Langsung ke konten utama

Acuhkanlah, jangan acuh tak acuh saja..

[caption id="attachment_1426" align="alignright" width="300"]Sekelompok ibu-ibu yang ikut berdemo Gambar: Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Menolak Investasi Bermuatan Visi Pemurtadan Sekelompok ibu-ibu yang ikut berdemo
Gambar: Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Menolak Investasi Bermuatan Visi Pemurtadan[/caption]

Kamis 24 Muharam yang silam dunsanak-dunsanak kita di Kota Padang melakukan demo menolak investasi oleh LIPPO Grup yang dipimpin oleh James T Riady. Dalam demo tersebut yang ikut tidak saja dunsanak-dunsanak kita yang berada di Kota Padang saja melainkan banyak pula yang datang dari luar Padang bahkan yang di rantaupun banyak pula yang pulang.

Kaum munafiqun rupanya memanfaatkan hal tersebut, dimana mereka berpendapat bahwa masalah Siloam dengan LIPPO Grupnya merupakan masalah internal Kota Padang jadi mereka (Kaum Munafiqun) beranggapan bahwa orang-orang di luar Padang tak boleh ikut campur (berdemo) perihal Siloam ini.

Pernyataan ini tentunya membuat sebagian besar orang Minangkabau geleng-geleng kepala. Sebab pernyataan yang dilontarkan oleh salah seorang pimpinan di kota tersebut sangat bernuansa SEPILIS. Kita sama-sama tahu bahwa Kaum Munafiqun (SEPILIS) tersebut sangat gencar mempropagandakan kepada kita Umat Islam bahwa; masalah agama ialah urusan manusia dengan tuhannya, tidak boleh dicampuri oleh siapapun.

Singkat kata, apabila seseorang melakukan kekhilafan dalam menjalankan salah satu amalan (ritual) dalam agama mereka maka tidak boleh ditegur, dimarahi, atau dihukum. Sebab yang boleh menentukan salah atau tidak salah, dosa atau tidak berdosanya seseorang ialah Tuhan bukan Manusia. Dan lagipula hal tersebut ialah bagian dari kebebasan beragama seseorang. Setiap orang boleh melakukan interpretasi terhadap agama yang dianutnya tanpa boleh dipengaruhi oleh orang lain.

Begitulah engku dan encik sekalian. Dengan begitu Islam diperlemah dari dalam, begitu pula umat Islam dan agama Islam itu sendiri. Akan halnya dengan pernyataan dari salah seorang petinggi Kota Padang tersebut maka akan sangat berbahayanyalah ppola fikir yang dimiliki orang ini. Apapun yang menimpa Padang maka tak seorangpun boleh ikut campur, biarlah orang Padang menyelesaikannya sendiri.

[caption id="attachment_1425" align="alignleft" width="300"]Para Pengunjuk Rasa Damai Gambar: Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Menolak Investasi Bermuatan Visi Pemurtadan Para Pengunjuk Rasa Damai
Gambar: Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Menolak Investasi Bermuatan Visi Pemurtadan[/caption]

Bagaimana apabila terjadi bencana gempa atau sunami? Sanggupkah orang Padang menyelesaikan masalah musibah ini sendirian? Tanpa bantuan fihak lain dari luar Padang?

Begitula engku dan encik sekalian, adakah kabar ini sampai ke Kamang Darussalam kampung kita ini? Adakah engku dan encik tahu, adakah faham, dan adakah engku dan encik peduli?

Atau, jangan-jangan engku dan encik berpandangan “Itukan urusan orang Padang..!” atau “Itukan terjadi di Padang, masihlah jauh dari Kamang ini..!” atau “Alah.. masih banyak yang patut kita urus dalam kampung kita lagi, tak usahlah payah-payah memikirkan Padang yang sudah rusak itu..!” atau lain-lain jawapan yang serupa tapi tak sama.

Masya Allah engku dan encik sekalian. Apabila kita telah kehilangan kepedulian terhadap dunsanak-dunsanak kita maka itulah pertanda Alam Minangkabau ini akan hancur, pertanda agama ini (Islam) akan ditinggalkan oleh kita orang Minangkabau.

Kebanyakan orang lebih memilih menyibukkan diri dengan urusan mereka sendiri, padahal banyak dari dunsanak-dunsanak kita bersengaja pulang dari rantau dan meninggalkan pekerjaan yang menghidupi mereka dan keluarga mereka hanya demi membela Ranah Nan Tacinto ini. Ada pula beberapa orang dari beberapa nagari di Luhak Agam ini yang ikut serta. Mudah-mudahan diantara mereka ada ikut orang Kamang ini.

Maaf engku dan encik apabila tersinggung dengan tulisan kami ini. Tak ada maksud untuk menyinggung hanya keinginan untuk mengetuk hati engku dan encik sekalian..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum