[caption id="attachment_1495" align="alignleft" width="300"] Pilih yang jujur, bukan yang suka berpura-pura (sandiwara/acting)[/caption]
Kami mendapat kabar dari kampung bahwa salah seorang pengurus pada salah satu masjid di kampung kita mendapat tawaran untuk mengadakan berbuka bersama di masjid. Tawaran ini datang dari salah satu tim pemenangan capres-cawapres salah satu pasangan yang ada di kampung kita. Si engku pengurus yang mendapat tawaran bertanya “Ini tim sukses dari pasangan nomor itsnain kah..?”
Jawab si pembuat ulah “benar engku..”
“Maaf engku, tak dapat di masjid kita berlaku hal demikian. Masjid kita ini netral dalam pemilu..” jawab si engku pengurus.
Kemudian bertingkahlah si pembuat ulah ini “Ini uang sebesar @%juta engku! Masakan engku tolak..!?”
Astagfirullahhal’azim.. ucap engku pengurus dalam hati, kenapalah orang sekarang begitu tak berkeningnya, tak berakal agaknya orang ini. Sudah tahu ini bulan puasa, dan sudah pula tahu kalau nomor itsnain itu sangatlah bencinya kepada Islam, masih jua didukung. Ingatan kembali ke masa silam, dimana orang-orang komunis merajalela di Minangkabau ini selepas memerangi PRRI. Orang komunis tak hanya dari kalangan tentara Jawa saja melainkan orang Minang yang tergabung dalam Organisasi Pemuda Rakyat (OPR) sangat berperan dalam penindasan ini. Terutama para TUKANG TUNJUAK.
Akhirnya si engku pengurus memilih untuk menjawab “Kalau engku bersikeras, bercakaplah dengan Engku Imam esok hari..”
Sungguh tak tahu malu salah seorang orang kampung kita ini. Tiada lagi iman di dada, yang tampak di pelupuk matanya hanyalah uang dan kekuasaan. Sungguh kami sedih mendapat rupanya ada orang kampung kita yang tak berbanak serupa itu. Inilah akibatnya apabila agama sudah tak lagi menjadi panduan..
Tidak hanya pelanggaran serupa ini saja yang terjadi di kampong kita duhai engku dan encik sekalian. Semenjak masa tenang dimulai hari Ahad, berbagai jenis sms dari Tim Pemenangan No.Itsnain datang silig berganti kepada beberapa orang di kampung kita. Sungguh tak tahu malu, di bulan puasa saja mereka masih tetap berteguh hati dalam berbuat kecurangan. Apalagi di 11 bulan yang lain!? Masih patutkah no.Itsnain ini untuk kita pilih?
Semoga Allah Ta’ala melindungi negeri kita, negara kita, dan umat muslim kesemuanya. Amiin..
Kami mendapat kabar dari kampung bahwa salah seorang pengurus pada salah satu masjid di kampung kita mendapat tawaran untuk mengadakan berbuka bersama di masjid. Tawaran ini datang dari salah satu tim pemenangan capres-cawapres salah satu pasangan yang ada di kampung kita. Si engku pengurus yang mendapat tawaran bertanya “Ini tim sukses dari pasangan nomor itsnain kah..?”
Jawab si pembuat ulah “benar engku..”
“Maaf engku, tak dapat di masjid kita berlaku hal demikian. Masjid kita ini netral dalam pemilu..” jawab si engku pengurus.
Kemudian bertingkahlah si pembuat ulah ini “Ini uang sebesar @%juta engku! Masakan engku tolak..!?”
Astagfirullahhal’azim.. ucap engku pengurus dalam hati, kenapalah orang sekarang begitu tak berkeningnya, tak berakal agaknya orang ini. Sudah tahu ini bulan puasa, dan sudah pula tahu kalau nomor itsnain itu sangatlah bencinya kepada Islam, masih jua didukung. Ingatan kembali ke masa silam, dimana orang-orang komunis merajalela di Minangkabau ini selepas memerangi PRRI. Orang komunis tak hanya dari kalangan tentara Jawa saja melainkan orang Minang yang tergabung dalam Organisasi Pemuda Rakyat (OPR) sangat berperan dalam penindasan ini. Terutama para TUKANG TUNJUAK.
Akhirnya si engku pengurus memilih untuk menjawab “Kalau engku bersikeras, bercakaplah dengan Engku Imam esok hari..”
Sungguh tak tahu malu salah seorang orang kampung kita ini. Tiada lagi iman di dada, yang tampak di pelupuk matanya hanyalah uang dan kekuasaan. Sungguh kami sedih mendapat rupanya ada orang kampung kita yang tak berbanak serupa itu. Inilah akibatnya apabila agama sudah tak lagi menjadi panduan..
Tidak hanya pelanggaran serupa ini saja yang terjadi di kampong kita duhai engku dan encik sekalian. Semenjak masa tenang dimulai hari Ahad, berbagai jenis sms dari Tim Pemenangan No.Itsnain datang silig berganti kepada beberapa orang di kampung kita. Sungguh tak tahu malu, di bulan puasa saja mereka masih tetap berteguh hati dalam berbuat kecurangan. Apalagi di 11 bulan yang lain!? Masih patutkah no.Itsnain ini untuk kita pilih?
Semoga Allah Ta’ala melindungi negeri kita, negara kita, dan umat muslim kesemuanya. Amiin..
Komentar
Posting Komentar