Langsung ke konten utama

kemalangan di jalan pada puasa ini (2014)

[caption id="attachment_1503" align="alignleft" width="300"]Jalan di hadapan kantor camat. Lurus & datar sehingga menggoda orang-orang untuk kencang. Jalan di hadapan kantor camat. Lurus & datar sehingga menggoda orang-orang untuk kencang.[/caption]

Sungguh Ramadhan kali ini membuat kami banyak terkejut, sedari awal bulan puasa ini kami telah mendapati kejadian yang membuat ngilu hati ini. Berbagai kemalangan di jalan semenjak awal bulan puasa ini telah banyak terjadi di propinsi ini. Apakah itu berita yang sampai kepada kami, kemalangan yang dialami kawan sendiri, hingga kini kemalangan yang dialami oleh orang sekampung.

Satu orang ana bujang telah meninggal dikarenakan kemalangan di jalan sedangkan yang seorang lagi masihlah belum sadar terbaring di rumah sakit di Bandar Padang. Hanya do'a yang dapat kami panjatkan semoga kejadian serupa tiada lagi berlaku di kampung kita ini hendaknya.

Sebagian besar kemalangan di jalan memakan korban dari fihak pengendara onda. Memanglah anak-anak sekarang apabila membawa onda hanyalah sekadar pandai membawa saja akan tetapi adat membawa onda tiada mereka faham dan diajari. Beronda sesuka hati, tiada faham bahwa jalan itu bukan awak nan seorang yang punya. Sekalian orang punya hak atas jalan yang kita lalui itu, apakah dia orang Kamang ataupun bukan.

Namun tengoklah kelakuan mereka itu, tiada hendak mengalah dan suka menyorong-nyorong saja pabila membawa onda. Tiada agaknya mereka ini diajari oleh mamak ataupun ayah-bundanya. Kamipun pernah hampiar melantak anak sekolah sempe yang menyorong-nyorong saja ketika membawa onda tatkala kami hendak melintasi persimpangan di kampung kita. Parahnya lagi, awak pula yang kena bulalang oleh anak bujang tak babulu ini.

Sebenarnya tidak hanya anak remaja tanggung saja, orang dewasapun ada pula yang bersifat demikian apabila membawa onda. Namun kami yakin diantara engku dan encik sekalian tentulah tiada ada yang demikian. Sebab engku dan encik ialah elok-elok orangnya..

Demikianlah engku dan encik sekalian, semoga menjadi bahan pemikiran bagi kita semua..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum