Pernah ada seorang kawan kami yang bertanya begini kepada kami “Tuanku, bilakah Perang Kamang itu mula-mula diperingati oleh orang?”
Kami terkejut mendapat pertanyaan serupa itu, seumur hidup ini, belumlah ada orang yang peduli dengan bilakah atau semenjak bila Perang Kamang itu diperingati. Karena tidak pernah terfikirkan dan tidak pernah pula mendengar orang mempercakapkannya maka kamipun sama tak tahunyalah dengan kawan yang bertanya ini.
Karena pengalaman buruk itulah makanya kami berusaha mencari perihal awal mula peringatan Perang Kamang 1908. Sebab fikiran akan pertanyaan tersebut telah menghantui kami “Mesti didapat jawapannya..!” kata hati kecil kami.
[caption id="attachment_1195" align="alignleft" width="225"] Tugu Perang Kamang di Hadapan Rumah Sakit Ahmad Muchtar Bukittinggi.
Peletakan Batu Pertama Oleh: Jend. A.H.Nasution th.1963[/caption]
Alhamdulillah, akhirnya bersua jua jawapan dari pertanyaan kawan kami yang dahulu itu duhai engku dan encik sekalian. Namun ada dua macam pula cerita yang kami dapati perihal peristiwa peringatan pertama ini. Namun kisah ini sama-sama bermuara kepada Jendral Abdul Haris Nasution dan Miral Manan.
Menurut pendapat Orang Kamang Mudiak bahwa sesungguhnya Peringatan Perang Kamang itu ialah mula-mula di Lapangan Pakan Jum’at yaitu di Lapangan SLTPN 4 Kamang Magek sekarang. upacara tersebut dipimpin sendiri oleh Jendral A.H.Nasution yang saat itu menjadi Menteri Pertahanan. Beliau pulalah yang meminta agar makam para pejuang Perang Kamang di Kamang Mudiak diperbaiki serta dibuatlah tugu peringatan hendaknya. Kejadiannya ialah tahun 1963.
Sedangkan menurut curaian orang di Kamang Hilir bahwa peringatan Perang Kamang dahulunya ialah di Tanah Lapang di Kamang Hilir. Tanah Lapang tersebut sekarang telah menjadi kawasan MTsN Kamang. Upacara saat itu dipimpin oleh Jendral A.H. Nasution. Jendral tersebut juga sempat mengunjungi dan meresmikan Makam Pahlawan Perang Kamang di Taluak serta juga meresmikan Tugu Peringatan Perang Kamang di Simpang Pintu Koto.
Menurut cerita orang-orang saat itu, sangatlah ramai orang berdiri di tepi jalan terutama di Simpang Pintu Koto menanti kedatangan Jendral Nasution ketika itu. Tentarapun sangat ramai berdatangan ke Kamang. Rombongan beliau ini dipimpin oleh sebuah mobil yang membunyikan sirinenya.
Masyarakat kedua nagari rupanya bersepakat perihal penyebab dimulainya Perang Kamang ialah karena tulisan dari Miral Manan (orang Kamang Mudiak mengenalnya dengan nama Imran Manan). Beliau ialah salah seorang pegawai di Kantor Gubernur Sumbar pada masa itu.
Miral Manan berasal dari Suku Koto di Rumah Tinggi Kamang Hilir. Kami tidak berhasil mendapatkan tulisan Miral Manan ini. Berkenakah engku dan encik mengusahakannya untuk kami..?
Begitulah kisahnya engku dan encik sekalian, entah mana yang benar. Namun hendaknya generasi sekarang dan mendatang dapat dengan arif dan bijak menyikapi perbedaan ini. Janganlah sampai merusak tali silaturahim diantara kita hendaknya. Kekerasan hati orang dahulu janganlah sampai kita warisi jua.
Eloknya kita selidiki kedua cerita ini benar-benar, mana yang benar dan mana yang salah bukanlah menjadi tujuan utama. Tujuan utama ialah mencari kebenaran dan hendaknya hal ini tidak mengecilkan hati fihak yang merasa dirugikan. Sebab tak ada yang untung dan rugi sebenarnya, melainkan kita sama-sama untung dan rugi.
Dan hendaknya janganlah generasi sekarang tidak saling menyalahkan ataupun saling mengecilkan yang lain dan membesarkan diri sendiri. Tak elok engku dan encik sekalian..
Kami terkejut mendapat pertanyaan serupa itu, seumur hidup ini, belumlah ada orang yang peduli dengan bilakah atau semenjak bila Perang Kamang itu diperingati. Karena tidak pernah terfikirkan dan tidak pernah pula mendengar orang mempercakapkannya maka kamipun sama tak tahunyalah dengan kawan yang bertanya ini.
