatnya, dan rusak puasa kami jadinya. Begitulah anak bujang sekarang, tak diajari oleh induaknya tak pula mendapat pengajaran dari mamaknya. Orang sekarang dalam mendidik anak ialah dengan mampalapehnya saja. Apalagi banyak orang tua yang mengidolakan ( tak e nyehan [1] ) anaknya, segala ucapan dan kelakuan anak ialah baik menurut keluarganya. Terlebih lagi bagi anak bungsu dan tongga babeleng [2] . Raso jo pareso, ...

Adat sopan santun orang Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia [/caption] Dalam suasana hari raya ini berkenankah engku, rangkayo, serta encik sekalian kami bawa melancong ke masa silam. Baru-baru ini kami mendapatkan sebuah kutipan pada sebuah buku dari tulisan seorang ahli perilaku (etiket) pada masa dahulunya di Minangkabau. Dikarang oleh B. Dt. Seri Maharajo dengan judul  Kitab 'Adat Sopan Santoen Orang Minangkabau  yang diterbitkan oleh Penerbit Merapi & Co  pada tahun 1922 di Bukit Tinggi. Kutipan tersebut memuat uraian pada halaman 75-80 sebagai berikut: 1. Apabila duduk bersama-sama tak boleh terkentut 2. Kalau menguap harus menutup mulut dengan tangan yang terkerucut 3. Apabila pergi ke jamban (untuk buang air besar) perlulah menutup kepala, memakai terompah, dan jangan terbuka aurat sebelum masuk jamban. Jangan bercakap-cakap, jangan pula menyahuti panggilan (seruan orang) melainkan dengan batuk kecil-keci...