Langsung ke konten utama

Kesenian Irama Minang

[caption id="attachment_1513" align="alignleft" width="300"]Ilustrasi Gambar: http://hikmahhariku.blogspot.com/2012/03/halal-dan-haram-dalam-islam.html Ilustrasi Gambar: http://hikmahhariku.blogspot.com/2012/03/halal-dan-haram-dalam-islam.html[/caption]

Tahukah engku dan encik dengan permainan KIM? Kami telah mencoba mencari tahu sejarah awal mula permainan ini di Minangkabau namun tiada dapat oleh kami. Permainan ini tidaklah merata diamalkan oleh anak nagari di Minangkabau. Kami saja baru tahu perihal permainan ini setelah berada di rantau orang?

Awalnya kami kira  permainan ini merupakan permainan latah yang ditiru dari salah satu negeri yang terdapat di Asia Timur. Sebab nama KIM bukanlah merupakan nama Minangkabau. Rupanya tidak demikian duhai engku dan encik sekalian..

Seorang kawan pernah berpendapat "Sesungguhnya permainan KIM ini sama dengan judi engku..?" katanya kepada kami pada suatu ketika.

Kami diam saja karena tiada faham namun kemudian rasa ingin tahu mulai muncul dan kamipun penasaran "Apa dan seperti apa gerangan permainan KIM itu?"

Setelah kami cari tahu di internet maka bersualah oleh kami bahwa awal mula munculnya permainan ini ialah dari Pariaman - jadi wajar apabila kita Orang Darek tiada mengetahui perihal permainan ini - yang merupakan salah satu daerah rantau dalam Kebudayaan Minangkabau. Adapun KIM merupakan kepanjangan dari Kesenian Irama Minang atau ada juga yang menyebutnya dengan Kecerdasan Isi Mengisi.

Permainan ini biasanya dilakukan pada malam hari, terdapat beberapa perkara yang wajib ada dalam permainan ini yaitu kupon yang berisikan angka-angka yang dibagikan kepada para peserta, papan yang berisikan angka-angka  (biasanya papan ini terbbuat dari plastik yang diberi lampu pada bagian dalam sehingga dapat menyala apabila angka yang terdapat pada papan tersebut disebutkan oleh penyanyi). Kemudian ialah tabung yang diisi dengan koin angka-angka, koin yang terambil akan disebutkan angkanya oleh penanyinya. Terakhir ialah penendang lagu lengkap beserta alat musiknya.

Jalannya permainan ialah pertama-tama kupon dibagikan lebih dahulu kepada para peserta - bagi yang bermaksud mengadakan judi maka mereka akan menjual kupon-kupon tersebut - selepas itu para peserta akan duduk manis ditempat yang telah disediakan. Selepas semua peralatan telah disiapkan maka penendang lagu mulai menyanyikan lagu-lagu Minang ataupun lagu Melayu. Menendang sambil mengocok-ngocok tabung KIM dan mengambil koin berisi angka. Dalam dendangan tersebut diselipkanlah angka-angka yang terambil dari dalam tabung.

Sambil mendengarkan lagu, para peserta harus bersiap dan berkonsentrasi mendengarkan lagu. Setiap angka-angka yang disebutkan oleh Tukang Dendang akan dicoret - apabila ada - di dalam kertas kupon yang dibagikan. Bagi peserta yang memiliki coretan lima angka yang berderet maka dia muncul sebagai pemenang. Pemenang permainan ini dapat saja lebih dari satu.

Secara tiada disangka kamipun pernah mengikuti permainan ini pada suatu kali. Kuponnya dibagikan tidak dibeli sebab yang mengadakannya salah satu pemerintah tingkat dua di republik ini. Memanglah permainan ini mengasyikkan dan sekaligus memberikan tantangan, dapat melatih daya ingat, kecepatan, dan ketepatan kita. Namun walaupun begitu kami memandang permainan ini tiadalah elok sebab dapat dengan mudah disalah gunakan oleh orang, terutama oleh Ahli Ampok (Tukang Judi).

Kami sependapat dengan kawan kami tadi "Permainan ini bukanlah budaya asli kita orang Minangkabau engku. Berasal dari Pariaman yang pernah menjadi Bandar Niaga termaju di Pesisir Barat Pulau Sumatera dahulunya. Lagipula kebudayaan orang di sana sudah banyak pula bercampur baur dengan kebudayaan non-Minangkabau. Tiada patut kita meniru kepada pesisir, ingat engku Adat Manurun-Syarak Mandaki.." demikianlah kata kawan kami pada suatu ketika.

Kami sangat sefaham, permainan ini sangat diragukan keasliannya berasal dari Minangkabau terlebih lagi ialah sangat rawan untuk disalah gunakan menjadi judi.

Mudah-mudahan Orang Kamang jangan sampai menyelenggarakan pula permainan ini. Kami dengar duhai engku dan encik sekalian bahwa selepas hari raya nanti, jiran kita akan mengadakan permainan KIM ini dalam acara Bahondoh-ondoh..?

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Katam Kaji

[caption id="attachment_779" align="alignright" width="300"] Salah satu gambar yang kami dapat dari kampung[/caption] Terdengar oleh kami telah tiba pula musim Katam Kaji [1] di kampung kita. Pada hari Ahad yang dahulu (22 Juni 2013) kami dengar kalau orang di Surau Tapi yang ba arak-arak. [2] Kemudian pada hari Kamis yang lalu (27 Juni 2013) tiba pula giliran orang Joho dan sekarang hari Ahad (30 Juni 2013) merupakan tipak [3] orang Koto Panjang yang berarak-arak. Memanglah pada pekan-pekan ini merupakan pekan libur sekolah bagi anak-anak sekolah. Telah menerima rapor mereka. Memanglah serupa itu dari dahulu bahwa Katam Kaji dilaksanakan oleh orang kampung kita disaat libur sekolah. Namun ada juga yang berlainan, seperti orang Dalam Koto yang akan melaksanakan selepas Hari rayo Gadang [4] dan Orang Taluak yang kabarnya akan mengadakan selepas Hari Raya Haji . [5] Kami tak pula begitu jelas pertimbangan dari kedua kampung tersebut. Mungkin engku dan

29. Tata Upacara Adat Minangkabau: Upacara Batagak Pangulu

UPACARA BATAGAK PANGULU Salah satu upacara atau alek ( ceremony ) adat Minangkabau yang paling sakral yang mendapatkan perhatian dan perlakukan khsus adalah Batagak Pangulu atau ada juga yang menyebutnya Batagak Gala .  Upacara ini merupakan peristiwa pentasbihan dan pengambilan atau pengucapan sumpah serta janji seorang Pangulu pada saat ia diangkat dan dinobatkan sebagai pemimpin kaum yang bergelar Datuak. Upacara adat ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah mengingatkan: Sesungguhnyan orang-orang yang menukar janji ( nya dengan Allah ) dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit maka mereka itu tidak mendapat bahagian dari ( pahala ) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kahirat dan tidak ( pula ) akan menyucikan mereka. Bagi mereka adalah azab yang pedih (QS:3:77). Pada bagian lain Allah juga mengingatkan: “ Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina ” (QS 6

Luak Gadang & Luak Kaciak

Luak , begitu sebagian orang Minang menyebutnya. Atau orang sekarang lebih mengenalnya dengan sebutan sumua atau sumur. Luak adalah sumber untuk mengambil air bagi sekalian orang, sebelum dikenalnya sistim penyaluran air oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sekarang. Pada masa sekarang, hampir sekalian rumah di Kamang memiliki luak namun tidak demikian pada masa dahulu. Dahulu luak hanya dimiliki oleh sebagian keluarga dan itupun tidak berada di dekat rumah melainkan agak jauh dari rumah. sehingga menyebabkan untuk mengambil air orang-orang harus berjalan agak jauh. [caption id="attachment_749" align="alignleft" width="300"] Luak Gadang[/caption] Adalah Kampuang Lubuak sebuah kampung di Jorong Nan Tujuah di Kamang. Kampung ini memiliki luak kampung yang bernama Luak Gadang dan Luak Kaciak. Kedua luak ini memiliki kegunaan (fungsi) yang berbeda. Luak Gadang berguna untuk mencuci dan mandi sedangkan Luak Kaciak berguna untuk mengambil air minum