[caption id="attachment_1421" align="alignleft" width="300"] Mejan dari arah Joho.
Gambar diambil pada tengah hari nan rancak..[/caption]
Hari Rabu tanggal 28 November 2013 yang silam telah terjadi suatu kemalangan di kampung kita. Kami tak pula mendengar kabarnya dengan jelas. Namun kabar kemalangan ini berkisar seputar kecelakaan di jalan. Dimana satu orang anak bujang meninggal dalam kejadian ini.
Sungguh sangat menyedihkan apabila kita kenang, betapa telah berapa nyawa yang melayang di jalan kampung kita. Sungguh petaka yang didapat dari jalan bagus nan mulus ini agaknya. Bukannya kami menolak kemajuan namun karena tampaknya kebanyakan dari kita belum siap menerima dan menyikapi dari kamajuan itu agaknya.
Anak bujang yang meninggal kami dengar baru berusia 22 tahun dan pada bulan April tahun muka (2014) di kabarkan akan melangsungkan pernikahan. Si bujang ini bekerja pada salah satu peternakan ayam di kampung kita. Peternakan ayam tersebut bukan kepunyaan orang kampung kita melainkan hanya menyewa tempat saja yang punya peternakan itu di kampung kita.
Si bujang ini kalau kami tak salah mendapat kabarm beribukan orang Sibolga dan berayahkan orang Medan (bisa juga sebaliknya sebab kabarnya masih kabur). Kedua daerah tersebut terletak di Propinsi Sumatera Utara. Medan berada agak ke Pantai Timur Sumatera sedangkan Sibolga berada di Pantai Barat. Pelabuhan Sibolga merupakan salah satu pelabuhan yang ramai di Pantai Barat Pulau Sumatera ini pada masa dahulunya. Jenazahnya kabarnya sedang dalam perjalanan ke Sibolga.
Yang lebih menyedihkan ialah tatkala kami dengar kalau Si Bujang ini entah yatim-piatu,[1] entah yatim,[2] atau entah piatu[3] saja. Kami sangat sedih memikirkan kemungkinan yang pertama, siapakah yang tangah menanti jenazahnya di Sibolga sana.
Perihal kabar kemalangan yang terjadi Rabu Magrib yang silam tak pula jelas oleh kami. Namun yang pasti ialah bahwa kejadian yang terjadi magrib hari itu ialah kecelakaan yang menggenaskan. Dimana Si Bujang dengan motor barunya (motor besar) melaju dengan teramat kencang. Kabar yang beredar ialah pada waktu itu Si Bujang tidak menghidupkan lampu ditambah hujan gerimis pula.
Menurut beberapa orang saksi mata, keadaan ketika itu sangatlah menyedihkan. Motor Si Bujang tak berbentuk sedangkan si bujang terhempas jauh dari motornya.
Tahukah engku dan encik tempat kejadiannya? Yakni di Mejan duhai engku dan encik sekalian. Yang dilantak (ditabrak) ialah oto stamboal. Yakni sejenis oto yang digunakan oleh orang untuk memadatkan jalan setelah diaspal. Seluruh bagian dari oto ini (rangka dan kedua roda) terbuat dari besi (entahkan besi – entahkan baja) yang keras.
Demikianlah kabar kemalangan yang terjadi di kampung kita duhai engku dan encik sekalian. Semoga dapat menjadi pelajara bagi kita semua..
Gambar diambil pada tengah hari nan rancak..[/caption]
Hari Rabu tanggal 28 November 2013 yang silam telah terjadi suatu kemalangan di kampung kita. Kami tak pula mendengar kabarnya dengan jelas. Namun kabar kemalangan ini berkisar seputar kecelakaan di jalan. Dimana satu orang anak bujang meninggal dalam kejadian ini.
Sungguh sangat menyedihkan apabila kita kenang, betapa telah berapa nyawa yang melayang di jalan kampung kita. Sungguh petaka yang didapat dari jalan bagus nan mulus ini agaknya. Bukannya kami menolak kemajuan namun karena tampaknya kebanyakan dari kita belum siap menerima dan menyikapi dari kamajuan itu agaknya.
Anak bujang yang meninggal kami dengar baru berusia 22 tahun dan pada bulan April tahun muka (2014) di kabarkan akan melangsungkan pernikahan. Si bujang ini bekerja pada salah satu peternakan ayam di kampung kita. Peternakan ayam tersebut bukan kepunyaan orang kampung kita melainkan hanya menyewa tempat saja yang punya peternakan itu di kampung kita.
Si bujang ini kalau kami tak salah mendapat kabarm beribukan orang Sibolga dan berayahkan orang Medan (bisa juga sebaliknya sebab kabarnya masih kabur). Kedua daerah tersebut terletak di Propinsi Sumatera Utara. Medan berada agak ke Pantai Timur Sumatera sedangkan Sibolga berada di Pantai Barat. Pelabuhan Sibolga merupakan salah satu pelabuhan yang ramai di Pantai Barat Pulau Sumatera ini pada masa dahulunya. Jenazahnya kabarnya sedang dalam perjalanan ke Sibolga.
Yang lebih menyedihkan ialah tatkala kami dengar kalau Si Bujang ini entah yatim-piatu,[1] entah yatim,[2] atau entah piatu[3] saja. Kami sangat sedih memikirkan kemungkinan yang pertama, siapakah yang tangah menanti jenazahnya di Sibolga sana.
Perihal kabar kemalangan yang terjadi Rabu Magrib yang silam tak pula jelas oleh kami. Namun yang pasti ialah bahwa kejadian yang terjadi magrib hari itu ialah kecelakaan yang menggenaskan. Dimana Si Bujang dengan motor barunya (motor besar) melaju dengan teramat kencang. Kabar yang beredar ialah pada waktu itu Si Bujang tidak menghidupkan lampu ditambah hujan gerimis pula.
Menurut beberapa orang saksi mata, keadaan ketika itu sangatlah menyedihkan. Motor Si Bujang tak berbentuk sedangkan si bujang terhempas jauh dari motornya.
Tahukah engku dan encik tempat kejadiannya? Yakni di Mejan duhai engku dan encik sekalian. Yang dilantak (ditabrak) ialah oto stamboal. Yakni sejenis oto yang digunakan oleh orang untuk memadatkan jalan setelah diaspal. Seluruh bagian dari oto ini (rangka dan kedua roda) terbuat dari besi (entahkan besi – entahkan baja) yang keras.
Demikianlah kabar kemalangan yang terjadi di kampung kita duhai engku dan encik sekalian. Semoga dapat menjadi pelajara bagi kita semua..
Komentar
Posting Komentar