[caption id="attachment_762" align="alignleft" width="224"] Tugu Peringatan Perang Kamang 1908 di Simpang Pintu Koto[/caption]
Pernahkah engku memperhatikan relief atau ukiran gambar yang terdapat pada Tugu Perang Kamang di Simpang Pintu Koto?
Pernah ada seorang kawan yang bertanya kepada kami perihal makna dari gambar-gambar yang terdapat pada sisi tugu di bagian pucuk tersebut. Kamipun agak terkejut mendapat pertanyaan serupa itu. Namun kami pernah mendengar sebelumnya tentang relief tersebut, kalau kami tak salah, relief tersebut merupakan rangkaian cerita Perang Kamang semenjak permulaan hingga pecahnya perang.
Memanglah jarang orang Kamang yang memiliki rasa keingintahuan serupa itu. Tidak hanya di Kamang, melainkan juga di tempat-tempat mana saja. Kebanyakan orang tak tertarik mencari tahu perihal siapa dirinya melainkan sibuk mencari tahu tentang orang lain. Manalah mungkin kita dapat mengenal orang lain apabila kita tak mengenal diri kita lebih dahulu..
Salah seorang kawan bule kami pernah berujar “I think, that is not just in your country. Because me, myself, the first museum who I visit was the museum in another country. Because when we go for traveler, we I always want to know about the another people history and costum..” (Saya kira tidak hanya di negeri kamu saja, karena (pengalaman) saya sendiri, museum pertama yang saya kunjungi ialah museum yang berada di daerah lain. Karena ketika kami pergi melakukan perjalanan (wisata), kami selalu ingin tahu mengenai sejarah dan budaya daerah lain)
Namun kami sanggah hal tersebut “Yes, but here, they do not do that. If they go for traveler, they go to shopping mall..”
Kawan kami tersebut hanya tertawa kecil saja mendengarnya..
Adapun perihal tugu tersebut, kamipun bertanya kepada seorang engku. Beliaupun mengalas jawapan beliau bahwa jawapan dari beliau ini berdasarkan pemahaman beliau saja terhadap Sejarah Perang Kamang.
Masing-masing gambar memiliki urutannya tersendiri. Urutan pertama dimulai dari gambar yang tepat berada di bawah patung Dt. Rajo Pangulu dan kemudian urutan gambar akan bergerak berlawanan arah dengan jarum jam.
[caption id="attachment_1216" align="alignright" width="300"] Gambar 1[/caption]
Gambar pertama mengambarkan suasana rapat yang terjadi di Bukittinggi. Rapat perihal penetapan belasting atau pajak ini diberitahukan oleh Komendur Oud Agam (Agam Tua) Westernenk kepada para Kepala Laras di Agam Tua ketika itu.
[caption id="attachment_1217" align="alignleft" width="300"] Gambar 2[/caption]
Kemudian gambar kedua terdiri atas beberapa bagian. Bagian pertama menggambarkan suasana rapat para pemimpin di Nagari Kamang ketika itu yakni para niniak mamak, ulama, dan cerdik pandai. Kemudian ada gambar rumah gadang serta beberapa orang yang menggambarkan suasana kampung di Kamang ketika itu. Selanjutnya tampak gambar orang yang sedang menjenjeng talempong, alat musik khas Minangkabau. Talempong tidak hanya berguna sebagai permainan alat musik melainkan juga sebagai salah satu sarana penyampaian kabar berita. Orang yang menjenjeng talempong ialah si penyampai kabar dengan memukul-mukul talempok sepanjang nagari. Dan kemudian orang ini akan berteriak mengabarkan kabar-berita perihal sesuatu hal. Dalam hal ini kabar yang disampaikan ialah perihal penetapan pajak oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
[caption id="attachment_1218" align="alignright" width="300"] Gambar 3[/caption]
Gambar ketiga juga terdiri atas beberapa bagian. Bagian pertama menggambarkan para pejuang Kamang yang sedang berlatih silat. Latihan silat diadakan di halaman Masjid Taluak di Jorong Limo Kampuang sekarang. kemudian ada pula gambar orang sedang shalat berjama’ah serta gambar masjid di sudut kanan atas. Masjid tersebut ialah Masji Taluak yang bersejarah.
[caption id="attachment_1219" align="alignleft" width="300"] Gambar 4[/caption]
Gambar keempat ialah gambar permulaan perang dimana para pejuang Kamang sedang mengendap mengawasi tentara Belanda. Serta di sudut kanan atas terdapat gambar tentara Belanda yang sedang berbaris, bersiap menuju medan pertempuran.
[caption id="attachment_1220" align="alignright" width="300"] Gambar 5[/caption]
Gambar kelima menggambarkan keadaan pada permulaan pecahnya perang. Di sudut kanan bawah terdapat para pejuang Kamang yang sedang bertarung dengan tentara Belanda. Di sudut kiri bawah memperlihatkan pejuang Kamang yang sedang mengendap sedangkan di bagian atas tampak tentara Belanda yang sedang berbaris bersiap menanti komando untk berperang.
[caption id="attachment_1221" align="alignleft" width="300"] Gambar 6[/caption]
Gambar keenam menurut kami merupakan gambar yang terpenting. Gambar ini bercerita perihal syahidnya Dt. Rajo Pangulu beserta isteri beliau Siti Aisiah. Digambarkan juga dua orang tentara Belanda sedang memopong salah seorang kawannya (entah meninggal atau terluka) serta pada bagian kanan atas tampak tiga orang tentara Belanda sedang berlari beriringan dalam medan perang. Sedangkan pada sudut kiri atas tampak dua orang sedang mendorong gerobak. Entahkan mereka para pejuang atau tentara Belanda. Kalau para pejuang, maka gerobak itu ialah gerobak yang berisi mayat para syuhada. Sedangkan apabila tentara Belanda maka mereka tampak sedang membawa amunisi untuk kawan-kawannya di medan pertempuran.
[caption id="attachment_1222" align="alignright" width="300"] Gambar 7[/caption]
Gambar ketujuh juga menggambarkan jalannya pertempuran namun tampaknya pertempuran sudah mendekati akhir. Salah seorang tentara Belanda meletakkan pedang di leher salah seorang pejuang, kemudian ada juga seorang tentara Belanda yang sedang membidik salah seorang pejuang dan bidikannya mengenai sasaran. Ada juga salah seorang yang memangku mayat kawannya.
[caption id="attachment_1223" align="alignleft" width="300"] Gambar 8[/caption]
Sedangkan gambar yang terakhir yakni yang kedelapan mengambarkan keadaan selepas perang. Dimana pandam pekuburan dibuat untuk para pejuang di dekat Masjid Taluak. Tampak juga tiiga orang sedang menggali kubur di pandam pekuburan tersebut. Ada juga dua orang yang menggotong dan memopong kawan mereka yang entahkah syahid atau terluka.
Begitulah pemaparan engku ini perihal gambar-gambar atau relief di Tugu Perang Kamang kita di Pintu Koto. Adakah engku tahu penjelasan lainnya? Marilah dibagi dengan kami..
Pernahkah engku memperhatikan relief atau ukiran gambar yang terdapat pada Tugu Perang Kamang di Simpang Pintu Koto?
Pernah ada seorang kawan yang bertanya kepada kami perihal makna dari gambar-gambar yang terdapat pada sisi tugu di bagian pucuk tersebut. Kamipun agak terkejut mendapat pertanyaan serupa itu. Namun kami pernah mendengar sebelumnya tentang relief tersebut, kalau kami tak salah, relief tersebut merupakan rangkaian cerita Perang Kamang semenjak permulaan hingga pecahnya perang.
Memanglah jarang orang Kamang yang memiliki rasa keingintahuan serupa itu. Tidak hanya di Kamang, melainkan juga di tempat-tempat mana saja. Kebanyakan orang tak tertarik mencari tahu perihal siapa dirinya melainkan sibuk mencari tahu tentang orang lain. Manalah mungkin kita dapat mengenal orang lain apabila kita tak mengenal diri kita lebih dahulu..
Salah seorang kawan bule kami pernah berujar “I think, that is not just in your country. Because me, myself, the first museum who I visit was the museum in another country. Because when we go for traveler, we I always want to know about the another people history and costum..” (Saya kira tidak hanya di negeri kamu saja, karena (pengalaman) saya sendiri, museum pertama yang saya kunjungi ialah museum yang berada di daerah lain. Karena ketika kami pergi melakukan perjalanan (wisata), kami selalu ingin tahu mengenai sejarah dan budaya daerah lain)
Namun kami sanggah hal tersebut “Yes, but here, they do not do that. If they go for traveler, they go to shopping mall..”
Kawan kami tersebut hanya tertawa kecil saja mendengarnya..
Adapun perihal tugu tersebut, kamipun bertanya kepada seorang engku. Beliaupun mengalas jawapan beliau bahwa jawapan dari beliau ini berdasarkan pemahaman beliau saja terhadap Sejarah Perang Kamang.
Masing-masing gambar memiliki urutannya tersendiri. Urutan pertama dimulai dari gambar yang tepat berada di bawah patung Dt. Rajo Pangulu dan kemudian urutan gambar akan bergerak berlawanan arah dengan jarum jam.
[caption id="attachment_1216" align="alignright" width="300"] Gambar 1[/caption]
Gambar pertama mengambarkan suasana rapat yang terjadi di Bukittinggi. Rapat perihal penetapan belasting atau pajak ini diberitahukan oleh Komendur Oud Agam (Agam Tua) Westernenk kepada para Kepala Laras di Agam Tua ketika itu.
[caption id="attachment_1217" align="alignleft" width="300"] Gambar 2[/caption]
Kemudian gambar kedua terdiri atas beberapa bagian. Bagian pertama menggambarkan suasana rapat para pemimpin di Nagari Kamang ketika itu yakni para niniak mamak, ulama, dan cerdik pandai. Kemudian ada gambar rumah gadang serta beberapa orang yang menggambarkan suasana kampung di Kamang ketika itu. Selanjutnya tampak gambar orang yang sedang menjenjeng talempong, alat musik khas Minangkabau. Talempong tidak hanya berguna sebagai permainan alat musik melainkan juga sebagai salah satu sarana penyampaian kabar berita. Orang yang menjenjeng talempong ialah si penyampai kabar dengan memukul-mukul talempok sepanjang nagari. Dan kemudian orang ini akan berteriak mengabarkan kabar-berita perihal sesuatu hal. Dalam hal ini kabar yang disampaikan ialah perihal penetapan pajak oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
[caption id="attachment_1218" align="alignright" width="300"] Gambar 3[/caption]
Gambar ketiga juga terdiri atas beberapa bagian. Bagian pertama menggambarkan para pejuang Kamang yang sedang berlatih silat. Latihan silat diadakan di halaman Masjid Taluak di Jorong Limo Kampuang sekarang. kemudian ada pula gambar orang sedang shalat berjama’ah serta gambar masjid di sudut kanan atas. Masjid tersebut ialah Masji Taluak yang bersejarah.
[caption id="attachment_1219" align="alignleft" width="300"] Gambar 4[/caption]
Gambar keempat ialah gambar permulaan perang dimana para pejuang Kamang sedang mengendap mengawasi tentara Belanda. Serta di sudut kanan atas terdapat gambar tentara Belanda yang sedang berbaris, bersiap menuju medan pertempuran.
[caption id="attachment_1220" align="alignright" width="300"] Gambar 5[/caption]
Gambar kelima menggambarkan keadaan pada permulaan pecahnya perang. Di sudut kanan bawah terdapat para pejuang Kamang yang sedang bertarung dengan tentara Belanda. Di sudut kiri bawah memperlihatkan pejuang Kamang yang sedang mengendap sedangkan di bagian atas tampak tentara Belanda yang sedang berbaris bersiap menanti komando untk berperang.
[caption id="attachment_1221" align="alignleft" width="300"] Gambar 6[/caption]
Gambar keenam menurut kami merupakan gambar yang terpenting. Gambar ini bercerita perihal syahidnya Dt. Rajo Pangulu beserta isteri beliau Siti Aisiah. Digambarkan juga dua orang tentara Belanda sedang memopong salah seorang kawannya (entah meninggal atau terluka) serta pada bagian kanan atas tampak tiga orang tentara Belanda sedang berlari beriringan dalam medan perang. Sedangkan pada sudut kiri atas tampak dua orang sedang mendorong gerobak. Entahkan mereka para pejuang atau tentara Belanda. Kalau para pejuang, maka gerobak itu ialah gerobak yang berisi mayat para syuhada. Sedangkan apabila tentara Belanda maka mereka tampak sedang membawa amunisi untuk kawan-kawannya di medan pertempuran.
[caption id="attachment_1222" align="alignright" width="300"] Gambar 7[/caption]
Gambar ketujuh juga menggambarkan jalannya pertempuran namun tampaknya pertempuran sudah mendekati akhir. Salah seorang tentara Belanda meletakkan pedang di leher salah seorang pejuang, kemudian ada juga seorang tentara Belanda yang sedang membidik salah seorang pejuang dan bidikannya mengenai sasaran. Ada juga salah seorang yang memangku mayat kawannya.
[caption id="attachment_1223" align="alignleft" width="300"] Gambar 8[/caption]
Sedangkan gambar yang terakhir yakni yang kedelapan mengambarkan keadaan selepas perang. Dimana pandam pekuburan dibuat untuk para pejuang di dekat Masjid Taluak. Tampak juga tiiga orang sedang menggali kubur di pandam pekuburan tersebut. Ada juga dua orang yang menggotong dan memopong kawan mereka yang entahkah syahid atau terluka.
Begitulah pemaparan engku ini perihal gambar-gambar atau relief di Tugu Perang Kamang kita di Pintu Koto. Adakah engku tahu penjelasan lainnya? Marilah dibagi dengan kami..
Assalamualaikum,,, apakah engku pernah membaca tulisan novel sejarah perang kamang,,dalam rizalbustami.blogspot.com
BalasHapusapa tanggapan engku?? Beliau setelah di telusuri adalah orang lasi yg begitu dalam menggambarkan perang kamang,,,
Wassalam
Sudah pernah kami baca engku, novelnya bagus. Namun kami berkeberatan kalau dijadikan sebagai sumber referensi sebelum Engku Penulis membuka sumber-sumbernya. Adakah sudah beliau buka kehadapan engku?
BalasHapus