Karena pengalaman buruk itulah makanya kami berusaha mencari perihal awal mula peringatan Perang Kamang 1908. Sebab fikiran akan pertanyaan tersebut telah menghantui kami “Mesti didapat jawapannya..!” kata hati kecil kami.
[caption id="attachment_1195" align="alignleft" width="225"] Tugu Perang Kamang di Hadapan Rumah Sakit Ahmad Muchtar Bukittinggi.
Peletakan Batu Pertama Oleh: Jend. A.H.Nasution th.1963[/caption]
Alhamdulillah, akhirnya bersua jua jawapan dari pertanyaan kawan kami yang dahulu itu duhai engku dan encik sekalian. Namun ada dua macam pula cerita yang kami dapati perihal peristiwa peringatan pertama ini. Namun kisah ini sama-sama bermuara kepada Jendral Abdul Haris Nasution dan Miral Manan.
Menurut pendapat Orang Kamang Mudiak bahwa sesungguhnya Peringatan Perang Kamang itu ialah mula-mula di Lapangan Pakan Jum’at yaitu di Lapangan SLTPN 4 Kamang Magek sekarang. upacara tersebut dipimpin sendiri oleh Jendral A.H.Nasution yang saat itu menjadi Menteri Pertahanan. Beliau pulalah yang meminta agar makam para pejuang Perang Kamang di Kamang Mudiak diperbaiki serta dibuatlah tugu peringatan hendaknya. Kejadiannya ialah tahun 1963.
Sedangkan menurut curaian orang di Kamang Hilir bahwa peringatan Perang Kamang dahulunya ialah di Tanah Lapang di Kamang Hilir. Tanah Lapang tersebut sekarang telah menjadi kawasan MTsN Kamang. Upacara saat itu dipimpin oleh Jendral A.H. Nasution. Jendral tersebut juga sempat mengunjungi dan meresmikan Makam Pahlawan Perang Kamang di Taluak serta juga meresmikan Tugu Peringatan Perang Kamang di Simpang Pintu Koto.
Menurut cerita orang-orang saat itu, sangatlah ramai orang berdiri di tepi jalan terutama di Simpang Pintu Koto menanti kedatangan Jendral Nasution ketika itu. Tentarapun sangat ramai berdatangan ke Kamang. Rombongan beliau ini dipimpin oleh sebuah mobil yang membunyikan sirinenya.
Masyarakat kedua nagari rupanya bersepakat perihal penyebab dimulainya Perang Kamang ialah karena tulisan dari Miral Manan (orang Kamang Mudiak mengenalnya dengan nama Imran Manan). Beliau ialah salah seorang pegawai di Kantor Gubernur Sumbar pada masa itu.
Miral Manan berasal dari Suku Koto di Rumah Tinggi Kamang Hilir. Kami tidak berhasil mendapatkan tulisan Miral Manan ini. Berkenakah engku dan encik mengusahakannya untuk kami..?
Begitulah kisahnya engku dan encik sekalian, entah mana yang benar. Namun hendaknya generasi sekarang dan mendatang dapat dengan arif dan bijak menyikapi perbedaan ini. Janganlah sampai merusak tali silaturahim diantara kita hendaknya. Kekerasan hati orang dahulu janganlah sampai kita warisi jua.
Eloknya kita selidiki kedua cerita ini benar-benar, mana yang benar dan mana yang salah bukanlah menjadi tujuan utama. Tujuan utama ialah mencari kebenaran dan hendaknya hal ini tidak mengecilkan hati fihak yang merasa dirugikan. Sebab tak ada yang untung dan rugi sebenarnya, melainkan kita sama-sama untung dan rugi.
Dan hendaknya janganlah generasi sekarang tidak saling menyalahkan ataupun saling mengecilkan yang lain dan membesarkan diri sendiri. Tak elok engku dan encik sekalian..
Assalamualaikum,,,untuk peringatan,, ini kami bisa membawa tuan untuk menemui seorang penggrek bendera peringatan perang kamang di lapangan smp kamang mudiak,,, yang pada kejadian 15 Juni 1963 adalah siswa sebuah sekolah yang di tunjukmenjadi penggerek bendera,, dengan pembina/inspektur upacara adalah A. H Nasution... dengan di dampingi oleh banyak tokoh,, diantaranya Buya Mansyur Dt nagari Basa (alm).
BalasHapus[…] Dibagian atas monumen ini terlihat sebuah ukiran dua buah parang yang yang disilangkan dibawah sebuah Rumah Gadang. Disampingnya tertulis “PERLAWANAN RAKJAT MENENTANG KOLONIALISME BELANDA 15 DJUNI 1908”.[1] […]
BalasHapus